tag:blogger.com,1999:blog-3638894419331421122024-02-19T22:29:55.342+07:00SABANA SANDLEWOODAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.comBlogger20125tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-75284355101696013872013-04-20T02:33:00.004+07:002013-04-20T02:34:13.953+07:00Marapu dan Budaya Masyarakat Sumba<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Marapu dan Budaya Masyarakat Sumba</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><a href="http://fredyguty.files.wordpress.com/2010/07/tugu-marapu.jpg"><span lang="EN-US" style="color: windowtext; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75"
coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe"
filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_9" o:spid="_x0000_i1027" type="#_x0000_t75"
alt="http://fredyguty.files.wordpress.com/2010/07/images-e1280440984137.jpg?w=600"
href="http://fredyguty.files.wordpress.com/2010/07/tugu-marapu.jpg" style='width:88.5pt;
height:183.75pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square' o:button="t">
<v:imagedata src="file:///C:\Users\asus\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg"
o:title="images-e1280440984137"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--></span></a></span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><img src="http://fredyguty.files.wordpress.com/2010/07/images-e1280440984137.jpg?w=600" /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Pulau Sumba sejak dahulu telah dikenal dengan
nama Pulau Cendana. Pulau ini disebut demikian karena ia merupakan
penghasil kayu cendana terbesar, namun jenis kayu tersebut telah punah
karena pembabatan besar-besaran pada masa lampau. Kayu inilah yang menarik perhatian
para pedagang Cina, Arab, Portugis, Inggris, dan Belanda untuk datang ke pulau
ini. Karena hasil alam ini juga para pendatang memberi julukan kepada pulau
Sumba dengan sebutan Sandlewood.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Sumba berasal dari kata Humba atau Hubba yang
berarti asli. Penduduk pulau Sumba biasa menyebut pulau mereka dengan nama
Tana Humba yang berarti tanah asli, dan mereka menyebut dirinya sebagai
Tau Humba atau orang-orang asli. Penduduk pulau Sumba sendiri sebenarnya
bukan penduduk asli, tetapi pendatang dari berbagai daerah seperti Sawu, Bima,
Ende, Makasar, Bugis, Selayar, Buton, dan yang paling utama dikatakan dalam
beberapa cerita, nenek moyang orang Sumba berasal dari Malaka Tana Bara atau
dari Semenanjung Malaka.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Menurut letak geografisnya pulau Sumba adalah
satu dari beberapa pulau besar yang ada di Nusa Tenggara Timur, yang memiliki
empat kabupaten yaitu, Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat
Daya. Dua kabupaten yang disebutkan terakhir adalah dua Kabupaten yang baru
dimekarkan dari Kabupaten Sumba Barat. Tetapi pemekaran Kabupaten tersebut
tidak merubah sistem kebudayaan Sumba yang telah turun-temurun merupakan satu
sistem kebudayaan yang tidak terpisahkan. Perubahan struktur pemerintahan yang
terjadi di Sumba tidak dapat mengubah struktur kehidupan sosial yang kolektif,
atau yang telah ada sebelumnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><img src="http://fredyguty.files.wordpress.com/2010/07/kampung-e1280443581414.jpg?w=300&h=172" /></span></div>
<div class="MsoNormal">
Di tempat yang baru
itu, mereka menyebar keseluruh penjuru Sumba dan membuat pemukiman yang disebut
Paraingu atau kampung. Setiap paraingu mempunyai seorang kepala paraingu atau
kepala kampung (Raja) yang bertugas sebagai pemimpin dan yang mengkoordinir
segala kegiatan di dalam paraingu tersebut. Paraingu didirikan diatas bukit dan
dikelilingi oleh pagar batu yang tinggi dan tanaman berduri. Hal ini
dimaksudkan agar melindungi diri dari serangan musuh yang terjadi (perang
antar-paraingu). Pada umumnya paraingu terdiri dari beberapa rumah, yang
mempunyai sebuah Uma Bokulu atau Uma Bakul (rumah besar). Di dalam paraingu
inilah orang Sumba menetap dan melakukan kegiatan sosial, ekonomi, politik,
keagamaan dan kebudayaan. Sedangkan Uma Bakul merupakan tempat persekutuan,
tempat pertemuan, dan tempat mengadakan ritual-ritual keagamaan.</div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Pada jaman dulu orang Sumba sering
melaksanakan ritual-ritual keagamaan yang disebut Hamayang (ritual doa,
sembahyang). Ritual-ritual tersebut ditujukan kepada roh-roh nenek moyang,
karena orang Sumba percaya bahwa roh-roh nenek moyang tersebut adalah pemelihara
orang-orang yang masih hidup di dunia. Kepercayaan terhadap roh-roh nenek
moyang bagi orang Sumba disebut Marapu. Pada jaman dulu, bahkan setelah
penjajahan Belanda dan Jepang orang mengidentifikasikan dirinya sebagai orang
Marapu. Sehingga seluruh bidang kehidupan orang Sumba dikaitkan dengan Marapu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Marapu Sebagai Sistem Kepercayaan<br />
Marapu berasal dari dua kata yaitu ma berarti ‘Yang’ dan rapu artinya
‘dihormati’, ‘disembah’, dan ‘didewakan’. Ada juga mengatakan Marapu terdiri
dari kata mera artinya ‘serupa’ dan appu artinya ‘nenek moyang’. Sehingga
banyak yang mengartikan Marapu adalah roh-roh leluhur atau nenek moyang.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Kehadiran Marapu diwujudkan dalam berbagai
bentuk benda, seperti tombak, emas, gading, gong, manik-manik dan lain sebagainya.
Di samping para leluhur dijadikan objek penyembahan, ada kampong-kampung
tertentu yang menyembah binatang-binatang tertentu, dan yang pada dasarnya
mewujudkan Marapu. Binatang-binatang tersebut seperti ular, buaya, anjing, dan
lain sebagainya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Marapu dipandang sebagai perantara antara Sang
Pencipta dan manusia. Sang Marapu inilah yang menyampaikan permohonan kepada
Sang Pencipta dan Sang Pencipta menjawabnya melalui Marapu (dalam konsep modern
disebut animisme). Bagi masyarakat Sumba, Marapu menjadi falsafah hidup bagi
berbagai ungkapan budaya Sumba. Mulai dari upacara-upacara adat, rumah-rumah
ibadat (umaratu), rumah-rumah adat dan tata cara rancang bangunannya, sampai
kepada seluruh aspek kehidupan dan kegiatan orang Sumba.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Marapu merupakan tata nilai mendasar yang
dipegang dan dianut oleh masyarakat Sumba. Tidak berbeda dengan sistem
kepercayaan umumnya Marapu mempunyai dua peranan penting dalam kehidupan
masyarakat Sumba.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Pertama, Marapu berperan sebagai pedoman
hidup, tingkah dan laku masyarakat Sumba. Marapu sendiri mempunyai
aturan-aturan atau hukum. Aturan-aturan tersebut dapat didefinisikan sebagai
”pedoman untuk berprilaku menurut tata-cara Marapu”. Aturan-aturan itu tidak
hanya bertalian dengan akal budi dan pengertian manusia saja, melainkan dengan
seluruh pola kehidupannya. Sebagai sistem kepercayaan yang mempunyai
aturan-aturan, sampai dengan saat ini masih dapat diterima karena keseluruhan
tata nilai diarahkan pada kebaikan kehidupan manusia.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Kedua, Marapu berperan sebagai ‘penolong’.
Artinya ketika manusia (masyarakat Sumba) mampu untuk menjalankan aturan-aturan
dalam Marapu maka ia akan selamat. Selamat dimaksudkan dengan (1). Berhasil
dalam segala usahanya didunia, pertanian, peternakan dll. (2). Akan
dilindungi oleh Sang Pencipta melalui roh nenek moyang dalam segala
malapetaka. (3) ketika meniggal setelah rohnya melayang-layang diangkasa
rohnya akan masuk pada langit kedelapan (Surga).<span lang="EN-US" style="color: windowtext; mso-ansi-language: EN-US; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_11"
o:spid="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" alt="http://fredyguty.files.wordpress.com/2010/07/upacara2.jpg?w=300&h=225"
href="http://fredyguty.files.wordpress.com/2010/07/upacara-pemakaman.jpg"
style='width:225pt;height:168.75pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'
o:button="t">
<v:imagedata src="file:///C:\Users\asus\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg"
o:title="upacara2"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--></span></span><img src="http://fredyguty.files.wordpress.com/2010/07/upacara2.jpg?w=300&h=225" /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Untuk lebih jelasnya orang Sumba memandang
alam semesta dalam gambaran ‘walu danu awangu, pucu danu lauri’ (delapan
lapis langit dan tujuh lapis bumi. Lapisan-lapisan bumi dihuni oleh roh
jahat, susunannya dari terjahat (lapisan I) hingga terbaik, yaitu hunian
manusia (lapisan 7). Sedangkan lapisan langit dihuni oleh roh baik dari
susunan roh kurang baik (lapisan 1) hingga roh paling baik yaitu surga
(lapisan 8).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Pemahaman ini sangat mempengaruhi pola-pola
tindakan masyarakat Sumba akhirnya. Salah satu contohnya adalah upacara
kematian. Upacara kematian dirayakan dengan menyembelih korban seperti kerbau,
kuda, sapi, babi dll, kemudian dimakamkan sebagai jamuan upacara kematian.
Mayat dikubur dengan pakaian lengkap, dengan tumpukan kain sarung serta
perhiasan sperti, mas maupun perak. Hal ini dilakukan oleh masyarakat Sumba
dengan harapan bahwa korban yang berupa, kain sarung, serta perhiasan,
merupakan bekal bagi roh yang meninggal dalam perjalanan dari langit lapisan
pertama hinggan langit lapisan kedelapan (Surga).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-27075460836529991182013-04-20T02:22:00.002+07:002013-04-20T02:34:13.949+07:00Mengenal Jenis-jenis Kopi Di Indonesia<br />
<div class="titledetail" style="background-color: white; border: 0px none; color: #333333; font-family: arial, 'Trebuchet MS'; line-height: 20px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<h1 style="border: 0px none; color: #501b4b; font-size: 20px; line-height: 1.5em; margin: 0px 0px 5px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mengenal Jenis-jenis Kopi Di Indonesia</h1>
</div>
<div style="background-color: white; border: 0px none; color: #333333; font-family: arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="background-color: white; border: 0px none; color: #333333; font-family: arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Setelah mengetahui <a href="http://www.catatanistri.com/kesehatan/kopi-dan-manfaatnya-untuk-tubuh.html" style="border: 0px none; color: #501b4b; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Kafein Pada Kopi Dan Manfaatnya Untuk Tubuh">manfaat dari meminum kopi</a> tidak ada salahnya kita mengetahui sedikit tentang jenis-jenis kopi. Banyak jenis kopi yang sudah beredar di masyarakat, tetapi yang paling terkenal adalah jenis kopi arabika dan kopi robusta.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px none; color: #333333; font-family: arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kopi Arabika</strong><br style="border: 0px none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" />adalah kopi tradisional, dan dianggap paling enak rasanya. Kopi yang berasal dari Etiopia ini sekarang sudah dibudidayakan di Indonesia.<br style="border: 0px none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" />Dengan ciri-ciri memiliki variasi rasa yang lebih beragam, dari rasa manis dan lembut atau halus hingga rasa kuat dan tajam.<br style="border: 0px none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" />kopi Arabika juga memiliki aroma sedap yang sekilas mirip percampuran bunga dan buah. Kopi Arabika memiliki bodi atau rasa kental saat disesap di mulut. Kopi ini juga terkenal rasanya yang pahit.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px none; color: #333333; font-family: arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pohon Kopi Arabika secara umum hidup di daerah yang sejuk dan dingin dengan ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut. Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26 oC. Butuh waktu 9 bulan untuk proses dari berbunga hingga menjadi buah. Jumlah biji kopi yang dihasilkan lebih rendah. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px none; color: #333333; font-family: arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kopi Robusta</strong><br style="border: 0px none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" />Kopi Robusta lebih murah dari pada kopi Arabika. Rasa kopi robusta kurang enak dan lebih banyak caffein dari pada Arabika.Kopi Robusta pertama kalinya ditemukan di Kongo dan saat ini sudah banyak dikembangkan di Asia Tenggara, Afrika Barat, Afrika Tengah, dan Amerika Selatan. Pengolahan Kopi Robusta lebih mudah dibanding Kopi Arabika.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px none; color: #333333; font-family: arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kopi Robusta memiliki rasa yang lebih seperti cokelat, lebih pahit, dan sedikit asam. Bau yang dihasilkan khas dan manis. Warna kopi jenis ini bervariasi sesuai dengan cara pengolahannya. Memiliki tekstur kopi yang lebih kasar dari kopi arabika.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px none; color: #333333; font-family: arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 12px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 10px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pohon Kopi Robusta tumbuh di daratan rendah dan dapat ditumbuh pada ketinggian 800 m di atas permukaan laut. Pohon kopi robusta lebih rentan diserang hama dan penyakit. Berbuah di suhu udara yang lebih hangat. Pohon kopi ini memerlukan waktu 10 sampai 11 bulan untuk proses pembuahan dari bunga hingga menjadi buah. Jumlah biji kopi yang dihasilkan lebih tinggi dari kopi Arabika</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-36811335356712078442013-04-20T02:20:00.002+07:002013-04-20T02:34:13.951+07:00Jenis Kopi yang Paling Digemari<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="font-size: 26.0pt; line-height: 115%;">Jenis
Kopi yang Paling Digemari<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Sebagai salah satu negara penghasil kopi
terbesar di dunia, tak heran bila kopi di sini sangat beragam mudah didapat dan
banyak penggemarnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki kopi tersendiri
dengan karakteristiknya yang unik.Minum kopi sebenarnya telah lama menjadi
tradisi turun menurun di Indonesia yang belakangan ini menjadi gaya hidup kaum
urban dengan munculnya banyak kedai kopi modern. Tempat pecinta kopi berkumpul
untuk sekadar menikmati kopi atau hangout bersama teman. Sejak
dulu kopi sudah menjadi minuman khas bagi masyarakat Indonesia.
Lalu dengan beragam tekstur dan citarasa kopi yang
tersedia, sebenarnya jenis kopi seperti apa yang paling
digemari oleh masyarakat Indonesia itu sendiri?</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">Sebelumnya kita perlu
mengetahui kopi memiliki dua jenis, yaitu arabika dan robusta.
Menurut Chef dan Barista Ron Prasanto bahwa karakteristik kedua jenis kopi ini
sangat berbeda, arabica lebih membutuhkan banyak tahapan dan harganya pun lebih
mahal, sedangkan robusta prosesnya lebih sederhana, murah dan gampang
ditemukan.Perbedaan karakteristik kopi arabika dan robusta terletak pada rasa
dan teksturnya. Arabika memiliki karakter rasa asam yang tidak
dimiliki oleh kopi robusta. Selain itu kopi arabika juga memiliki tekstur yang
lebih kental dan halus. Sedangkan kopi robusta memiliki rasa yang mirip dengan
cokelat, aroma yang dihasilkan khas serta memiliki tekstur yang
kasar."Biasanya para ahli kopi atau barista itu menyebut arabika itu
perempuan dan robusta itu laki-laki. Sebab kopi jenis arabika lebih
butuh ketelatenan dalam proses pembuatannya," urai Ron Prasanto.Lebih
lanjut Ron Prasanto mengungkapkan dalam bincang-bincang mengenai kopi di acara
launching Philips Saeco, bahwa orang Indonesia lebih gemar dengan kopi yang
memiliki rasa pahit ketimbang asam."Kebanyakan orang Indonesia memiliki
pandangan bahwa kopi itu pahit, maka kebanyakan dari orang Indonesia lebih
suka robusta dari pada arabika."</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-49304791384033223362013-04-20T02:16:00.004+07:002013-04-20T02:34:13.952+07:00Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata Linn)<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Klasifikasi
Dan Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata Linn)</span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"> </span><img height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWtKFJKzQ5KRk4SM8eY-J8SYmALJQwKjQn5ckXPchGOgd490ELx2vwygi1X7gsXPo8KHJILjPCuYpdybyMzVaHQPUUSRf849BHix1eGa94eeMkDCR2Djj3Bc6XPZ1nL3cMx_bpKmWQ4Xc/s320/Klasifikasi+Dan+Morfologi++Tanaman+Sirsak+(Annona+muricata+Linn).jpg" width="320" /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Saat ini di Indonesia dikenal dua kultivar
sirsak yang berbeda rasanya, yaitu sirsak yang rasanya manis asam dan banyak
bijinya, jenis ini tersebar luas dalam jumlah besar. Kedua adalah<a href="http://om-tani.blogspot.com/"> sirsak</a>yang rasanya manis, lengket
di lidah dan bijinya sedikit, jenis ini dikenal dengan sebutan sirsak ratu
karena ditemukan di Pelabuhan ratu dan baru dikembangkan dalam jumlah kecil di
daerah Sukabumi dan sekitarnya. Buah sirsak termasuk buah semu, daging buah
lunak atau lembek, berwarna putih, berserat, berbiji hitam pipih. Kulitnya
berduri, tangkai buah menguning, aromanya harum, dan rasanya manis agak asam.<a href="http://om-tani.blogspot.com/">Buah </a>sirsak yang normal dan sudah
cukup tua / matang mempunyai berat ± 500 gr, warna kulit agak terang, hijau
agak kekuningan dan mengkilap. Bentuk buah bagian ujung agak membulat dengan
diameter ± 5 cm, diameter bagian tengah ± 7 cm, serta panjang buah ± 17 cm.
Kerapatan duri maksimal 2- 3 buah per 4 cm (diukur pada bagian <a href="http://om-tani.blogspot.com/">buah</a> yang durinya paling jarang),
kekerasan daging buah empuk merata, rasa manis atau manis asam segar dan
beraroma khas.</span></div>
<div class="MsoNormal">
Sirsak (Annona muricata Linn) berasal dari
Amerika Selatan. Tanaman sirsak dalam sistematika tumbuhan (taksonomi)
diklasifikasikan sebagai berikut :</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Kingdom : Plantae</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Divisio : Spermatophyta</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Sub Divisio : Angiospermae</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Class : Dicotyledonae</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Ordo : Polycarpiceae</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Famili : Annonaceae</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Genus : Annona</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Species : Annona muricata Linn</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Berbagai manfaat sirsak untuk terapi antara
lain pengobatan batu empedu, antisembelit, asam urat dan meningkatkan nafsu
makan. Dengan mengkonsumsi buah <a href="http://om-tani.blogspot.com/">sirsak</a> dapat
meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan (sebagai obat
agar awet muda). Selain itu, kandungan seratnya juga berfungsi untuk
memperlancar pencernaan, terutama untuk pengobatan sembelit. Sari <a href="http://om-tani.blogspot.com/search/label/Tanaman%20Obat-obatan">buah </a>sirsak
di dalam sistem pencernaan akan meningkatkan rangsangan nafsu makan. Kegunaan
lain dari sari buah ini adalah untuk pengobatan pinggang pegal dan nyeri,
penyakit kandung air seni dan wasir (ambeien).</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun sirsak juga sering digunakan sebagai
bahan <a href="http://om-tani.blogspot.com/search/label/Tanaman%20Obat-obatan">obat</a> tradisional,
antara lain untuk pengobatan sakit pinggang. Caranya : 20 lembar daun sirsak
direbus dalam 5 gelas air. Didihkan hingga airnya tinggal 3 gelas. Setelah
cukup dingin, diminum 1 kali sehari sebanyak ¾ gelas. Sedangkan daun yang masih
muda dapat dipakai untuk mengobati bisul. Caranya : siapkan daun sirsak muda
secukupnya, kemudian tumbuk halus dan tambah air sedikit sambil diaduk merata.
Tempelkan bahan tersebut pada bisul.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-22325681428059199442013-04-20T02:10:00.004+07:002013-04-20T02:11:49.188+07:00MACAM – MACAM PESTISIDA NABATI/ALAMI DAN CARA PEMBUATANNYA<br />
<div class="MsoNormal">
MACAM – MACAM PESTISIDA NABATI/ALAMI DAN CARA PEMBUATANNYA</div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Seperti yang sudah pernah saya ulas dalam
web-blog saya yang lalu tentang pestisida Nabati/alami, disini saya akan
menambahkan tentang macam-macam pestisida nabati/alami yang dapat dipilih dan
dipakai oleh para petani/pehobis untuk menanggulangi pengendalian hama penyakit
tanamannya. Disini tergantung dengan sumber bahan dasar yang ada di
wilayah masing-masing sehingga akan lebih mudah dan biaya pembuatannya pun
semakin murah.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Macam – macam Pestisida Nabati/Alami</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">1. Pestisida Nabati “Daun Pepaya”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun pepaya mengandung bahan aktif
“Papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap”.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatannya:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- 1 kg daun pepaya segar di rajang</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Hasil rajangan di rendam dalam 10
liter air, 2 sendok makan minyak
tanah, 30 gr detergen, diamkan semalam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Saring larutan hasil perendaman dengan kain
halus.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Semprotkan larutan hasil saringan ke
tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">2. Pestisida Nabati “Biji Jarak”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Biji Jarak mengandung “Reisin dan Alkaloit”
, efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap (dalam bentuk
larutan ), Juga efektif untuk mengendalikan nematoda/cacing (dalam bentuk
serbuk).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatannya:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk 1 biji jarak dan panaskan selama 10
menit dalam air 2 liter, tambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gr
deterjen lalu diaduk.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Saring larutan hasil perendaman, tambahkan
air kembali 10 liter.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Siap dipergunakan dengan cara di semprot kan
ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">3. Pestisida Nabati ” Daun Sirsak “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun sirsak mengandung bahan aktif
“Annonain dan Resin “. Efektif untuk mengendalikan hama ” Trip “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan :</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus 50 – 100 lembar daun sirsak.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Rendam dalam 5 liter air, + 15 gr detergen,
aduk rata dan diamkan semalam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Saring dengan kain halus</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Dicairkan kembali 1 liter larutan pestisida
dengan 10 – 15 liter air</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Siap disemprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">4. Pestisida Nabati ” Daun Sirsak
dan Jeringau “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Rimpang jeringau mengandung ” Arosone,
Kalomenol, Kalomen, Kalomeone, Metil eugenol, Eugenol “.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Efektif untuk mengendalikan ” hama wereng
coklat “.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus segenggam daun sirsak ,
segenggam rimpang jeringau, 20 siung bawang putih.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Rendam dalam air sebanyak 20 liter, di + 20
gr sabun colek, aduk rata dan di biarkan semalam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Saring dengan kain halus.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Encer kan 1liter pestisida dengan 50 -60
liter air</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- siap di semprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">5. Pestisida Nabati ” Pacar Cina “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Pacar Cina mengandung minyak atsiri, alkaloid,
saponin, flavonoin, dan tanin. Efektif untuk mengendalikan ” Hama
ulat “.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk 50 -100 gr ranting atau kulit batang
pacar cina, tambah 1 liter air, tambah 1 gr detergen kemudian direbus
selama 45-75 menit dan diaduk agar menjadi larutan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- saring dengan kain halus.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- siap disemprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">6. Pestisida Nabati ” Rendaman Daun
Tembakau “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun tembakau mengandung nikotin.
Efektif untuk mengendalikan hama penghisap.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan :</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Rajang 250 gr ( sekitar 4 daun ) tembakau
dan direndam dalam 8 liter air selama semalam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tambahkan 2 sendok detergen, aduk merata
kemudian disaring.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Siap disemprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">7. Pestisida Nabati ” Daun Sirih Hutan “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun sirih hutan mengandung ” fenol dan
kavokol “. Efektif untuk hama penghisap.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus 1 kg daun sirih hutan segar, 3
siung bawang merah, 5 batang serai.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tambahkan air 8 – 10 liter air, 50 gr
deterjen dan diaduk rata.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Saring dengan kain halus</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Siap disemprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">8. Pestisida Nabati ” Umbi Gadung “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Umbi gadung mengandung diosgenin, steroid
saponin, alkohol dan fenol. Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama
penghisap.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan :</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus 500 gr umbi gadung dan peras
dengan batuan katong kain halus.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tambahkan 10 liter air , aduk rata dan siap
di semprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">9. Pestisida Nabati ” Daun Mimba “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun mimba mengandung Azadirachtin,
salanin, nimbinen dan meliantriol. Efektif mengendalikan ulat, hama
penghisap, jamur, bakteri, nematoda dll.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara pembuatan</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">a. Dengan ” Biji Mimba “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus 200 -300 gr biji mimba</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- rendam dalam 10 liter air semalam</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Aduk rata dan saring, siap disemprotkan
ketanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">b. Dengan ” Daun Mimba “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus 1 kg daun mimba kering bisa
juga dengan daun segar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Rendam dalam 10 liter air semalam, aduk rata
, saring dan siap untuk disemprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">c. Untuk mengendalikan ” nematoda puru akar ”
pada tanaman tembakau lakukan 15 -30 gr daun mimba kering atau 5 -10 gr biji
mimba ditumbuk halus, kemudian diberikan untuk setiap lubang tanaman tembakau.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">d. Untuk mengendalikan ” Jamur Fusarium dan
Sclerotium “. sebanyak 2 -6 gr biji mimba ditumbuk lalu rendam selama 3 hari
dengan air 1 liter. Lalu disaring dan siap di semprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">10. Pestisida Nabati ” Srikaya dan Nona
Seberang “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Srikaya dan nona seberang mengandung annonain
dan resin. Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk hingga halus 15 -25 gr biji
srikaya/nona seberang</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Rendam dalam 1 liter air, 1gr deterjen ,
aduk rata dan biarkan 1 malam, kemudian saring dan siap disemprotkan ketanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">11. Pestisida Nabati “ Daun Gamal
“</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun gamal mengandung Tanin. Efektif
untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap. Daun gamal bila ditambah dengan
minyak tanah dan detergen akan dapat dipakai sebagai insektisida.
Penggunaan nya harus hati2 karena dengan adanya minyak tanah mengakibatkan
tanaman terbakar dan bau bila mendekati panen.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">12. Pestisida Nabati ” Daun Mimba
dan Umbi Gadung “.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama
penghisap.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus 1kg daun mimba dan 2 buah umbi
gadung racun, ditambah 20 liter air, 10 gr detergen dan aduk rata kemudian
diamkan semalam, saring dan siap untuk di semprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">13. Pestisida Nabati “Serbuk Bunga
Piretrum “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Serbuk bunga piretrum mengandung bahan
“Piretrin “. Efektif untuk mengendalikan ulat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Rendan serbuk bunga piretrum sebanyak 25 gr
dalam 10 liter air</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- tambah 10 gr detergen, aduk rata dan biarkan
semalam kemudian disaring dan siap disemprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Nah selamat mencoba …… !!! semoga
bermanfaat …….!!!</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-83654516095058828052013-04-20T02:09:00.000+07:002013-04-20T02:11:49.195+07:00MACAM – MACAM PESTISIDA NABATI/ALAMI DAN CARA PEMBUATANNYA<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">INSEKTISIDA ALAMI ATAU PESTISIDA NABATI</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Seperti halnya dengan manusia, tanaman juga
akan mengalami sakit atau terserang hama maupun penyakit, bila kondisi fisiknya
tidak baik. Dikarenakan adanya perubahan iklim /cuaca atau memang sejak awal
menggunakan benih /bibit yang tidak baik jadi mudah terserang , bisa juga dari
kondisi tanahnya, dan lain-lain.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Banyak kendala-kendala yang mempengaruhinya.
Untuk mengatasinya tentu saja dapat menggunakan obat-obatan yang pilihannya
banyak di pasaran. Tergantung dari tanamannya menderita apa dan kejelian serta
kecerdasan kita untuk dapat memulihkan tanaman agar dapat sehat kembali.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Bila kita menghendaki hidup sehat dan ramah
lingkungan ada pilihan atau opsi yang ditawarkan yaitu menggunakan “BAHAN-BAHAN
ALAMI” untuk mengusir atau menghalau musuh-musuh alami yang menyerang tanaman ,
tanpa harus mematikannya, sehingga siklus EKOSISTEM masih tetap terjaga. Adapun
bahan-bahan INSEKTISIDA ALAMI itu adalah sebagai berikut: Tembakau, Kenikir,
Pandan, Kemangi, Cabe Rawit, Kunyit , Bawang Putih, Gadung , Sereh dan masih
banyak lagi yang dapat di pakai sebagai bahan-bahan pembuat insektisida alami .
Bila melihat bahan-bahan tersebut , semua ada di lingkungan kita, mudah di
dapat dan murah, yang pasti juga aman karena tidak beracun.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Berikut “ RESEP “ pembuatan
Insektisida Alami untuk menghilangkan hama kutu dan ulat pada tanaman.:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Bahan:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Tembakau 100gr </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Kenikir 100gr</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Pandan 100gr</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Kemangi 100gr</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cabe rawit 100gr</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Kunyit 100 gr</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Bawang Putih 100gr</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Aquadestilata 1 lt</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Decomposer BSA (mikro organisme pengurai) 1-2
cc</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Gula pasir 2 sendok makan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan :</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Semua bahan di blender dan di tambah 1lt air
suling</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Masukkan ke dalam botol yang steril</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Tambahkan gula pasir 2 sdm</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Tambahkan Decomposer BSA 1-2 cc</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Tutup dan biarkan 1 minggu supaya terjadi
fermentasi</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Kemudian di saring.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Siap dipergunakan</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Pengaplikasian /dosis pemakaian:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">60 cc untuk 1 lt air</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada
daun dan batangnya</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">1 minggu 1 kali</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Pencairan 1lt harus habis 1kali pemakaian.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Untuk tanaman padi, hama yang terkenal
menyerang tanaman padi adalah HAMAKRESEK, HAMA PENGGEREK BATANG, HAMA
WERENG. Masyarakat Paguyuban Petani Organik Purwakarta untuk mengatasi ini
mereka membuat bakteri CORYNE BACTERIUM dengan cara merebus AIR
KENTANG sebanyak 20 liter ditambah GULA dan DECOMPOSER BSA. Bakteri “
Coryne bacterium” dapat melawan“Xanthomonas campestris pv oryzae “ (bakteri
penyebab penyakit kresek). Bakteri Coryne ini mempunyai sifat “Pathogen”,
dapat menekan serangan , dan mengurangi kerusakan lebih dari 80%. Untuk
menumpas hama penggerek batang yang diperlukan adalah bakteri Tryclogramma
spp(agen hayati parasitoid). Dan untuk jamur tumbuhan di pakai bakteri Trychoderma
sp. Sedangkan untuk menekan populasi hama wereng batang coklat laba-laba dan
kumbang dibiarkan hidup untuk menjaga keseimbangan ekosistem.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Nah, itu tadi contoh Masyarakat Paguyuban
Petani Organik Purwakarta dalam menangani masalah hama dan penyakit tanaman
pada tanaman padi dengan menggunakan insektida alami ataupun pestisida nabati.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Mereka memperoleh keuntungan dari musim tanam
ke musim tanam berikutnya :</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Produksi padi yang terus meningkat bisa
mencapai 7-8 ton /ha</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Ongkos produksi yang menurun sekitar
Rp1juta-Rp 2 juta/ha dibandingkan dengan pertanian anorganik yang mencapai Rp 3
juta – Rp 4 juta/ha.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Dapat tetap menjaga kualitas tanah , air dan
lingkungan, karena mereka dapat menggantikan pupuk kimia dengan organik sebagai
contoh: Urea, SP 36 dan NPK dapat diganti dengan jerami, pohon pisang , serbuk
gergaji, sekam dan kotoran hewan. Untuk dosisnya tergantung dari kondisi
tanahnya karena di dalamnya sudah ada kandungan Na, K, P dan S.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Tahan terhadap hama dan penyakit</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Macam – macam Pestisida Nabati/Alami</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">1. Pestisida Nabati “Daun Pepaya”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun pepaya mengandung bahan aktif
“Papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap”.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatannya:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- 1 kg daun pepaya segar di rajang</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Hasil rajangan di rendam dalam 10
liter air, 2 sendok makan minyak
tanah, 30 gr detergen, diamkan semalam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Saring larutan hasil perendaman dengan kain
halus.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Semprotkan larutan hasil saringan ke
tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">2. Pestisida Nabati “Biji Jarak”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Biji Jarak mengandung “Reisin dan Alkaloit”
, efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap (dalam bentuk
larutan ), Juga efektif untuk mengendalikan nematoda/cacing (dalam bentuk
serbuk).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatannya:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk 1 biji jarak dan panaskan selama 10
menit dalam air 2 liter, tambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gr
deterjen lalu diaduk.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Saring larutan hasil perendaman, tambahkan
air kembali 10 liter.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Siap dipergunakan dengan cara di semprot kan
ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">3. Pestisida Nabati ” Daun Sirsak “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun sirsak mengandung bahan aktif
“Annonain dan Resin “. Efektif untuk mengendalikan hama ” Trip “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan :</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus 50 – 100 lembar daun sirsak.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Rendam dalam 5 liter air, + 15 gr detergen,
aduk rata dan diamkan semalam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Saring dengan kain halus</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Dicairkan kembali 1 liter larutan pestisida
dengan 10 – 15 liter air</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Siap disemprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">4. Pestisida Nabati ” Daun Sirsak
dan Jeringau “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Rimpang jeringau mengandung ” Arosone,
Kalomenol, Kalomen, Kalomeone, Metil eugenol, Eugenol “.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Efektif untuk mengendalikan ” hama wereng
coklat “.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus segenggam daun sirsak ,
segenggam rimpang jeringau, 20 siung bawang putih.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Rendam dalam air sebanyak 20 liter, di + 20
gr sabun colek, aduk rata dan di biarkan semalam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Saring dengan kain halus.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Encer kan 1liter pestisida dengan 50 -60
liter air</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- siap di semprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">5. Pestisida Nabati ” Pacar Cina “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Pacar Cina mengandung minyak atsiri, alkaloid,
saponin, flavonoin, dan tanin. Efektif untuk mengendalikan ” Hama
ulat “.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk 50 -100 gr ranting atau kulit batang
pacar cina, tambah 1 liter air, tambah 1 gr detergen kemudian direbus
selama 45-75 menit dan diaduk agar menjadi larutan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- saring dengan kain halus.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- siap disemprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">6. Pestisida Nabati ” Rendaman Daun
Tembakau “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun tembakau mengandung nikotin.
Efektif untuk mengendalikan hama penghisap.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan :</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Rajang 250 gr ( sekitar 4 daun ) tembakau
dan direndam dalam 8 liter air selama semalam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tambahkan 2 sendok detergen, aduk merata
kemudian disaring.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Siap disemprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">7. Pestisida Nabati ” Daun Sirih Hutan “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun sirih hutan mengandung ” fenol dan
kavokol “. Efektif untuk hama penghisap.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus 1 kg daun sirih hutan segar, 3
siung bawang merah, 5 batang serai.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tambahkan air 8 – 10 liter air, 50 gr
deterjen dan diaduk rata.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Saring dengan kain halus</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Siap disemprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">8. Pestisida Nabati ” Umbi Gadung “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Umbi gadung mengandung diosgenin, steroid
saponin, alkohol dan fenol. Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama
penghisap.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan :</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus 500 gr umbi gadung dan peras
dengan batuan katong kain halus.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tambahkan 10 liter air , aduk rata dan siap
di semprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">9. Pestisida Nabati ” Daun Mimba “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun mimba mengandung Azadirachtin,
salanin, nimbinen dan meliantriol. Efektif mengendalikan ulat, hama
penghisap, jamur, bakteri, nematoda dll.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara pembuatan</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">a. Dengan ” Biji Mimba “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus 200 -300 gr biji mimba</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- rendam dalam 10 liter air semalam</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Aduk rata dan saring, siap disemprotkan
ketanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">b. Dengan ” Daun Mimba “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus 1 kg daun mimba kering bisa
juga dengan daun segar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Rendam dalam 10 liter air semalam, aduk rata
, saring dan siap untuk disemprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">c. Untuk mengendalikan ” nematoda puru akar ”
pada tanaman tembakau lakukan 15 -30 gr daun mimba kering atau 5 -10 gr biji
mimba ditumbuk halus, kemudian diberikan untuk setiap lubang tanaman tembakau.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">d. Untuk mengendalikan ” Jamur Fusarium dan
Sclerotium “. sebanyak 2 -6 gr biji mimba ditumbuk lalu rendam selama 3 hari
dengan air 1 liter. Lalu disaring dan siap di semprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">10. Pestisida Nabati ” Srikaya dan Nona
Seberang “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Srikaya dan nona seberang mengandung annonain
dan resin. Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk hingga halus 15 -25 gr biji
srikaya/nona seberang</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Rendam dalam 1 liter air, 1gr deterjen ,
aduk rata dan biarkan 1 malam, kemudian saring dan siap disemprotkan ketanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">11. Pestisida Nabati “ Daun Gamal
“</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daun gamal mengandung Tanin. Efektif
untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap. Daun gamal bila ditambah dengan
minyak tanah dan detergen akan dapat dipakai sebagai insektisida.
Penggunaan nya harus hati2 karena dengan adanya minyak tanah mengakibatkan
tanaman terbakar dan bau bila mendekati panen.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">12. Pestisida Nabati ” Daun Mimba
dan Umbi Gadung “.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama
penghisap.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Tumbuk halus 1kg daun mimba dan 2 buah umbi
gadung racun, ditambah 20 liter air, 10 gr detergen dan aduk rata kemudian
diamkan semalam, saring dan siap untuk di semprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">13. Pestisida Nabati “Serbuk Bunga
Piretrum “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Serbuk bunga piretrum mengandung bahan
“Piretrin “. Efektif untuk mengendalikan ulat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- Rendan serbuk bunga piretrum sebanyak 25 gr
dalam 10 liter air</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">- tambah 10 gr detergen, aduk rata dan biarkan
semalam kemudian disaring dan siap disemprotkan ke tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Nah selamat mencoba …… !!! semoga
bermanfaat …….!!!</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-3481321709389866882013-04-20T02:05:00.001+07:002013-04-20T02:11:49.189+07:00PESTISIDA ORGANIK BERBAHAN ALAMI<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Gambar: </span></div>
<div class="MsoNormal">
<img src="http://epetani.deptan.go.id/sites/default/files/gambar/bahan%20pestisida%20alami.jpg?1363925161" /><!--[endif]--></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Dalam komponen teknologi unggulan Pengelolaan
Tanaman Terpadu yang sangat diperhatikan adalah bagaimana tanaman dapat tumbuh
dengan sehat. Sehingga tanaman tersebut menjadi tidak mudah sakit atau tahan
terhadap serangan hama. Dan penggunaan pestisida kimia menjadi alternatif yang
paling akhir, jika komponen yang lain sudah tidak mampu menanggulangi
kerusakan, atau sudah masuk ambang ekonomis untuk digunakan.Hal ini menjadi
pemikiran kita adalah bagaimana kita membuat pestisida yang aman bagi tanaman,
tanah, dan jasad hidup yang menguntungkan. Jawabanya adalah kita kembali ke
alam atau membuat/ meramu pestisida alami.Mengapa harus Pestisida
Alami?Pestisida Alami atau merupakan ramuan pestisida dari bahan alami.
Keuntungan dari penggunaan pestisida alami adalah keamanannya bagi lingkungan,
manusia, maupun makhluk hidup tidak berbahaya yang kadang membantu dalam
mengendalikan organisme pengganggu tanaman tanpa mengurangi fungsinya sebagai
pestisida yang efektif mengendalikan organisme pengganggu tanaman.Keuntungan
lainnya adalah bahwa bahan-bahan yang dibutuhkan biasanya mudah didapat
disekitar kita dengan biaya yang jauh lebih hemat. Sedangkan cara
pembuatannyapun sangat mudah dand apat dilakukan sendiri dengan mengikuti
petunjuk yang diberikan. Bahan dan Alat yang diperlukanBahan dan alat yang
perlukan adalah sebagai berikut :1. EM-4 sebanyak 300 cc2. Molases (tetes tebu)
sebanyak 300 cc3. Air 10 lt4. drum plastik sebagai tempat untuk fermentasi5.
Tanaman obat atau tanaman yang memiliki bau khas atau keras seperti :- Dedaunan
muda yang baik untuk tanaman obat atau dedaunan yang berbau keras seperti daun
pepaya, daun mindi, daun nangka, daun jambu, daun kemangi, daun jeruk purut,
daun markisa, dan daun beluntas.- Buah-buahan muda yang berasa asam atau berbau
keras seperti jambu batu, mangga, pepaya, jeruk nipis, jeruk limo atau jeruk
purut, pisang muda.- Tanaman rempah dan bumbu dapur seperti bawang putih, cabai
rawit, jahe, lengkuas, kunir, dan sejenisnya.- Tembakau dan rerumputan penggangguTahapan
PembuatanBerikut ini tahapan pembuatan ekstrak tanaman :1. Siapkan drum plastik
atau ember untuk tepat fermentasi bahan. Tempatkan saringan plastik di dalam
drum.2. Racik dan potong (bisa juga ditumbuk) bahan yang akan dimasukkan hingga
ukurannya menjadi lebih kecil.3. Masukkan semua bahan yang telah dipotong ke
dalam drum plastik yang telah disediakan hingga penuh, tetapi jangan
dipadatkan.4. Campurkan air dan molases, masing-masing sebanyak 10 lt dan 300
cc. Aduk campuran tersebut hingga merata.5. Tambahkan EM4 sebanyak 300 cc ke
dalam larutan air dan molases, kemudian aduk hingga merata.6. Tuangkan larutan
molases dan EM-4 ke dalam drum yang telah diisi bahan hingga semua bahan
terendam.7. Bagian atas bahan diberi pemberat, kemudian drum ditutup
rapat-rapat.8. Ekstrak tanaman baru dapat digunakan setelah 10 hari.9. Ekstrak
tanaman disaring atau diambil cairannya dan dapat disimpan dalam botol. Ekstrak
ini hanya bertahan selama 1 bulan.Faktor yang perlu diingat adalah bahan yang
digunakan dalam fermentasi ini harus dalam keadaan segar dan memiliki nilai
medis. Penggunaan jenis rerumputan yang bertahan hidup seperti jenis
kacang-kacangan sangat dianjurkan karena akan memberikan keragaman zat bioaktif
dan mikroba.Komposisi bahan yang digunakan dapat disesuaikan dengan keinginan
atau disesuaikan dengan ketersediaan bahan tersebut. Banyaknya jenis bahan yang
digunakan tidak ditentukan, akan tetapi semakin banyak jenis bahan yang
digunakan akan semakin baik.Sisa ekstrak tanaman yang telah jadi tidak perlu
dibuang. Untuk melakukan proses selanjutnya cukup dengan menambahkan
bahan-bahan baru saja ke dalam drum dan memulai proses yang sama. Penggunaan
ulang bahan sisa hanya boleh dilakukan maksimal dua kali. Setelah itu harus
diganti bahan yang baru dan sisa yang telah dipakai dapat dibenamkan ke dalam
tanah sebagai kompos.Cara Pengaplikasian dan DosisCara penggunaan ekstrak
tanaman ini adalah dengan mencampurkan 1cc ekstrak tanaman dengan 1 liter air.
Larutan tersebut dapat disiramkan ke atas tanah di sekitar tanaman. Untuk pohon
yang besar dapat disiramkan di batas daun bagian luar.Bahan lain dari Limbah
dapurSelain bahan dari tanaman, buah atau rempah-rempah, pestisida alami dapat
juga dibuat dari limbah dapur. Cara pembuatannya hampir sama akan tetapi bahan
yang digunakan berbeda yaitu berasal dari limbah dapur yang telah dipisahkan
dengan bahan keras dan anorganik. Selain itu pembuatannya cukup memerlukan
waktu untuk fermentasi selama satu malam. Penggunaannya setiap 20 cc hasil
fermentasi dilarutkan dalam air sebanyak 20 liter.(Dwi Jayanto, SP PP Muda BKPP
Keb. Pekalongan)</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-72533988633292289492013-04-20T02:02:00.004+07:002013-04-20T02:11:49.193+07:00MACAM-MACAM PESTISIDA ORGANIK DAN CARA PEMBUATANNYA<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Pada saat ini banyak orang menyadari tentang
penggunaan pestisida dalam pertanian. Dengan pestisida kimia tersebut justru
mengakibatkan munculnya biotype hama yang baru dan kebal, matinya
serangga-serangga yang membantu petani, pencemaran lingkungan dan menimbulkan
keracunan pestisida. Dalam pertanian tradisional dulu telah dilakukan pula
pengendalian hama dan penyakit tanaman secara alamiah, petani telah mengenal
jenis-jenis tumbuhan tertentu yang dapat digunakan untuk menekan populasi hama
dan penyakit tanama.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">MANFAAT/KEGUNAAN PESTISIDA ORGANIK</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Daya kerjanya selektif, hanya mematikan
jenis-jenis serangga tertentu. Sehingga keseimbangan alam tetap terjaga.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Residu cepat terurai sehingga tidak meracuni
hasil pertanian</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Tidak mengakibatkan pencemaran air, udara
maupun tanah</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Serangga-serangga berguna (predator dan
parasit hama) tidak ikut musnah</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga hama</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Mudah karena bahan dapat dibuat dari sumber
daya yang ada di sekitar kita dan dapat dibuat sendiri oleh petani.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Berikut adalah beberapa cara pembuatan
pestisida alamiah sebagai salah satu usaha untuk menekan dan mengendalikan
populasi hama dan penyakit tanaman: </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">LARUTAN CUKA </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"> Bahan yang diperlukan: 0,5 liter air
hangat, 15-20 cc cuka dapur dan 1 sendok makan oli bersih.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara pembuatan : Masukan air hangat pada
kaleng atau tempat lain, usahakan tempat tersebut tidak berkarat, lalu masukan
cuka dan oli ke dalamnya, aduk sampai rata, tutup selama 5 menit kemudian
dibuka dan dibiarkan sampai dingin, kemudian tutup kembali dan simpan selama
kurang lebih 2 minggu di tempat yang kering dan terhindar dari cahaya langsung.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Dosis pemakaian 20 cc/liter air, mulai
diberikan pada tanaman yang telah berumur 1 bulan setelah tanam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Catatan:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Larutan cuka diberikan kepada tanaman selama 1
minggu 3 kali, untuk selanjutnya dilihat situasi dan kondisi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Larutan cuka hanya dapat memberantas hama
tanaman, seperti ulat atau hama lain yang bentuknya kecil.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Larutan cuka juga termasuk semi kontak, artinya
hama yang terkena semprotan larutan ini tidak langsung mati.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"> MINYAK JERUK</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Mengandung limonene dan linalool yang bisa
memabukkan serangga. Zat tersebut dapat memabukkan serangga dan mampu merusak
sistem syaraf serangga yang menyebabkan serangga teler, terutama untuk ulat
pemakan daun, kumbang kolorado, aphid dan mite. Pada musang menyebabkan tremor
dan keluarnya air liur yang berlebihan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Membuat Larutan: Kulit satu butir
jeruk direbus dengan air satu pint (0,568 liter) air, kemudian biarkan semalam.
Setelah 24 jam larutan dipisahkan dengan kulit jeruk, di saring, baru
digunakan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">KENIKIR (MARIGOLD)</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Dapat digunakan untuk membunuh nematoda akar. Cara
pembuatannya Bunga kenikir diseduh pakai air panas, didiamkan sampai
dingin, baru di siramkan ke dalam tanah yang diduga terdapat nematoda akar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">LARUTAN AKAR WORTEL</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Mengendalikan kumbang pada buncis dan aphid
pada kacang tanah. Cara Pembuatan: Ambillah sejumput akar, di cacah,
kemudian dicampur dengan 0,25 gelas air hangat dan didiamkan semalam. Keesokan
harinya semua disaring dan ditambahkan satu sendok teh minyak sayur serta
semprotkan pada tanaman kacang yang terkena hama tersebut di atas.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">LARUTAN CABAI</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Efektif untuk membasmi semut, root maggots dan
serangga yang berukuran kecil. Cara Pembuatan: Segenggam cabai di
blender dengan 1 liter air sampai halus, kemudian disaring sebelum digunakan.
Catatan: Campuran larutan cabai dan bawang putih dapat mencegah datangnya
kumbang pemakan daun, sebab aroma yang ditimbulkannya mampu mengacaukan indera
penciuman serangga tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">LARUTAN TOMAT</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Larutan pestisida dari daun tomat dapat
mengendalikan beberapa ulat sekaligus, tetapi tidak efektif untuk ulat pemotong
daun dan ulat tentara. Namun perlu diperhatikan, penggunaan larutan yang
terlalu pekat dapat mengakibatkan predator yang memangsa cacing ikut mati. Dan
jangan menyemprotkan larutan daun tomat pada tanaman kentang, terung atau cabai
secara berlebihan, karena dapat menyebabkan timbulnya penyakit.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Cara Pembuatan: Satu cangkir potongan
daun tomat direndam semalam dengan 2 cangkir air. Saring dan untuk
mengencerkannya ditambahkan lagi air paling sedikit 2 cangkir.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Semoga bermanfaat dan selamat mencoba
..................................................................... </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-43854681012837345922013-04-20T01:59:00.003+07:002013-04-20T02:11:49.191+07:00PESTISIDA NABATI<br />
<span style="background-color: white;"><span lang="IN">Pestisida Nabati</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">BAB 1 PENDAHULUAN</span><span lang="IN">1.1 Latar Belakang</span><span lang="IN">Seperti halnya manusia tanaman juga dapat
mengalami sakit atau terserang oleh hama dan penyakit jika kondisi fisik dari
tanaman tersebut sedang tidak baik. Oleh karena itu diperlukanlah obat yang
mampu mencegah terjadinya hama dan penyakit tersebut. Namun kebanyakan dari
petani saat ini masih banyak yang menggunakan pestisida buatan (kimia) yang
justru dapat menimbulkan berbagai masalah baru di dunia pertanian. Seperti
pencemaran terhadap lingkungan (tanah dan air), memicu timbulnya ledakan opt
yang lebih besar, imunitas hama, dll maka diperlukanlah kebijakan perlindungan
tanaman atau pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang mengacu pada
konsep pengendalian hama terpad (PHT). Konsep ini memadukan satu atau lebih
teknik pengendalian yang harus memenuhi persyaratan keamanan/ramah lingkungan
dan efektif tanpa adanya efek samping serta dapat menjamin pertanian
berkelanjutan. Penggunaan pestisida nabati merupakan salah satu solusi terbaik
untuk mengatasi dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia.</span><span lang="IN">Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan
aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang
atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan
mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan
cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar
untuk diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida.</span><span lang="IN">Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan
antara lain: murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani, relatif aman terhadap
lingkungan, tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, sulit menimbulkan
kekebalan terhadap hama, kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain
dan menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida
kimia. Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan
penyakit melalui cara kerja yang unik. Cara kerja pestisida nabati sangat
spesifik, yaitu : 1) merusak perkembangan telur, larva dan pupa; 2) menghambat
pergantian kulit; 3) mengganggu komunikasi serangga; 4) menyebabkan serangga
menolak makan; 5) menghambat reproduksi serangga betina; 6) mengurangi nafsu
makan; 7) memblokir kemampuan makan serangga; 8) mengusir serangga; 9)
menghambat perkembangan patogen penyakit.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">1.2 Tujuan</span><span lang="IN">1. Untuk
mengetahui beberapa jenis pestisida nabati.</span><span lang="IN">2. Untuk
mengetahui cara pembuatan pestisida nabati yang baik dan benar serta
pengaplikasiannya terhadap jenis OPT.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA</span><span lang="IN">Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan
aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang
atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan
mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan
cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar
untuk diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida. Pestisida dari bahan
nabati sebenarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan, bahkan sama
tuanya dengan pertanian itu sendiri. Sejak pertanian masih dilakukan secara
tradisional, petani di seluruh belahan dunia telah terbiasa memakai bahan yang
tersedia di alam untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Pada tahun
40-an sebagian petani di Indonesia sudah menggunakan bahan nabati sebagai
pestisida, diantaranya menggunakan daun sirsak untuk mengendalikan hama
serangga (Thamrin, 2003).</span><span lang="IN">Secara ekonomis, maka biaya pestisida nabati
yang dikeluarkan petani relatif lebih ringan dibanding pestisida sintetis, di
mana harga pestisida sintetis di era sekarang lebih mahal. Pestisida nabati/
alami diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita. Pestisida nabati relatif lebih mudah
dibuat dan didapat oleh petani dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas.
Dari sisi lain pestisida alami/ nabati, mempunyai keistemewaan yang bersifat
mudah terurai di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman
bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Pestisida
nabati bersifat lebih aman dan nyaman, yaitu apabila diaplikasikan akan
membunuh hama pada waktu itu (bersifat kontak) dan setelah hamanya terbunuh,
maka residunya akan cepat menghilang di alam. Dengan demikian, tanaman akan
terbebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi. Penggunaan pestisida
nabati dimaksudkan bukan untuk meninggalkan dan menganggap tabu penggunaan
pestisida sintetis, tetapi hanya merupakan suatu cara alternatif agar pengguna
tidak hanya tergantung kepada pestisida sintetis dan agar penggunaan pestisida
sintetis dapat diminimalkan, sehingga kerasakan lingkungan yang
diakibatkannyapun diharapkan dapat dikurangi dan waktunya kerasakan lingkungan
dapat diperlambat pula. Kegunaan Pemakaian Pestisida Nabati : Untuk
meminimalkan pemakaian pestisida sintetis sehingga dapat mengurangi kerasakan
lingkungan; Untuk mengurangi biaya usahatani yang mana bahan pestisida nabati
mudah didapat yang tumbuh di sekitar kita dan mudah dibuat oleh siapapun
khususnya para petani; Tidak membahayakan kesehatan bagi manusia dan ternak
peliharaan (Anonim,2010)</span><span lang="IN">
Tumbuhan yang berasal dari alam yang potensial sebagai sumber insektisida,
umumnya mempunyai karaketristik rasa pahit ( mengandung alkaloid dan terpen),
berbau busuk, dan berasa agak pedas. Tumbuhan tersebut jarang atau tidak pernah
diserang oleh hama dan banyak di gunakan petani sebagai ekstrak pestisida
hayati dalam pertanian organik (Hasyim et al, 2010).</span><span lang="IN">
Penggunaan pestisida nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga
hama. Insektidida nabati relatif mudah didapat, aman terhadap hewan bukan
sasaran, dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan pengaruh samping
( Kardinan, 2002 dalam Tohir, 2010).</span><span lang="IN">Salah satu tanaman yang emiliki senyawa yang
dapat digunakan sebagai pestisida nabati yaitu sirsak. Bagian dari sirsak yang
digunakan adalah daun dan biji. Daun sirsak mengandung senyawa asetogenin
antara lain simisin, bulatacin, dan squarnosin. Di samping itu daun, biji, akar
dan buahnya yang mentah juga mengandung senyawa kimia annonain (Mulyaman, dkk,
2000 dalam Tenrirawe dan Pabbage, 2007). Selain itu Kardinan (2005)
menambahkan daun dan biji sirsak dapat berperan sebagai insektisida, larvasida,
repellent (penolak serangga) dan antifeedent (penghambat makan) dengan cara
menghaluskan daun dan biji, kemudian dicampur dengan pelarut. Cara kerjanya
sebagai racun kontak dan perut. Ekstrak daun sirsak dapat digunakan untuk
mengendalikan belalang dan hama lain seperti wereng.</span><span lang="IN">Sedangkan pada fungisida alami dapat
dikembangkan dari tumbuhan diantaranya adalah daun cengkeh, sirih, ruku – ruku
dan serai wangi. Hasil penelitian Pasya (1997) dalam Chatri, dkk (2008),
ektrak daun serai wangimampu menekan serangan jamur S. Rolfsiipada
konsentrasi 0,1 %. Selain tanaman tersebut diatas, menurut Kardinan (2004), ada
jenis tanaman lain yang dapat dimanfaatkan sebgai fungisida alami, sperti nimba
(Azadirachta indica). Daun dan biji nimba mengandung berbagai senyawa
kimia, sperti fenol, quinon, alkaloid dan substansi nitrogen lain, serta asam –
asam dan terpen. Senyawa ynag diyakini sebagai bioaktif pestisida nabati adalah
nimbin, plavonoid, thioriemun, meliantriol, azadirachtin dan salanin, yang
merupakan senyawa kimia dari kelompok terpen (Rukmana, 2002 dalam Chatri, dkk,
2008).</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">BAB 3. METODOLOGI</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">3.1 Tempat dan Waktu</span><span lang="IN"> Praktikum ini
dilaksanakan di Laboratorium Hama. Dan pada waktu hari Kamis tanggal 24
November 2012. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian.
Universitas Jember.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">3.2 Alat dan Bahan</span><span lang="IN">1. Ekstrak Nimba</span><span lang="IN">3.2.1 Alat</span><span lang="IN">1. penumbuk/penghalus</span><span lang="IN">2. Baskom/ember, Sprayer</span><span lang="IN">3.2.1 Bahan</span><span lang="IN">1. Air 1 liter</span><span lang="IN">2. Alcohol 70%</span><span lang="IN">3. Biji nimba 50 gr</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">3.3 Metode</span><span lang="IN">1. Menumbuk biji nimba sampai halus dan diaduk
dengan alkohol</span><span lang="IN">2. Mengencerkan dengan 1 liter air</span><span lang="IN">3. Mengendapkan larutan semalam kemudian
disaring</span><span lang="IN">4. Mengaplikasikan larutan ke tanaman</span><span lang="IN">5. Serangga akan mati selama 2-3 hari</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">2. Ekstrak Daun Sirsak</span><span lang="IN">3.2.1 Alat</span><span lang="IN">1. penumbuk/penghalus</span><span lang="IN">2. Baskom/ember, Sprayer</span><span lang="IN">3.2.1 Bahan</span><span lang="IN">1. 50 lembar daun sirsak</span><span lang="IN">2. Satu genggam (100 gram) rimpang jaringau</span><span lang="IN">3. Satu siung bawang putih</span><span lang="IN">4. Sabun colek 20 gram</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">3.3 Metode</span><span lang="IN">1. Menghaluskan daun sirsak, jaringau, dan
bawang putih</span><span lang="IN">2. Mencampur seluruh bahan dan direndam dengan
air selama 2 hari</span><span lang="IN">3. Menyaring larutan</span><span lang="IN">4. Mengaplikasikan 1 liter larutan dicampur
dengan 10-15 liter air</span><span lang="IN">5. Mengaplikasikan larutan</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">3. Ekstrak Sirtem (Sirih dan Tembakau)</span><span lang="IN">3.2.1 Alat</span><span lang="IN">1. penumbuk/penghalus</span><span lang="IN">2. Baskom/ember, Sprayer</span><span lang="IN">3.2.1 Bahan</span><span lang="IN">1. 50 lembar daun sirih</span><span lang="IN">2. 5 lembar daun tembakau atau satu genggam
tembakau</span><span lang="IN">3. 20 liter air</span><span lang="IN">4. Sabun colek 20 gram</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">3.3 Metode</span><span lang="IN">1. Menghaluskan daun sirih dan tembakau</span><span lang="IN">2. Mencampur bahan air dan diaduk hingga rata</span><span lang="IN">3. Mendiamkan bahan selama satu malam</span><span lang="IN">4. Menyaring larutan kemudian diencerkan
(ditambahkan dengan 50-60 air)</span><span lang="IN">5. Mengaplikasikan larutan</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">4. Ekstrak Belengse (Nimba, Lengkuas, Serei)</span><span lang="IN">3.2.1 Alat</span><span lang="IN">1. penumbuk/penghalus</span><span lang="IN">2. Baskom/ember, Sprayer</span><span lang="IN">3.2.1 Bahan</span><span lang="IN">1. 8 kg daun nimba</span><span lang="IN">2. 6 kg lengkuas</span><span lang="IN">3. 6 kg serai</span><span lang="IN">4. Sabun colek 20 gram</span><span lang="IN">5. 20 liter air</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">3.3 Metode</span><span lang="IN">1. Menghaluskan daun nimba, serai dan lengkuas</span><span lang="IN">2. Melarutkan dengan air 20 liter</span><span lang="IN">3. Mendiamkan bahan selama satu malam</span><span lang="IN">4. Menyaring larutan kemudian diencerkan
dengan 60 liter air</span><span lang="IN">5. Mengaplikasikan larutan untuk 1 ha lahan</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN</span><span lang="IN">4.1 Hasil</span></span><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; margin-left: 5.4pt; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 595px;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" style="border: solid black 1.0pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" width="85">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Pestisida Nabati</span></div>
</td>
<td colspan="3" style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-left-alt: solid black 1.0pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 134.65pt;" width="180">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Warna</span></div>
</td>
<td colspan="3" style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-left-alt: solid black 1.0pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 5.0cm;" width="189">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Aroma</span></div>
</td>
<td colspan="3" style="border-left: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-left-alt: solid black 1.0pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 106.35pt;" width="142">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Endapan</span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">1</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.55pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">2</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.5pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">3</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.55pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">1</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">2</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">3</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">1</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">2</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">3</span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-top-alt: solid black 1.0pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" width="85">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ekstrak Nimba</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Hijau Lumut</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.55pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Hijau Muda</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.5pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Hijau Muda</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.55pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Menyengat</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Sangat Menyengat</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Menyengat sekali</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ada</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ada</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ada</span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-top-alt: solid black 1.0pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" width="85">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ekstrak Sirsak</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Coklat kuning</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.55pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Coklat</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.5pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Coklat</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.55pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Menyengat</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Menyengat</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Menyengat sekali</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Tidak ada</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ada</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ada</span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-top-alt: solid black 1.0pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" width="85">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ekstrak Sirih dan Tembakau</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Hijau tua</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.55pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Hijau tua</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.5pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Hijau tua</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.55pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Menyengat</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Agak menyengat</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Agak menyengat</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Tidak ada</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ada</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ada</span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-top-alt: solid black 1.0pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.8pt;" width="85">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ekstrak Belengse (Nimba, Lengkuas, Serai</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Hijau</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.55pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Hijau tua</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.5pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Hijau muda</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 42.55pt;" width="57">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Menyengat</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Agak menyengat</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" width="66">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Menyengat sekali</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Tidak ada</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ada</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid black 1.0pt; border-left: none; border-right: solid black 1.0pt; border-top: none; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" width="47">
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="background-color: white;">Ada</span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<span style="background-color: white;"><span lang="IN"> </span><span lang="IN">4.2 PEMBAHASAN</span><span lang="IN"> Pestisida
nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian
tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi
berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin
yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan
atau bagian tumbuhan dibakar untuk diambil abunya dan digunakan sebagai
pestisida. Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama
dan penyakit melalui cara kerja yang unik. Cara kerja pestisida nabati sangat
spesifik, yaitu : 1) merusak perkembangan telur, larva dan pupa; 2) menghambat
pergantian kulit; 3) mengganggu komunikasi serangga; 4) menyebabkan serangga
menolak makan; 5) menghambat reproduksi serangga betina; 6) mengurangi nafsu
makan; 7) memblokir kemampuan makan serangga; 8) mengusir serangga; 9)
menghambat perkembangan patogen penyakit. Kelebihan Pestisida Nabati yaitu
a.Degradasi/penguraian yang cepat oleh matahari sehingga mudah terurai menjadi
bahan yang tidak berbahaya. b.Memiliki pengaruh yang cepat yaitu menurunkan
nafsu makan serangga hama, walaupun jarang menyebabkan kematian c. Memiliki
spektrum yang luas (racun lambung dan saraf) dan bersifat selektif d. Dapat
diandalkan untuk mengendalikan OPT yang resisten terhadap pestisida kimia.
e.Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman f.Murah dan
mudah dibuat oleh petani. Kekurangan Pestisida Nabati yaitu a.Cepat terurai dan
daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering. b.Daya
racunnya rendah (tidak langsung mematikan serangga) c. Produksinya belum bisa
dilakukan dalam sekala besar karena keterbatasan bahan baku d. Kurang praktis
e.Tidak tahan di simpan.</span><span lang="IN"> Berdasarkan
praktikum Pembuatan Ekstrak Pestisida Nabati ini dilakukan dengan membuat
beberapa macam jenis pestisida dengan OPT sasarannya masing – masing. Adapun
pestisida nabati tersebut yaitu Ekstrak nimba yang berfungsi untuk
mengendalikan hama wereng batang coklat, penggerek batang serta nematoda,
ekstrak daun sirsak dengan opt sasarannya yaitu wereng batang cokat, ekstrak
sirtem (Sirih dan Tembakau) dengan OPT sasarannya adalah belalang dan ulat
serta yang terakhir adalah ekstrak Belengse (Nimba, Lengkuas dan Serai) dengan
OPT sasarannya yaitu hama atau penyakit secara umum. Dari hasil penagamatn yang
telah dilakukan selama tiga hari dengan parameter yang diamati yaitu warna,
aroma serta endapannya maka diperoleh hasil sebagai berikut pada ekstrak nimba
dari pengamatan hari pertama hingga ketiga warna dari ekstrak tersebut adalah
hijau lumut kemudian hijau muda dengan aroma yang semakin menyengat dengan
semakin bertambahnnya hari. Sedangkan pada endapannya terlihat sudah terdapat
endapan dari pengaatan hari pertama hingga terkahir. Pada ekstrak sirsak warna
pada pengamatan hari pertama yaitu coklat kekuningan setelah hari kedua dan
ketiga menjadi coklat. Dengan aroma yang semakin menyengat pada hari
berikutnya, sedangkan pada endapannya pada hari pertama masih belum terlihat
namun setelah hari kedua dan ketiga sudah ada endapannya. Pada ekstrak
Sirtem, tidak terjadi perubahan warna dengan aroma yang menyengat pada hari
pertama namun hari 2 dan 3 menjadi agak menyengat. Sedangkan terdapat endapannya
baru stelah pemngamatan hari kedua dan ketiga. Pada ekstrak belengse pada
pengamatan hari pertama berwarna hijau kemudian seteleh pengamatan hari ke 2
dan 3 berubah menjadi hijau muda dengan aroma yang semakin menyengat pada hari
terakhir. Sedangkan pada endapan terlihat setelah pengamatan ke 2 dan 3.</span><span lang="IN">Dari hasil pengamatan tersebut terlihat bahwa
rata – rata dari setiap ekstrak pestisida nabati tersebut memilki warna yang
mayorita berwarna hijau namun ada satu yang berwarna coklat, hal ini nerkaitan
dengan bahan – bahan yang digunakan sebgai pestisida tersebut memilki warna
yang berbeda sehingga pada parameter warna juga terlihat ada yang berbeda.
Sedangkan pada tingkat aroma yang ditimbulkan semua jenis pestisida yang dibuat
memiliki aroma yang menyengat, sebab tumbuhan yang dapat digunakan sebagai
alternatif pestisida nabati memilki aroma yang busuk yang berfungsi untuk
mengusir OPT yang menyerang pertanaman. Sedangkan pada tingkat endapannya
kemungkinan berhubungan dengan tingkat rasa dari pestisida tersebut sebab
semakin pahit rasa pestisida maka akan semakin baik untuk mengendalikan OPTnya.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">BAB 5. PENUTUP</span><span lang="IN">5.1 Kesimpulan</span><span lang="IN">Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
yaitu Pembuatan ekstrak pestisida nabati dapat disimpulkan bahwa pestisida merupakan
salah satu alternatif untuk mengatasi serangan OPT. Ekstrak pestisida nabati
dibuat dari berbagai macam tumbuh – tumbuhan yang memilki karakteristik serta
kandungan bahan kimia yang berbeda – beda yang berfungsi untuk mengendalikan
OPT. Setiap jenis pestisida nabati memiliki OPT sasaran yang berbeda yaitu pada
ektrak nimba OPT sasarannya adalah wereng batang coklat, penggerek batang, dan
nematoda, ekstrak daun sirsak dengan opt sasarannya yaitu wereng batang cokat,
ekstrak sirtem (Sirih dan Tembakau) dengan OPT sasarannya adalah belalang dan
ulat serta yang terakhir adalah ekstrak Belengse (Nimba, Lengkuas dan Serai)
dengan OPT sasarannya yaitu hama atau penyakit secara umum.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">5.2 Saran</span><span lang="IN">Pada praktikum kali ini untuk menghasilkan
pestisida nabati yang berkualitas lebih baik ranting dari daun yang akan di
gunakan untuk pestisida nabati di buang.selain itu praktikan harus bisa
membedakan antara daun mindi dan daun mimba.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">DAFTAR PUSTAKA</span><span lang="IN">Anonim,2010. Pembuatan Pestisida Nabati. <a href="http://www.shvoong.com/">http://www.shvoong.com</a>. Diakses tanggal 01
Desember 2012.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">Chatri, M; Vauzia; dan Milla O. 2008. Uji
Efektifitas Ekstrak Daun Nimba (Azadira indica A juss) Untuk Menekan
Pertumbuhan Jamur Sclerotium rolfsii Sacc. Sainstek, 10(2): 192
– 195.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">Hasyim et al. 2010. Efikasi dan
Persistensi Minyak Serai Sebagai Biopestisida terhadap Helicoverpa
armigera Hubn. Hortikultura, 20(4): 377-386.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">Tenrirawe, A dan Pabbage. 2007. Pengendalian
Penggerek Batang Jagung (Ostriania furnacalis G.) dengan Ekstrak Daun
Sirsak (Annona muricata L.). Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan
Tahunan PEI dan PFI 18.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">Thamrin. 2003. Pestisida Sintetik. Surabaya
: Erlangga.</span><span lang="IN">Tohir, A. 2010. Teknik Ekstraksi Dan Aplikasi
Beberapa Pestisida Nabati Untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (spodoptera
litura Fabr.) Di Laboratorium. Teknik Pertanian, 15(1): 37 – 40.</span><span lang="IN"> </span></span><br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-11743557946742931492013-04-18T17:02:00.002+07:002013-04-18T17:02:32.945+07:00INDUSTRI NON KAYU<div align="center" lang="en-US" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="color: black;">INDUSTRI NON KAYU</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="color: black;">Sektor
kehutanan telah lama memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi
pertumbuhan ekonomi nasional negara yang sedang berkembang. Perum
Perhutani sebagai salah satu badan usaha milik negara yang diberi
wewenang sebagai pengelola tunggal hutan di Indonesia, khususnya pulau
Jawa, secara konsisten telah berperan sebagai sumber pertumbuhan,
lapangan kerja, dan penghasil devisa.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="color: black;">Pinus atau tusam (</span><span style="color: black;"><em>Pinus merkusii</em></span><span style="color: black;">)
merupakan salah satu hasil hutan andalan yang dikelola Perum Perhutani.
Hutan pinus di Indonesia termasuk hutan yang potensial terutama di
Jawa dan Sumatera. Peran dan manfaatnya semakin meningkat setelah
ditetapkan sebagai salah satu jenis Hutan Tanaman Industri. Pengusahaan
tanaman pinus di Jawa (oleh Perum Perhutani) merupakan andalan kedua
setelah tanaman jati (Kasmudjo, 1997).</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="color: black;">Salah
satu kelebihan pinus ialah menghasilkan produk ganda, yaitu kayu dan
getah pinus. Tanaman/pohon pinus menghasilkan kayu pinus yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Menurut Kartasurjana dan
Martawijaya (1979 </span><span style="color: black;"><em>dalam</em></span><span style="color: black;">
Sukartana, 1997), jenis kayu ini cocok untuk bahan bangunan, kayu
lapis, bahan pengepakan (pembungkus), batang korek api, pulp, papan
gambar, dan pensil. Selain itu jenis kayu ini juga banyak dimanfaatkan
sebagai bahan sumpit, papan laminasi, dan barang kerajinan. Sementara
itu getah pinus yang dihasilkan, digunakan untuk bahan baku gondorukem
dan terpentin. Perum Perhutani sebagai pengelola tunggal hutan di Jawa
telah memanfaatkan produk getah pinus dalam usahanya, sebelum pinus
tersebut ditebang dengan melakukan penyadapan terlebih dahulu (Kasmudjo,
1997). Getah pinus diolah menjadi gondorukem dan terpentin di Pabrik
Gondorukem dan Terpentin (PGT). </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="color: black;">Menurut Badan Standardisasi Nasional (2001 </span><span style="color: black;"><em>dalam</em></span><span style="color: black;"> SNI Gondorukem, 2001), gondorukem (</span><span style="color: black;"><em>Colophony</em></span><span style="color: black;">) adalah padatan hasil penyulingan getah pinus (</span><span style="color: black;"><em>Pinus merkusii</em></span><span style="color: black;">). Menurut Kermite (2004 </span><span style="color: black;"><em>dalam</em></span><span style="color: black;">
Jalidint, 2004), ada sekitar 2.000 bahan olahan yang membutuhkan
campuran gondorukem, misalnya lem, kertas, bahan pembuat batik,
kosmetik, dan masih banyak lagi kegunaan lain dari gondorukem. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="color: black;">Akhir-akhir
ini kecenderungan permintaan gondorukem semakin meningkat. Hal ini
disebabkan oleh kebutuhan bahan baku industri yang besar dan adanya
pembangunan pabrik pengolah gondorukem. Menurut Kermite (2004 </span><span style="color: black;"><em>dalam</em></span><span style="color: black;">
Jalidint, 2004), belum dapat diperoleh data yang tepat mengenai
kebutuhan dunia akan gondorukem, tetapi kebutuhan itu tidak akan
berhenti.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="color: black;">Menurut
Handadhari (2006), tingginya permintaan gondorukem tersebut, disebabkan
oleh tingginya kualitas gondorukem Indonesia yang berasal dari pohon
pinus jenis merkusii tersebut, yaitu keasamannya yang rendah dan
kemampuannya menahan suhu tinggi, tingkat kelengketannya dan aromanya
sangat disukai konsumen. Upaya optimalisasi yang dilakukan oleh Perum
Perhutani agar dapat memenuhi permintaan konsumen adalah dengan menambah
luas areal tanaman tegakan pinus serta perluasan bidang sadapan.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="color: black;">Produk
gondorukem dan terpentin Jawa Tengah diminati oleh India dan Pakistan.
Produk non kayu yang dihasilkan PT Perhutani Unit I Jateng ini
merupakan bahan campuran yang biasanya digunakan oleh industri kertas,
industri tekstil, dan industri kosmetik. Realisasi ekspor gondorukem
Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah sampai dengan tahun 2004 tertera pada
Tabel 1.</span></div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 1.59cm; text-indent: -1.59cm;">
<span style="color: black;">Tabel 1. Realisasi ekspor produk olahan non kayu sampai bulan Mei Tahun 2004 Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah</span></div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<table border="1" cellpadding="7" cellspacing="0" rules="groups" style="width: 528px;">
<colgroup><col width="82"></col>
<col width="94"></col>
<col width="154"></col>
<col width="142"></col>
</colgroup><tbody>
<tr valign="top">
<td width="82">
<div align="center">
<span style="color: black;">Tahun</span></div>
</td>
<td width="94">
<div align="center">
<span style="color: black;">Jenis Barang</span></div>
</td>
<td width="154">
<div align="center">
<span style="color: black;">Jumlah Devisa (USD)</span></div>
</td>
<td width="142">
<div align="center">
<span style="color: black;">Jumlah Volume (ton)</span></div>
</td>
</tr>
</tbody>
<tbody>
<tr valign="top">
<td width="82">
<div align="center" style="margin-bottom: 0;">
<span style="color: black;">1999-2004</span></div>
<div align="center">
<span style="color: black;">1999-2004</span></div>
</td>
<td width="94">
<div align="center" style="margin-bottom: 0;">
<span style="color: black;">Gondorukem</span></div>
<div align="center">
<span style="color: black;">Terpentin</span></div>
</td>
<td width="154">
<div align="center" style="margin-bottom: 0;">
<span style="color: black;">53.410.083</span></div>
<div align="center">
<span style="color: black;">8.790.180</span></div>
</td>
<td width="142">
<div align="center" style="margin-bottom: 0;">
<span style="color: black;">127.312</span></div>
<div align="center">
<span style="color: black;">25.071</span></div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="82">
<div align="center">
<span style="color: black;">1999-2004</span></div>
</td>
<td width="94">
<div align="center">
<span style="color: black;">Kopal</span></div>
</td>
<td width="154">
<div align="center">
<span style="color: black;">91.125</span></div>
</td>
<td width="142">
<div align="center">
<span style="color: black;">165</span></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="color: black;">Sumber: Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, 2004.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="color: black;">Kesatuan
Bisnis Mandiri (KBM) Industri Non Kayu Perum Perhutani Unit I Jawa
Tengah bagian PGT Cimanggu dalam kegiatan usahanya seringkali menghadapi
kendala antara lain kecenderungan permintaan produk yang meningkat,
sedangkan penerimaan getah pinus naik turun. Selama kurun waktu sepuluh
tahun terakhir mulai dari tahun 1996 sampai dengan 2005 hasil produksi
gondorukem di PGT Cimanggu berfluktuasi, hal tersebut disebabkan oleh
naik turunnya jumlah pasokan getah pinus sebagai bahan baku gondorukem
pada musim tertentu seperti ketika musim hujan datang. Pada musim
hujan, tanaman pinus menghasilkan getah lebih sedikit dibandingkan
dengan musim kemarau. Hal tersebut berpengaruh terhadap gondorukem yang
dihasilkan. Di sisi lain, PGT Cimanggu harus memenuhi pesanan
gondorukem dari para pembeli (</span><span style="color: black;"><em>buyer</em></span><span style="color: black;">).
Berdasarkan pada kondisi tersebut, peramalan produksi dan volume
penjualan merupakan hal penting bagi PGT Cimanggu untuk memberikan
gambaran tentang kemampuan PGT Cimanggu dalam memproduksi dan menjual di
masa mendatang. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="color: black;">Setelah
didapat gambaran tentang produksi dan volume penjualan di masa
mendatang, maka dapat direncanakan produksi yang ekonomis, sehingga
tidak terjadi volume produksi yang kurang atau terlalu besar (</span><span style="color: black;"><em>over production</em></span><span style="color: black;">).
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji masalah
yang berhubungan dengan peramalan produksi dan volume penjualan serta
jumlah produksi ekonomis, sehingga dapat menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memproduksi dan menjual di masa mendatang.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0;">
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-79448027755516744692013-04-18T17:01:00.004+07:002013-04-18T17:01:53.998+07:00Pengaruh tingkat konsumsi BBM masyarakat terhadap cadangan ENERGI nasional<div align="center" style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: small;"><strong>Pengaruh tingkat konsumsi BBM masyarakat terhadap cadangan ENERGI nasional</strong></span></span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;">Secara
umum terjadinya peningkatan kebutuhan energi mempunyai keterkaitan erat
dengan kian berkembang kegiatan ekonomi dan kian bertambah jumlah
penduduk. Di Indonesia, dengan jumlah penduduk mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun dan pertumbuhan ekonomi terus berlangsung yang
ditunjukkan oleh kian bertambah output serta beragam aktivitas ekonomi
yang dilakukan oleh masyarakat, maka peningkatan kebutuhan energi adalah
suatu hal yang tak bisa dihindari. Berdasarkan pemaparan Ditjen Listrik
dan Pemanfaatan Energi dalam diskusi di Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI
pada tahun 2004, dinyatakan bahwa pada tahun 1970, konsumsi energi
primer hanya sebesar 50 juta SBM (Setara Barel Minyak). Tiga puluh satu
tahun kemudian, tepatnya tahun 2001 konsumsi energi primer telah menjadi
715 juta SBM atau mengalami pertumbuhan yang luar biasa yaitu sebesar
1330% atau pertumbuhan rata-rata periode 1970-2001 sebesar 42.9%/tahun.</span></span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;">Di
tengah cadangan energi yang kian menipis, khususnya Bahan Bakar Minyak
(BBM), maka jelas keadaan ini sangat mengkhawatirkan. Dalam situasi
seperti ini, maka memahami pola konsumsi energi yang dilakukan oleh
masyarakat adalah suatu keharusan dan menjadi hal penting bagi
pemerintah sebagai regulator dan pengendali kebijakan dalam perekonomian
khususnya dalam membuat kebijakan dan aturan-aturan di bidang energi.
Selain itu, juga bagi masyarakat sebagai konsumen untuk turut serta
dalam upaya menghemat dan mendiversifikasi pemakaian energi.</span></span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;">BBM
masih merupakan energi utama yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Persentase konsumsinya terhadap total pemakaian energi final merupakan
yang terbesar dan terus mengalami peningkatan. Pada tahun 1990 konsumsi
BBM sebesar 169.168 ribu SBM, angka ini adalah 40.2 % dari total
konsumsi energi final. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2000,
konsumsinya meningkat menjadi 304.142 ribu SBM, dimana proporsi
konsumsinya pun turut meningkat menjadi 47.4 %. Proporsi pemakaian BBM
yang tinggi terkait dengan keterlambatan upaya diversifikasi ke energi
non minyak akibat harga BBM yang relatif murah karena masih mendapat
subsidi dari pemerintah. Kebijakan pemberian subsidi BBM ini dimulai
sejak tahun anggaran 1977/1978 dengan maksud untuk menjaga stabilitas
perekonomian nasional melalui penciptaan stabilitas harga BBM sebagai
komoditas yang strategis. Namun dalam perjalanannya subsidi BBM ini
ternyata menimbulkan masalah tersendiri. Masyarakat cenderung boros
menggunakan BBM dan ada indikasi bahwa alokasi subsidi BBM lebih banyak
dinikmati oleh kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi yang seharusnya
tidak perlu mendapatkan subsidi.</span></span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;">Dilihat
dari sisi pemakai BBM, sektor transportasi merupakan pemakai BBM
terbesar dengan proporsi setiap tahun selalu mengalami kenaikan.
Kemudian di susul oleh sektor rumah tangga, sektor industri dan
pembangkit listrik. Sedangkan, jika dilihat ketersediaannya, selama ini
kebutuhan BBM dipasok oleh Pertamina dan impor. Beberapa jenis energi
BBM yang sebagian penyediaannya melalui impor adalah avtur, minyak
tanah, minyak solar, minyak diesel, dan minyak bakar.</span></span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;">Satu
hal yang mengkhawatirkan adalah bahwa ada kecenderungan impor BBM kian
meningkat. maka bukan tidak mungkin suatu saat Indonesia akan mengimpor
sepenuhnya kebutuhan BBM bila upaya mendiversifikasi pemakaian energi
non BBM tidak dilakukan secara serius. Pada tahun 1992 pemakaian BBM
sebagai energi final sebesar 201.577 ribu SBM. ternyata kilang dalam
negeri hanya mampu memasok sekitar 167.944 ribu SBM. sehingga harus
mengimpor sekitar 33.633 ribu SBM atau bila dirata-ratakan setiap
harinya harus mengoimpor BBM sebanyak 92.145 SBM. Angka impor BBM ini
terus meningkat hingga mencapai 107.935 ribu SBM pada tahun 2003 atau
sekitar 32.75 % dari total konsumsi BBM dalam negeri.</span></span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm;">
<span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;">Konsumsi BBM di sektor Industri</span></span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;">Konsumsi
BBM oleh sektor industri senantiasa mengalami kenaikan. Peningkatan
terbesar terutama terjadi pada jenis minyak solar. minyak bakar dan
minyak tanah. Namun memasuki tahun 1998 konsumsi BBM sektor industri
mengalami penurunan sebesar 4.3%. Hal ini berlanjut hingga tahun 1999
dimana konsumsinya turun sebesar 6.2%. Terjadinya penurunan ini
merupakan efek dari krisis ekonomi yang mulai melanda pada pertengahan
tahun 1997. Sejak krisis ekonomi, banyak industri yang menghentikan
produksinya, sementara yang lain walaupun tetap berproduksi namun dengan
kapasitas yang lebih rendah dari sebelumnya. Kejadian seperti ini
banyak terjadi pada industri makanan dan minuman, industri tekstil,
pakaian jadi, industri kulit, dan barang dari kulit. Memasuki tahun 2000
konsumsi BBM di sektor industri kembali meningkat, bahkan pertumbuhan
nya terbilang tinggi yaitu 23.5 %.</span></span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;">Dalam
lingkup mikro perlu diwaspadai bahwa peningkatan pemakaian energi di
sektor industri dalam beberapa tahun terakhir bukan hanya terjadi karena
proses transformasi struktural yang cepat dari pertanian ke industri
saja. Namun lebih jauh dari itu diduga karena terjadi pemborosan
pemakaian energi di sektor ini. Krisis moneter pada pertengahan tahun
1997 telah membuat kurs rupiah terdepresiasi sangat tajam. Keadaan ini
sangat memukul industri dalam negeri yang selama ini masih memiliki
ketergantungan yang besar terhadap mesin-mesin produksi impor, sehingga
banyak diantara mereka yang tak mampu untuk meng-upgrade mesin-mesin
produksinya. Sehingga banyak yang beroperasi hanya mengandalkan
mesin-mesin tua yang tentu saja sangat boros bahan bakar. Indikasi ini
bisa dilihat dari nilai intensitas energi pada tahun 1997 yaitu 4.196,
nilai ini mengalami lonjakan yang cukup besar dari tahun 1996 yang hanya
2.637. Intensitas energi yang kian besar berarti bahwa pemakaian energi
kian tidak efisien. Bila dilihat hubungan nilai tambah sektor industri
dengan pemakaian energi, ternyata sebelum dan sesudah krisis ekonomi
mengalami perubahan. Pada masa sebelum krisis ekonomi. pertumbuhan nilai
tambah lebih besar dari pertumbuhan pemakaian energi. Namun semenjak
tahun 1998, yang terjadi sebaliknya, pertumbuhan pemakaian energi lebih
besar dari pertumbuhan nilai tambahnya. Hal ini khusus terjadi pada
industri makanan, industri tekstil, industri kertas, dan industri kimia.</span></span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;">Selain
itu ada dugaan bahwa pemakaian energi di sektor industri lebih besar
dari data yang disajikan oleh departemen energi dan sumber daya mineral.
Selama ini konsumsi energi di sektor industri khususnya untuk BBM
dicatat dengan pendekatan dari sisi supply yaitu berdasarkan pasokan
langsung dari Pertamina. Padahal kalau kita menyimak berita di media
massa. ternyata selama ini banyak penyelewengan penggunaan BBM oleh
sektor industri yaitu berupa pengalihan jatah BBM rumah tangga ke sektor
industri. Hal ini terjadi karena adanya disparitas harga yang cukup
besar. dimana BBM untuk sektor industri sudah tidak mendapat subsidi
lagi dari pemerintah. Jadi sebenarnya intensitas energi di sektor
industri yang menunjukkan tingkat efisiensi pemakaian energi akan lebih
besar dari angka yang ada.</span></span></div>
<div align="justify" lang="en-GB" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-family: Trebuchet MS,sans-serif;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;"><span lang="id-ID">Ber</span></span></span><span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;"><span lang="id-ID">dasarkan
fakta diatas, kita sebagai konsumen harus bijak dalam menggunakan BBM.
Apalagi keadaan ekonomi dalam negeri yang memprihatinkan, semakin
memperburuk keseimbangan alur – alur perdagangan. Dengan demikian
sebagai masyarakat yang mengerti akan pentingnya meghemat BBM sebagai
sumber energi yang jumlahnya terbatas, maka perlu dikembangkan energi
alternatif. </span></span></span></span></span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;">Kebijakan
penghapusan subsidi BBM pada tahun 2005 merupakan momentum yang tepat
bagi pemerintah untuk mengembangkan batubara sebagai energi alternatif
yang prospeknya cukup menjanjikan. baik dilihat dari cadangan yang
melimpah maupun dari harga yang relatif lebih murah dibanding BBM.
Sebagai contoh bila digunakan di sektor listrik, batubara lebih murah
dibanding BBM. Pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang
menggunakan solar, harga listrik mencapai Rp 500 per KWh. Sementara
menggunakan batubara biayanya hanya sekitar Rp 50 per KWh. Jadi bisa
menghemat biaya kurang lebih Rp 30 milyar per tahun.</span></span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-family: Comic Sans MS,cursive;"><span style="font-size: x-small;">Peluang
untuk mengembangkan energi alternatif masih sangat terbuka lebar. Batu
bara dan gas bumi merupakan energi alternatif yang bisa dikembangkan
sebagai substitusi BBM di sektor rumah tangga. industri dan transportasi
dengan prospek menjanjikan. baik dilihat dari cadangan yang melimpah
maupun dari harga yang relatif lebih murah dibanding BBM. Langkah
pemerintah dalam menghapuskan subsidi BBM pada tahun 2005 merupakan
momentum yang tepat untuk menggiatkan pengembangan energi alternatif.
Untuk merangsang sektor swasta berpartisipasi lebih jauh dalam
mengembangkan energi alternatif mulai dari hulu sampai hilir, maka
pemerintah perlu memberikan kemudahan, keleluasaanm, dan insentif bagi
perusahaan-perusahaan yang berminat untuk mengembangkan energi
alternatif. Sementara untuk mendorong masyarakat dalam menggunakan
energi alternatif, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat secara
menyeluruh dan intensif.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-29898825713856381472013-04-18T17:01:00.001+07:002013-04-18T17:01:11.788+07:00OBAT TRADISIONAL DAN PEMANFAATANNYA<div align="center" lang="sv-SE" style="margin-bottom: 0;">
<strong>OBAT TRADISIONAL DAN PEMANFAATANNYA</strong></div>
<div lang="sv-SE" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div lang="sv-SE" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span lang="sv-SE"><strong>2.1.</strong></span><span lang="sv-SE"> Pengertian obat alami</span></div>
<div align="justify" lang="fi-FI" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
Obat
alami sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun
yang lalu (Sidik, 1998). Di Indonesia, penggunaan obat alami yang lebih
dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini
dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat alami
ini, dapat berasal dari sumber daya alam biotik maupun abiotik. Sumber
daya biotik meliputi jasad renik, flora dan fauna serta biota laut,
sedangkan sumber daya abiotik meliputi sumber daya daratan, perairan dan
angkasa dan mencakup kekayaan/ potensi yang ada di dalamnya.</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
<span lang="fi-FI">Bangsa
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki
keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami bumi
Indonesia, termasuk tanaman obat. Indonesia yang dianugerahi kekayaan
keanekaragaman hayati tersebut, memiliki lebih dari 30.000 spesies
tanaman dan 940 spesies di antaranya diketahui berkhasiat sebagai obat
atau digunakan sebagai bahan obat (Puslitbangtri, 1992). Keanekaragaman
hayati Indonesia ini diperkirakan terkaya kedua di dunia setelah Brazil
dan terutama tersebar di masing-masing pulau-pulau besar di Indonesia</span><span lang="fi-FI">. </span></div>
<div align="justify" lang="fi-FI" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
Pengembangan
obat alami ini memang patut mendapatkan perhatian yang lebih besar
bukan saja disebabkan potensi pengembangannya yang terbuka, tetapi juga
permintaan pasar akan bahan baku obat-obat tradisional ini terus
meningkat untuk kebutuhan domestik maupun internasional. Hal ini
tentunya juga akan berdampak positif bagi peningkatan pendapatan petani
dan penyerapan tenaga kerja baik dalam usaha tani maupun dalam usaha
pengolahannya.</div>
<div align="justify" lang="fi-FI" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
Yang
dimaksud dengan obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat
tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (bahan
segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa
murni yang berasal dari alam, yang dimaksud dengan obat alami adalah
obat asal tanaman. Pada tabel di bawah ini dapat dilihat daftar beberapa
tanaman obat yang mempunyai prospek pengembangan yang potensial.</div>
<div align="center" lang="sv-SE" style="line-height: 200%;">
<strong>Tabel Tanaman obat fitofarmaka yang prospektif</strong></div>
<table border="1" cellpadding="7" cellspacing="0" style="width: 568px;">
<colgroup><col width="23"></col>
<col width="194"></col>
<col width="118"></col>
<col width="175"></col>
</colgroup><tbody>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div align="center">
<strong>No.</strong></div>
</td>
<td width="194">
<div align="center">
<strong>Tanaman obat</strong></div>
</td>
<td width="118">
<div align="center">
<strong>Bagian tan. obat</strong></div>
</td>
<td width="175">
<div align="center" lang="pt-BR">
<strong>Indikasi potensi</strong></div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
1.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Temulawak</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Curcuma xantorrhiza </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">oxb</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">Umbi</td>
<td width="175">Hepatitis, artritis</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">2.</td>
<td width="194">Kunyit
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Curcuma domestica </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Val</span></em></span><span lang="pt-BR"><em>)</em></span></td>
<td width="118">Umbi</td>
<td width="175">Hepatitis, artritis, antiseptik</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">3.</td>
<td width="194">
<div lang="sv-SE">
Bawang putih</div>
<span lang="sv-SE">(</span><span lang="sv-SE"><em>Allium sativum </em></span><span lang="sv-SE"><em><span style="text-decoration: underline;">Lynn</span></em></span><span lang="sv-SE">)</span></td>
<td width="118">
<div lang="pt-BR">
Umbi</div>
</td>
<td width="175">
<div lang="pt-BR">
Kandidiasis, hiperlipidemia</div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
4.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="sv-SE">
Jati Blanda</div>
<span lang="sv-SE">(</span><span lang="sv-SE"><em>Guazuma ulmifolia </em></span><span lang="sv-SE"><em><span style="text-decoration: underline;">Lamk</span></em></span><span lang="sv-SE">)</span></td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Anti hiperlipidemia</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">5.</td>
<td width="194">Handeuleum (Daun ungu)
(<em>Gratophyllum pictum </em><em><span style="text-decoration: underline;">Griff</span></em>)</td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Hemoroid</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">6.</td>
<td width="194">Tempuyung
(<em>Sonchus arvensis </em><em><span style="text-decoration: underline;">Linn</span></em>)</td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Nefrolitiasis, diuretik</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">7.</td>
<td width="194">Kejibeling
(<em>Strobilanthes crispus </em><em><span style="text-decoration: underline;">Bl</span></em>)</td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Nefrolitiasis, diuretik</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
8.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Labu merah</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Cucurbita moschata </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Duch</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">Biji</td>
<td width="175">Taeniasis</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">9.</td>
<td width="194">Katuk
(<em>Sauropus androgynus</em> <em><span style="text-decoration: underline;">Merr</span></em>)</td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Meningkatkan produksi ASI</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">10.</td>
<td width="194">Kumis kucing
(<em>Orthosiphon stamineus </em><em><span style="text-decoration: underline;">Benth</span></em><em>)</em></td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Diuretik</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">11.</td>
<td width="194">Seledri
(<em>Apium graveolens </em><em><span style="text-decoration: underline;">Linn</span></em>)</td>
<td width="118">
<div lang="pt-BR">
Daun</div>
</td>
<td width="175">
<div lang="pt-BR">
Hipertensi</div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
12.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Pare</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Momordica charantia </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Linn</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">
<div lang="pt-BR">
Buah</div>
<div lang="pt-BR">
Biji</div>
</td>
<td width="175">
<div lang="pt-BR">
Diabetes mellitus</div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
13.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Jambu biji (klutuk)</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Psidium guajava </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Linn</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">
<div lang="pt-BR">
Daun</div>
</td>
<td width="175">
<div lang="pt-BR">
Diare</div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
14.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Ceguk (wudani)</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Quisqualis indica </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Linn</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">Biji</td>
<td width="175">Askariasis, oksiuriasis</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
15.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Jambu Mede</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Anacardium occidentale</em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Analgesik</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">16.</td>
<td width="194">Sirih
(<em>Piper betle </em><em><span style="text-decoration: underline;">Linn</span></em><span style="text-decoration: underline;">)</span></td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Antiseptik</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">17.</td>
<td width="194">Saga telik
(<em>Abrus precatorius </em><em><span style="text-decoration: underline;">Linn</span></em>)</td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Stomatitis aftosa</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">18.</td>
<td width="194">
<div lang="sv-SE">
Sebung</div>
<span lang="sv-SE">(</span><span lang="sv-SE"><em>Blumea balsamifera </em></span><span lang="sv-SE"><em><span style="text-decoration: underline;">D.C</span></em></span><span lang="sv-SE">)</span></td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Analgesik, antipiretik</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">19.</td>
<td width="194">Benalu the
(<em>Loranthus spec. div.</em>)</td>
<td width="118">Batang</td>
<td width="175">Anti kanker</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
20.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Pepaya</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Carica papaya </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Linn</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">Getah
Daun<br />
Biji</td>
<td width="175">Sumber papain
Anti malaria<br />
<div lang="pt-BR">
Kontrasepsi pria</div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
21.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Butrawali</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Tinospora rumphii </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Boerl</span></em></span><span lang="pt-BR"><em>)</em></span></td>
<td width="118">
<div lang="pt-BR">
Batang</div>
</td>
<td width="175">
<div lang="pt-BR">
Anti malaria, diabetes melitus</div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">22.</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Pegagan (kaki kuda)</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Centella asiatica </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Urban</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Diuretika, antiseptik, antikeloid, hipertensi</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
23.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Legundi</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Vitex trifolia </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Linn</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Antiseptik</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">24.</td>
<td width="194">Inggu
(<em>Ruta graveolens </em><em><span style="text-decoration: underline;">Linn</span></em>)</td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Analgesik, antipiretik</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
25.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Sidowajah</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Woodfordia floribunda </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Salibs</span></em></span><span lang="pt-BR"><em>)</em></span></td>
<td width="118">Daun</td>
<td width="175">Antiseptik, diuretik</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
26.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Pala</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Myristica</em></span><span lang="pt-BR"> </span><span lang="pt-BR"><em>fragrans </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Houtt</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">
<div lang="pt-BR">
Buah</div>
</td>
<td width="175">
<div lang="pt-BR">
Sedatif</div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
27.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Sambilata</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Adrographis paniculata </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Nees</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">Seluruh tanaman daun</td>
<td width="175">
<div lang="pt-BR">
Antiseptik, diabetes melitus</div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">28.</td>
<td width="194">Jahe (Halia)
(<em>Zingibers officinale </em><em><span style="text-decoration: underline;">Rosc</span></em>)</td>
<td width="118">
<div lang="pt-BR">
Umbi</div>
</td>
<td width="175">
<div lang="pt-BR">
Analgesik. Antipiretik, antiinflamasi</div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
29.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Delima putih</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Punica granatum </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Linn</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">Kulit buah</td>
<td width="175">Antiseptik, antidiare</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
30.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Dringo</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Acorus calamus </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Linn</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">
<div lang="pt-BR">
Umbi</div>
</td>
<td width="175">
<div lang="pt-BR">
Sedatif</div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="23">
<div lang="pt-BR">
31.</div>
</td>
<td width="194">
<div lang="pt-BR">
Jeruk nipis</div>
<span lang="pt-BR">(</span><span lang="pt-BR"><em>Citrus aurantifolia </em></span><span lang="pt-BR"><em><span style="text-decoration: underline;">Swiqk</span></em></span><span lang="pt-BR">)</span></td>
<td width="118">
<div lang="pt-BR">
Buah</div>
</td>
<td width="175">
<div lang="pt-BR">
Antibatuk</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div lang="pt-BR" style="line-height: 200%; margin-left: 1.91cm;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%;">
<span lang="fi-FI"><strong>2.2.</strong></span><span lang="fi-FI"><strong> </strong></span><span lang="fi-FI">Manfaat bagi kesehatan manusia</span></div>
<div align="justify" lang="fi-FI" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
Di
samping kebutuhan akan sandang, pangan, papan serta pendidikan,
kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, karena
dengan kondisi kesehatan yang baik dan kondisi tubuh yang prima, manusia
dapat melaksanakan proses kehidupan, tumbuh dan menjalankan
aktivitasnya dengan baik. Apabila terjadi suatu keadaan sakit atau
gangguan kesehatan, maka obat akan menjadi suatu bagian penting yang
berperan aktif dalam upaya pemulihan kondisi sakit tersebut.</div>
<div align="justify" lang="fi-FI" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
Selama
ini, pembangunan kesehatan meletakkan ilmu pengobatan Barat (modern)
sebagai dasar sistem kesehatan nasional, begitu pula berbagai peraturan
dan kebijakan lebih banyak menyangkut obat-obatan modern. Di lain
pihak, merujuk pada filosofi pengobatan Timur, eksistensi manusia tidak
terpisah dari unsur alam semesta, yang meliputi air, api, tanah dan
udara. Keberadaan manusia di tengah kehidupan harus dipandang secara
holistik. Ketika manusia terganggu kesehatannya, harmoni
kehidupannyapun terganggu. Pada saat inilah manusia membutuhkan obat
untuk memulihkan kesehatannya.</div>
<div align="justify" lang="fi-FI" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
Berbicara
mengenai obat alami, sumber penggunaannya dapat ditelusuri dari budaya
dan konsep kesehatan dari beberapa prinsip pandang di antaranya
Ayurveda, Cina dan Unani-Tibb (Wijesekera, 1991)</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
<span lang="fi-FI">Sistem </span><span lang="fi-FI"><em>Ayurveda</em></span><span lang="fi-FI">
yang berkembang di India dan kawasan Asia Tenggara menganut konsep
pemulihan kesehatan berdasarkan pengembalian (restorasi) dan menjaga
keseimbangan tubuh pada keadaan normal. Sistem Cina, yang berkembang di
Cina, Jepang, Korea dan Taiwan, pada intinya menekankan pada
pengembalian hubungan fungsional yang dinamis antar organ tubuh.
Sedangkan sistem Unani-Tibb yang berkembang di Timur Tengah terutama
Mesir dan Turki, berdasarkan konsep terapi yang sistematis. Di
Indonesia sendiri, landasan ilmiah konsep pengobatan tradisional belum
didokumentasikan secara sistematis, namun manfaatnya telah dirasakan
terutama oleh masyarakat yang hidupnya jauh dari fasilitas pengobatan
modern.</span></div>
<div align="justify" lang="fi-FI" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
Penggunaan
tanaman obat di kalangan masyarakat sangat luas, mulai untuk bahan
penyedap hingga bahan baku industri obat-obatan dan kosmetika. Namun,
di dalam sistim pelayanan kesehatan masyarakat, kenyataannya peran
obat-obat alami belum sepenuhnya diakui, walaupun secara empiris manfaat
obat-obat alami tersebut telah terbukti. Sebagai salah satu contoh
adalah penggunaan jamu sebagai obat kuat, obat pegal linu,
mempertahankan keayuan, pereda sakit saat datang bulan dan lain-lain,
menyiratkan penggunaan jamu yang sangat luas di masyarakat. Memang
disadari, bahwa produksi jamu belum banyak tersentuh oleh hasil-hasil
penelitian karena antara lain disebabkan para produsen jamu pada umumnya
masih berpegang teguh pada ramuan yang diturunkan turun-temurun.
Akibatnya, hingga saat ini obat tradisional masih merupakan bahan
pengobatan alternatif di samping obat modern.</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
<span lang="fi-FI">Dengan
adanya krisis moneter yang melanda Indonesia dan berlanjut menjadi
krisis ekonomi yang berkepanjangan, berdampak pada melonjaknya harga
obat-obatan modern secara drastis oleh karena lebih dari 90% bahan
bakunya tergantung impor. Obat tradisional, yang merupakan potensi
bangsa Indonesia, oleh karena itu dapat ikut andil dalam memecahkan
permasalahan ini dan sekaligus memperoleh serta mendayagunakan
kesempatan untuk berperan sebagai unsur dalam sistem pelayanan kesehatan
masyarakat,</span><span lang="fi-FI"><strong> </strong></span><span lang="fi-FI">terlebih-lebih
dengan adanya kebijakan Menteri Kesehatan RI tahun 1999 untuk
mengembangkan dan memanfaatkan tanaman obat asli Indonesia untuk
kebutuhan farmasi di Indonesia.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
Kecenderungan
kuat untuk menggunakan pengobatan dengan bahan alam, tidak hanya
berlaku di Indonesia, tetapi juga berlaku di banyak negara karena
cara-cara pengobatan ini menerapkan konsep <em>back to nature</em> atau kembali ke alam yang diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat-obat modern .</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
Mengingat
peluang obat-obat alami dalam mengambil bagian di dalam sistem
pelayanan kesehatan masyarakat cukup besar dan supaya dapat menjadi
unsur dalam sistem ini, obat alami perlu dikembangkan lebih lanjut agar
dapat memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu.</div>
<div align="center" style="line-height: 100%; text-indent: 1.27cm;">
<strong>IV. PENGERTIAN CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL YANG BAIK (CPOTB)</strong></div>
<div style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span lang="fi-FI">Obat
tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan
sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat
tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih
memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku. Cara Pembuatan
Obat Tradisional yang Baik </span><span lang="fi-FI">(CPOTB) meliputi
seluruh aspek yang menyangkut pembuatan obat tradisional, yang bertujuan
untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi
persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses produksi
dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang menangani. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span lang="fi-FI">Penerapan </span><span lang="fi-FI">CPOTB
merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan sistem jaminan
mutu yang diakui dunia internasional. Untuk itu sistem mutu hendaklah
dibangun, dimantapkan dan diterapkan sehingga kebijakan yang ditetapkan
dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Dengan demikian penerapan
CPOTB merupakan nilai tambah bagi produk obat tradisional Indonesia agar
dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar
dalam negeri maupun internasional. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-family: Times,serif;"><span lang="fi-FI">Mengingat pentingnya penerapan </span></span><span style="font-family: Times,serif;"><span lang="fi-FI">CPOTB
maka pemerintah secara terus menerus memfasilitasi industri obat
tradisional baik skala besar maupun kecil untuk dapat menerapkan CPOTB
melalui langkah-langkah dan pentahapan yang terprogram</span></span><span style="font-family: Times,serif;"><span lang="fi-FI"><strong>. </strong></span></span><span style="font-family: Times,serif;"><span lang="fi-FI">Dengan
adanya perkembangan jenis produk obat bahan alam tidak hanya dalam
bentuk Obat Tradisional (Jamu), tetapi juga dalam bentuk Obat Herbal
Terstandar dan Fitofarmaka, maka Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik ini dapat pula diberlakukan bagi industri yang memproduksi
Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-9600318091628801832013-04-18T16:59:00.003+07:002013-04-18T16:59:45.083+07:00MOTTO HIDUP<h3 class="storytitle">
<a href="http://yprawira.wordpress.com/motto_hidup/" rel="bookmark">MotTo_HidUp</a></h3>
Apa pun tugas hidup anda, lakukan dengan baik. Seseorang semestinya
melakukan pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang masih
hidup, yang sudah mati, dan yang belum lahir tidak mampu melakukannya
lebih baik lagi.<br />
- Martin Luther King<br />
Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah
disakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton.<br />
- Mark Twain<br />
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa
depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh
kesadaran.<br />
- James Thurber<br />
Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja,
hatinya dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya dengan
ilmu yang bermanfaat, masa depannya dengan harapan, dan perutnya dengan
makanan.<br />
- Frederick E. Crane<br />
Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan
membuat mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai,
sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan.<br />
- Tom Bodett<br />
Ancaman nyata sebenarnya bukan pada saat komputer mulai bisa berpikir
seperti manusia, tetapi ketika manusia mulai berpikir seperti komputer.<br />
- Sydney Harris<br />
Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak
lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai
dirinya dikala ia marah.<br />
- Nabi Muhammad Saw<br />
Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai
sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak
diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda
menunggu-nunggu.<br />
- William Feather<br />
Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang paling baik.<br />
- Robert Hall<br />
Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri.<br />
- Martin Vanbee<br />
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka
bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi.<br />
- Ernest Newman<br />
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan
hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah
mereka menyukainya atau tidak.<br />
- Aldus Huxley<br />
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai.<br />
- Schopenhauer<br />
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan
bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang
teguh.<br />
- Andrew Jackson<br />
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.<br />
- Evelyn Underhill<br />
Perbuatan-perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan
pura-pura itulah sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan
pengkhianatan.<br />
- Johan Wolfgang Goethe<br />
Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian.
Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah
keyakinan.<br />
- Sir Francis Bacon<br />
Karena manusia cinta akan dirinya, tersembunyilah baginya aib
dirinya; tidak kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil di pandangnya
walaupun bagaimana besarnya.<br />
- Jalinus At Thabib<br />
Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya
dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia
menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu.<br />
- Marcus Aurelius<br />
Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di
atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang
lain.<br />
- Thomas Hardy<br />
Kaca, porselen dan nama baik, adalah sesuatu yang gampang sekali
pecah, dan tak akan dapat direkatkan kembali tanpa meninggalkan bekas
yang nampak.<br />
- Benjamin Franklin<br />
Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan
dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi
menciptakan kasih.<br />
- Lao Tse<br />
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.<br />
- Abu Bakar Sibli<br />
Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan
dan kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk
aslinya.<br />
- Joseph Addison<br />
Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain.<br />
- William Wordsworth<br />
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.<br />
- Kahlil Gibran<br />
Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.<br />
- Alexander Pope<br />
Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda.<br />
- Heather Pryor<br />
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
menyerah.<br />
- Thomas Alva Edison<br />
Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan saya percaya pada diri saya sendiri.<br />
- Muhammad Ali<br />
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.<br />
- Confusius<br />
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.<br />
- Abu Bakar Sibli<br />
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa
bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu
semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.<br />
- Mahatma Gandhi<br />
Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda.<br />
- Heather PryorAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-22006996011327423202013-04-18T16:58:00.002+07:002013-04-18T16:58:52.474+07:00MANAJEMEN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN<div align="center" style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: small;"><strong>MANAJEMEN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN</strong></span></div>
<div style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="pt-BR" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Dewasa
ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai
akibatnya persainganpun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu
bagiannya juga mengalami hal yang sama. Perusahaan-perusahaan yang
dahulu bersaing hanya pada tingkat local atau regional, kini harus pula
bersaing dengan perusahaan dari seluruh dunia. Hanya perusahaan yang
mampu menghasilkan barang atau jasa berkualitas kelas dunia yang dapat
bersaing dalam pasar global.</span></div>
<div align="justify" lang="pt-BR" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Demikian halnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang produksi
pangan, apabila ingin memiliki keunggulan dalam skala global, maka
perusahaan-perusahaan tersebut harus mampu melakukan setiap pekerjaan
secara lebih baik dalam rangka menghasilkan produk pangan berkualitas
tinggi dengan harga yang wajar dan bersaing. Hal ini berarti agar
perusahan atau industri pangan mampu bersaing secara global diperlukan
kemampuan mewujudkan produk pangan yang memiliki sifat aman (tidak
membahayakan), sehat dan bermanfaat bagi konsumen.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Dalam
krisis moneter seperti saat ini, pengembangan agroindustri yang
mempunyai peluang dan berpotensi adalah agroindustri yang memanfaatkan
bahan baku utama produk hasil pertanian dalam negeri, mengandung
komponen bahan impor sekecil mungkin, dan produk yang dihasilkannya
mempunyai mutu yang mampu bersaing di pasar internasional. Agroindustri
yang dibangun dengan kandungan impor yang cukup tinggi ternyata
merupakan industri yang rapuh karena sangat tergantung dari
kuat/lemahnya nilai rupiah terhadap nilai dolar, sehingga ketika dolar
menguat industri tidak sanggup membeli bahan baku impor tersebut.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Keamanan
pangan, masalah dan dampak penyimpangan mutu, serta kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan sistem mutu industri
pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, industri dan
konsumen, yang saat ini sudah harus memulai mengantisipasinya dengan
implementasi sistem mutu pangan. Karena di era pasar bebas ini industri
pangan Indonesia mau tidak mau sudah harus mampu bersaing dengan
derasnya arus masuk produk industri pangan negara lain yang telah mapan
dalam sistem mutunya. Salah satu sasaran pengembangan di bidang pangan
adalah terjaminnya pangan yang dicirikan oleh terbebasnya masyarakat
dari jenis pangan yang berbahaya bagi kesehatan.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Dari
jumlah produk pangan yang diperiksa ditemukan sekitar 9,08% – 10,23%
pangan yang tidak memenuhi persyaratan. Produk pangan tersebut umumnya
dibuat menggunakan bahan tambahan pangan yang dilarang atau melebihi
batas penggunaan: merupakan pangan yang tercemar bahan kimia atau
mikroba; pangan yang sudah kadaluwarsa; pangan yang tidak memenuhi
standar mutu dan komposisi serta makanan impor yang tidak sesuai
persyaratan. Dari sejumlah produk pangan yang diperiksa tercatat yang
tidak memenuhi persyaratan bahan pangan adalah sekitar 7,82% – 8,75%.
Penggunaan bahan tambahan makanan pada makanan jajanan berada pada
tingkat yang cukup menghawatirkan karena jumlah yang diperiksa sekitar
80%-nya tidak memenuhi persyaratan. Pengujian pada minuman jajanan anak
sekolah di 27 propinsi ditemukan hanya sekitar 18,2% contoh yang
memenuhi persyaratan penggunaan BTP, terutama untuk zat pewarna,
pengawet dan pemanis yang digunakan sebanyak 25,5% contoh minuman
mengandung sakarin dan 70,6% mengandung siklamat. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Penggunaan bahan tambahan yang tidak sesuai diantaranya adalah: (1) Pewarna berbahaya <em>(rhodamin B. methanyl yellow dan amaranth)</em>
yang ditemukan terutama pada produk sirop, limun, kerupuk, roti,
agar/jeli, kue-kue basah, makanan jajanan (pisang goreng, tahu, ayam
goreng dan cendol). Dari sejumlah contoh yang diperiksa ditemukan 19,02%
menggunakan pewarna terlarang; (2) Pemanis buatan khusus untuk diet
(siklamat dan sakarin) yang digunakan untuk makanan jajanan. Sebanyak
61,28% dari contoh makanan jajanan yang diperiksa menggunakan pemanis
buatan; (3) Formalin untuk mengawetkan tahu dan mie basah; dan (4)
Boraks untuk pembuatan kerupuk, bakso, empek-empek dan lontong.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Masih kurangnya tanggung jawab dan kesadaran produsen dan distributor terhadap keamanan pangan tampak dari penerapan <em>Good Agricultural Practice</em> (GAP) dan teknologi produksi berwawasan lingkungan yang belum sepenuhnya oleh produsen primer, penerapan <em>Good Handling Pratice</em> (GHP) dan <em>Good Manufacturing</em> Pratice (GMP) serta <em>Hazard Analysis Critical Control Point</em> (HACCP) yang masih jauh dari standar oleh produsen/pengolah makanan berskala kecil dan rumah tangga.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Pemeriksaan
terhadap sarana produksi makanan/minuman skala rumah tangga menengah
dan besar menemukan sekitar 33,15% – 42,18% sarana tidak memenuhi
persyaratan higiene dan sanitasi. Sedangkan pengawasan di tempat
pengolahan makanan (TPM) yang mencakup jasa boga, restoran/rumah makan
dan TPM lainnya hanya sekitar 19,98% yang telah mempunyai izin
penyehatan makanan dan hanya sekitar 15,31% dari rumah makan/restoran
yang diawasi yang memenuhi syarat untuk diberi grade A, B dan C.
Pelatihan penyuluhan yang diberikan umumnya baru menjangkau skala besar.
</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Distributor
pangan umumnya juga belum memahami Good Distribution Practice (GDP).
Pemeriksaan terhadap sarana distribusi produk pangan dalam hal sanitasi,
bangunan dan fasilitas yang digunakan, serta produk yang dijual
menemukan sekitar 41,60% – 44,29% sarana yang tidak memenuhi syarat
sebagai distributor makanan. Selain itu, masih kurangnya pengetahuan dan
kepedulian konsumen tentang keamanan pangan tercermin dari sedikitnya
konsumen yang menuntut produsen untuk menghasilkan produk pangan yang
aman dan bermutu serta klaim konsumen jika produk pangan yang dibeli
tidak sesuai informasi yang tercantum pada label maupun iklan.
Pengetahuan dan kepedulian konsumen yang tinggi akan sangat mendukung
usaha peningkatan pendidikan keamanan pangan bagi para produsen pangan.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Untuk
itu, kesadaran semua pihak untuk meningkatkan manajemen mutu dan
keamanan pangan sangatlah penting. Tidak bisa hanya menyerahkan tanggung
jawab kepada pemerintah atau pihak produsen saja akn tetapi semua pihak
termasuk konsumen punya andil cukup penting dalam meningkatkan sistem
manajemen mutu dan keamanan pangan di Indonesia.</span></div>
<div align="center" lang="pt-BR" style="margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>TINJAUAN ASPEK MUTU DALAM KEGIATAN</strong></span></span></div>
<div align="center" lang="pt-BR" style="margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>INDUSTRI PANGAN</strong></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>2.1. Teknologi dan Industri Pangan</strong></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Teknologi
pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan
mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan
tujuan industri untuk memenuhi permintaan konsumen. Teknologi pangan
diharapkan berperan dalam perancangan produk, pengawasan bahan baku,
pengolahan, tindak pengawetan yang diperlukan, pengemasan, penyimpanan,
dan distribusi produk sampai ke konsumen. Industri pangan merupakan
industri yang mengolah hasil–hasil pertanian sampai menjadi produk yang
siap dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu, industri pangan
lebih berkiprah pada bagian hilir dari proses pembuatan produk
tersebut. Menurut Wirakartakusumah dan Syah (1990), fungsi utama suatu
industri pangan adalah untuk menyelamatkan, menyebarluaskan, dan
meningkatkan nilai tambah produk–produk hasil pertanian secara efektif
dan efisien. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Arial,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong> </strong><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><span>Titik
tolak kegiatan suatu usaha industri pangan harus berdasarkan pada
permintaan konsumen akan suatu produk pangan. Komsumen akan selalu
menuntut suatu produk yang aman, berkualitas/bermutu, praktis/mudah
untuk disiapkan dan disajikan, serta enak rasanya dengan harga yang
terjangkau. Pertumbuhan industri pangan yang pesat akan dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat terhadap produk–produk pangan dengan mutu terjamin
dan harga yang bersaing. </span></span></span><span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><span lang="pt-BR"><span>Di
samping itu, pengembangan sektor industri pangan akan dapat memperluas
kesempatan kerja, meningkatkan nilai tambah serta menambah devisa
negara.</span></span></span></span></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="pt-BR">Wirakartakusumah
dan Syah (1990) menyatakan bahwa industri pangan di Indonesia secara
umum dibagi menjadi industri kecil dan industri besar. Indstri pangan
kecil biasanya masih menggunakan cara–cara tradisional dan bersifat
padat karya, sedangkan industri pangan besar lebih modern dan padat
modal. Pada garis besarnya, aspek–aspek yang harus diperhatikan dalam
industri pangan adalah aspek teknologi, penyebaran lokasi, penyerapan
tenaga kerja, produksi, ekspor dan peningkatan mutu. </span></span><span style="font-size: x-small;">Peran
serta teknologi harus selalu didampingi kajian ekonomis yang terkait
dengan faktor mutu. Walaupun faktor mutu akan menambah biaya produksi,
peningkatan biaya mutu diimbangi dengan peningkatan penerimaan oleh
konsumen. Di samping dapat menimbulkan citra yang baik dari konsumen,
pengendalian mutu yang efektif akan mengurangi tingkat resiko rusak atau
susut. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Beberapa kasus di Indonesia menunjukkan bahwa adanya kelemahan dalam
hal pengawasan mutu industri pangan dapat berakibat fatal terhadap
kesehatan konsumen dan kelangsungan industri pangan yang bersangkutan.
Contohnya, seperti kasus biskuit beracun pada tahun 1989. Akibat
ketedoran tersebut, perusahaan yang bersangkutan harus ditutup.
Penolakan beberapa jenis makanan olahan yang diekspor ke luar negeri
juga menunjukkan bahwa pengawasan mutu masih belum dilaksanakan dengan
baik. Oleh karena itu, perkembangan teknologi yang pesat diikuti dengan
pertumbuhan industri yang cepat harus didukung oleh sistem pengawasan
mutu yang baik. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;"><strong>2.2. Konsep Mutu</strong></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;"> Penerapan kosep mutu di bidang pangan dalam arti luas menggunakan penafsiran yang beragam. Kramer dan Twigg (1983)</span><span style="font-size: x-small;"><strong> </strong></span><span style="font-size: x-small;">menyatakan</span><span style="font-size: x-small;"><strong> </strong></span><span style="font-size: x-small;">bahwa mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik (warna, tekstur, rasa dan bau).</span><span style="font-size: x-small;"><strong> </strong></span><span style="font-size: x-small;">Hal
ini digunakan konsumen untuk memilih produk secara total. Gatchallan
(1989) dalam Hubeis (1994) berpendapat bahwa mutu dianggap sebagai
derajat penerimaan konsumen terhadap produk yang dikonsumsi berulang
(seragam atau konsisten dalam standar dan spesifikasi), terutama sifat
organoleptiknya. Juran (1974) dalam Hubeis (1994) menilai mutu sebagai
kepuasan (kebutuhan dan harga) yang didapatkan konsumen dari integritas
produk yang dihasilkan produsen. Menurut Fardiaz (1997), mutu
berdasarkan ISO/DIS 8402–1992 didefinsilkan sebagai karakteristik
menyeluruh dari suatu wujud apakah itu produk, kegiatan, proses,
organisasi atau manusia, yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi
kebutuhan yang telah ditentukan.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Kramer
dan Twigg (1983) mengklasifikasikan karakteristik mutu bahan pangan
menjadi dua kelompok, yaitu : (1) karakteristik fisik/tampak, meliputi
penampilan yaitu warna, ukuran, bentuk dan cacat fisik; kinestika yaitu
tekstur, kekentalan dan konsistensi; flavor yaitu sensasi dari kombinasi
bau dan cicip, dan (2) karakteristik tersembunyi, yaitu nilai gizi dan
keamanan mikrobiologis. Berdasarkan karakteristik tersebut, profil
produk pangan umumnya ditentukan oleh ciri organoleptik kritis, misalnya
kerenyahan pada keripik. Namun, ciri organoleptik lainnya seperti bau,
aroma, rasa dan warna juga ikut menentukan. Pada produk pangan,
pemenuhan spesifikasi dan fungsi produk yang bersangkutan dilakukan
menurut standar estetika (warna, rasa, bau, dan kejernihan), kimiawi
(mineral, logam–logam berat dan bahan kimia yang ada dalam bahan
pangan), dan mikrobiologi ( tidak mengandung bakteri </span><span style="font-size: x-small;"><em>Eschericia coli</em></span><span style="font-size: x-small;"> dan patogen).</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Kadarisman (1996) berpendapat bahwa mutu harus dirancang dan dibentuk
ke dalam produk. Kesadaran mutu harus dimulai pada tahap sangat awal,
yaitu gagasan konsep produk, setelah persyaratan–persyaratan konsumen
diidentifikasi. Kesadaran upaya membangun mutu ini harus dilanjutkan
melalui berbagai tahap pengembangan dan produksi, bahkan setelah
pengiriman produk kepada konsumen untuk memperoleh umpan balik. Hal ini
karena upaya–upaya perusahaan terhadap peningkatan mutu produk lebih
sering mengarah kepada kegiatan–kegiatan inspeksi serta memperbaiki
cacat dan kegagalan selama proses produksi. Bidang–bidang fungsional dan
kegiatan yang terlibat dalam pendekatan terpadu terhadap sistem mutu
disajikan pada Gambar 1.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="center" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;">Gambar 1. Lingkaran Mutu</span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; page-break-after: avoid;">
<span style="font-size: x-small;"><strong>2.3. Good Manufacturing Practices (GMP)</strong></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Dewasa ini, kesadaran konsumen pada pangan adalah memberikan perhatian
terhadap nilai gizi dan keamanan pangan yang dikonsumsi. Faktor
keamanan pangan berkaitan dengan tercemar tidaknya pangan oleh cemaran
mikrobiologis, logam berat, dan bahan kimia yang membahayakan kesehatan.
Untuk dapat memproduksi pangan yang bermutu baik dan aman bagi
kesehatan, tidak cukup hanya mengandalkan pengujian akhir di
laboratorium saja, tetapi juga diperlukan adanya penerapan sistem
jaminan mutu dan sistem manajemen lingkungan, atau penerapan sistem
produksi pangan yang baik <em>(</em>GMP<em>- Good Manufacturing Practices</em>) dan penerapan analisis bahaya dan titik kendali kritis (HACCP- <em>Hazard Analysis and Critical Control Point).</em></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;"> Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) atau <em>Good Manufacturing Practices</em> (GMP)<em> </em>adalah
suatu pedoman cara berproduksi makanan yang bertujuan agar produsen
memenuhi persyaratan–persyaratan yang telah ditentukan untuk
menghasilkan produk makanan bermutu dan sesuai dengan tuntutan konsumen.
Dengan menerapkan CPMB diharapkan produsen pangan dapat menghasilkan
produk makanan yang bermutu, aman dikonsumsi dan sesuai dengan tuntutan
konsumen, bukan hanya konsumen lokal tetapi juga konsumen global
(Fardiaz, 1997).</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;"> Menurut Fardiaz (1997), dua hal yang berkaitan dengan penerapan CPMB di industri pangan adalah CCP dan HACCP. <em>Critical Control Point</em>
(CCP) atau Titik Kendali Kritis adalah setiap titip, tahap atau
prosedur dalam suatu sistem produksi makanan yang jika tidak terkendali
dapat menimbulkan resiko kesehatan yang tidak diinginkan. CCP
diterapkan pada setiap tahap proses mulai dari produksi, pertumbuhan dan
pemanenan, penerimaan dan penanganan ingredien, pengolahan, pengemasan,
distribusi sampai dikonsumsi oleh konsumen. Limit kritis (<em>critical limit</em>)
adalah toleransi yang ditetapkan dan harus dipenuhi untuk menjamin
bahwa suatu CCP secara efektif dapat mengendalikan bahaya mikrobiologis,
kimia maupun fisik. <span lang="pt-BR">Limit kritis pada CCP menunjukkan batas keamanan. </span></span></div>
<div align="justify" lang="pt-BR" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="pt-BR" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Fardiaz (1997) menyatakan bahwa<em> Hazard Analysis and Critical Control Point</em>
(HACCP) atau Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis adalah suatu
analisis yang dilakukan terhadap bahan, produk, atau proses untuk
menentukan komponen, kondisi atau tahap proses yang harus mendapatkan
pengawasan yang ketat dengan tujuan untuk menjamin bahwa produk yang
dihasilkan aman dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. HACCP
merupakan suatu sistem pengawasan yang bersifat mencegah (preventif)
terhadap kemungkinan terjadinya keracunan atau penyakit melalui makanan.
Menurut Hadiwihardjo (1998), sistem HACCP mempunyai tiga pendekatan
penting dalam pengawasan dan pengendalian mutu produk pangan, yaitu :
(1) keamanan pangan (<em>food safety</em>), yaitu aspek-aspek dalam proses produksi yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit; (2) kesehatan dan kebersihan pangan (<em>whole-someness</em>),
merupakan karakteristik produk atau proses dalam kaitannya dengan
kontaminasi produk atau fasilitas sanitasi dan higiene; (3) kecurangan
ekonomi (<em>economic fraud</em>), yaitu tindakan ilegal atau
penyelewengan yang dapat merugikan konsumen. Tindakan ini antara lain
meliputi pemalsuan bahan baku, penggunaan bahan tambahan yang
berlebihan, berat yang tidak sesuai dengan label, “overglazing” dan
jumlah yang kurang dalam kemasan.</span></div>
<div align="justify" lang="pt-BR" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Konsep HACCP dapat dan harus diterapkan pada seluruh mata rantai
produksi makanan, salah satunya adalah dalam industri pangan. Hubeis
(1997) berpendapat bahwa penerapan GMP dan HACCP merupakan implementasi
dari jaminan mutu pangan sehingga dapat dihasilkan produksi yang tinggi
dan bermutu oleh produsen yang pada akhirnya akan menciptakan kepuasan
bagi konsumen.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;"><strong>2.4. Ruang Lingkup Pengawasan Mutu Pangan</strong></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<strong> </strong><span style="font-size: x-small;">Pengawasan
mutu merupakan program atau kegiatan yang tidak dapat terpisahkan
dengan dunia industri, yaitu dunia usaha yang meliputi proses produksi,
pengolahan dan pemasaran produk. Industri mempunyai hubungan yang erat
sekali dengan pengawasan mutu karena hanya produk hasil industri yang
bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, yaitu masyarakat konsumen.
Seperti halnya proses produksi, pengawasan mutu sangat berlandaskan
pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Makin modern tingkat industri,
makin kompleks ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk
menangani mutunya. Demikian pula, semakin maju tingkat kesejahteraan
masyarakat, makin besar dan makin kompleks kebutuhan masyarakat terhadap
beraneka ragam jenis produk pangan. Oleh karena itu, sistem pengawasan
mutu pangan yang kuat dan dinamis diperlukan untuk membina produksi dan
perdagangan produk pangan</span>.</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Pengawasan mutu mencakup pengertian yang luas, meliputi aspek
kebijaksanaan, standardisasi, pengendalian, jaminan mutu, pembinaan mutu
dan perundang-undangan (Soekarto, 1990). Hubeis (1997) menyatakan
bahwa pengendalian mutu pangan ditujukan untuk mengurangi kerusakan atau
cacat pada hasil produksi berdasarkan penyebab kerusakan tersebut. Hal
ini dilakukan melalui perbaikan proses produksi (menyusun batas dan
derajat toleransi) yang dimulai dari tahap pengembangan, perencanaan,
produksi, pemasaran dan pelayanan hasil produksi dan jasa pada tingkat
biaya yang efektif dan optimum untuk memuaskan konsumen (persyaratan
mutu) dengan menerapkan standardisasi perusahaan /industri yang baku.
Tiga kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian mutu yaitu, penetapan
standar (pengkelasan), penilaian kesesuaian dengan standar (inspeksi dan
pengendalian), serta melakukan tindak koreksi (prosedur uji).</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Masalah jaminan mutu merupakan kunci penting dalam keberhasilan usaha.
Menurut Hubeis (1997), jaminan mutu merupakan sikap pencegahan terhadap
terjadinya kesalahan dengan bertindak tepat sedini mungkin oleh setiap
orang yang berada di dalam maupun di luar bidang produksi. Jaminan mutu
didasarkan pada aspek </span><span style="font-size: x-small;"><em>tangibles </em></span><span style="font-size: x-small;">(hal-hal yang dapat dirasakan dan diukur), </span><span style="font-size: x-small;"><em>reliability</em></span><span style="font-size: x-small;"> (keandalan), </span><span style="font-size: x-small;"><em>responsiveness</em></span><span style="font-size: x-small;"> (tanggap), </span><span style="font-size: x-small;"><em>assurancy</em></span><span style="font-size: x-small;"> (rasa aman dan percaya diri) dan </span><span style="font-size: x-small;"><em>empathy</em></span><span style="font-size: x-small;">
(keramahtamahan). Dalam konteks pangan, jaminan mutu merupakan suatu
program menyeluruh yang meliputi semua aspek mengenai produk dan kondisi
penanganan, pengolahan, pengemasan, distribusi dan penyimpanan produk
untuk menghasilkan produk dengan mutu terbaik dan menjamin produksi
makanan secara aman dengan produksi yang baik, sehingga jaminan mutu
secara keseluruhan mencakup perencanaan sampai diperoleh produk akhir.. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Pengawasan mutu pangan juga mencakup penilaian pangan, yaitu kegiatan
yang dilakukan berdasarkan kemampuan alat indera. Cara ini disebut
penilaian inderawi atau organoleptik. Di samping menggunakan analisis
mutu berdasarkan prinsip-prinsip ilmu yang makin canggih, pengawasan
mutu dalam industri pangan modern tetap mempertahankan penilaian secara
inderawi/organoleptik. Nilai-nilai kemanusiaan yaitu selera, sosial
budaya dan kepercayaan, serta aspek perlindungan kesehatan konsumen baik
kesehatan fisik yang berhubungan dengan penyakit maupun kesehatan
rohani yang berkaitan dengan agama dan kepercayaan juga harus
dipertimbangkan. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;"><strong>2.5. Keterkaitan pengawasan Mutu </strong></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<strong> </strong><span style="font-size: x-small;">Pengawasan
mutu merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
manajerial dalam hal penanganan mutu pada proses produksi, perdagangan
dan distribusi komoditas. Oleh karena itu, pengawasan mutu bukan
semata-mata masalah penerapan ilmu dan teknologi, melainkan juga terkait
dengan bidang-bidang ilmu sosial dan aspek-aspek lain, yaitu
kebijaksanaan pemerintah, kehidupan kemasyarakatan, kehidupan ekonomi
serta aspek hukum dan perundang-undangan. Keterkaitan pengawasan mutu
pangan dengan kegiatan ekonomi, kepentingan konsumen, pemerintahan dan
lain-lain seperti yang disajikan pada Gambar 2. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Pada Gambar 2, terlihat bahwa pengawasan mutu pangan di satu pihak
melayani berbagai kegiatan ekonomi dan di lain pihak memerlukan dukungan
pemerintah dan insentif ekonomi, serta dibutuhkan masyarakat. Campur
tangan pemerintah diperlukan agar mutu dapat terbina dengan tertib
karena jika terjadi penyimpangan atau penipuan mutu, masyarakat yang
dirugikan. Campur tangan pemerintah dapat berwujud kebijaksanaan atau
peraturan-peraturan, terciptanya sistem standarisasi nasional,
dilaksanakannya pengawasan mutu secara nasional, dan dilakukan tindakan
hukum bagi yang melanggar ketentuan. Kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah dalam rangka melakukan pengawasan terhadap penerapan
peraturan perundang-undangan pangan </span><span style="font-size: x-small;"><em>Codex Alimentarius Commision</em></span><span style="font-size: x-small;"> (CAC) disebut </span><span style="font-size: x-small;"><em>Food Control</em></span><span style="font-size: x-small;">, sedangkan kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing industri dalam mengendalikan mutu dan keamanan produknya sendiri disebut </span><span style="font-size: x-small;"><em>Food Quality Control</em></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span dir="ltr" style="background: #ffffff none repeat scroll 0; border: 1px solid #000000; float: left; padding: 0; width: 15.92cm;"></span></div>
<div align="left" style="border: 1px solid #000000; line-height: 200%; margin-bottom: 0; padding: 0;">
</div>
<div align="left" style="background: transparent none repeat scroll 0; border: 1px solid #000000; line-height: 100%; margin-bottom: 0; padding: 0; page-break-after: auto; page-break-before: auto; page-break-inside: auto;">
</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="center" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="center" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Gambar 2. Keterkaitan Pengawasan Mutu pada Berbagai Kegiatan Ekonomi dan Kehidupan Masyarakat</span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Pengawasan
mutu juga bergerak dalam berbagai kegiatan ekonomi. Macam-macam
kegiatan ekonomi seperti pengawasan mutu pangan berperan atau terkait
ialah dalam keseluruhan industri pertanian yang menggarap produk pangan
dari industri usaha produksi bahan pangan, sarana produksi pertanian,
industri pengolahan pangan dan pemasaran komoditas pangan.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Pengawasan mutu pangan juga berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat
dalam melayani kebutuhan konsumen, memberi penerangan dan pendidikan
konsumen. Pengawasan mutu pangan juga melindungi konsumen terhadap
penyimpangan mutu, pemalsuan dan menjaga keamanan konsumen terhadap
kemungkinan mengkonsumsi produk-produk pangan yang berbahaya, beracun
dan mengandung penyakit.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Di tingkat perusahaan, pengendalian mutu berkaitan dengan pola
pengelolaan dalam industri. Citra mutu suatu produk ditegakkan oleh
pimpinan perusahaan dan dijaga oleh seluruh bagian atau satuan kerja
dalam perusahaan/industri. </span><span style="font-size: x-small;"><span lang="pt-BR">Dalam industri pangan yang maju, pengendalian mutu sama pentingnya dengan kegiatan produksi. </span></span><span style="font-size: x-small;">Penelitian
dan pengembangan (R&D) diperlukan untuk mengembangkan sistem
standardisasi mutu perusahaan maupun dalam kaitannya dengan analisis
mutu dan pengendalian proses secara rutin. Dalam kaitan dengan
produksi, pengawasan mutu dimaksudkan agar mutu produksi nasional
berkembang sehingga dapat menghasilkan produk yang aman serta mampu
memenuhi kebutuhan dan tidak mengecewakan masyarakat konsumen. Bagian
pemasaran juga harus melaksanakan fungsi pengawasan mutu menurut
bidangnya. Kerjasama, kesinambungan, dan keterkaitan yang sangat erat
antarsatuan kerja dalam organisasi perusahaan semuanya menuju satu
tujuan, yaitu mutu produk yang terbaik.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm;">
<span style="font-size: x-small;"><strong>2.6. Penerapan Sistem Manajemen Mutu </strong></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
ITC (1991) dalam Hubeis (1994) menyatakan bahwa industri pangan sebagai
bagian dari industri berbasis pertanian yang didasarkan pada wawasan
agribisnis memiliki mata rantai yang melibatkan banyak pelaku, yaitu
mulai dari produsen primer – (pengangkutan) – pengolah – penyalur –
pengecer – konsumen. Pada masing-masing mata rantai tersebut diperlukan
adanya pengendalian mutu (<em>quality control</em> atau QC) yang berorientasi ke standar jaminan mutu (<em>quality assurance</em>
atau QA) di tingkat produsen sampai konsumen, kecuali inspeksi pada
tahap pengangkutan dalam menuju pencapaian pengelolaan kegiatan
pengendalian mutu total (<em>total quality control</em> atau TQC) pada
aspek rancangan, produksi dan produktivitas serta pemasaran. Dengan
kata lain permasalahan mutu bukan sekedar masalah pengendalian mutu atas
barang dan jasa yang dihasilkan atau standar mutu barang (<em>product quality</em>), tetapi sudah bergerak ke arah penerapan dan penguasaan <em>total quality management</em>
(TQM) yang dimanifestasikan dalam bentuk pengakuan ISO seri 9000
(sertifikat mutu internasional), yaitu ISO-9000 s.d. ISO-9004, dan yang
terbaru yaitu ISO 22000.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Sertifikat sebagai senjata untuk menembus pasar internasional merupakan
sebuah dokumen yang menyatakan suatu produk/jasa sesuai dengan
persyaratan standar atau spesifikasi teknis tertentu (Jaelani, 1993
dalam Hubeis, 1994). Sertifikat yang diperlukan adalah yang diakui
sebagai alat penjamin terhadap dapat diterimanya suatu produk/jasa
tersebut (Hubeis, 1997). Upaya ini sangat diperlukan karena Indonesia
menghadapi persaingan yang makin ketat dengan negara-negara lain yang
menghasilkan barang yang sama atau sejenis. Hal ini juga perlu
disiapkan dalam menghadapi perdagangan bebas di kawasan ASEAN sekarang
ini dan di kawasan Asia Pasifik tahun 2019 yang akan datang, serta
perubahan menuju perdagangan global dan terjadinya regionalisasi seperti
di Eropa dan Amerika Utara.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
HACCP adalah pedoman untuk mengidentifikasi bahaya yang mungkin terjadi
pada semua proses produksi (dari tahap produksi primer sampai ditangan
konsumen). Dengan kata lain HACCP ini, di Indonesia bertujuan untuk
menjamin keamanan pangan. Dengan diidentifikasinya semua tahapan
produksi, sehingga bisa diminimalisasi kontaminasi bahaya. Bahaya disini
bisa disebabkan oleh zat kimia, kontaminasi mikro/bakteri (biologi),
atau zat asing (fisik, bisa berupa pecahan kaca atau lain sebagainya). </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Penerapan
dan pendokumentasian HACCP lebih simple dibandingkan ISO. Tapi HACCP
punya tahapan tertentu. Sebelum penerapan HACCP, pabrik (perusahaan)
harus sudah menjalankan GMP dan SSOP dengan baik. Untuk kalangan pabrik
tentu sudah tidak asing lagi, apa itu GMP. Skedar berbagi saja, GMP
kependekan dari GOOD MANUFACTURING PRACTICES. Atau Cara2 berproduksi
dengan baik. GMP ini panduan mendetail dan harus mencakup semua proses
produksi, mulai dari ketertiban karyawan, Pest Control (pengendalian
hama), Fasilitas gudang, Kelengkapan rancangan gedung, keamanan,
kesehatan, dan keselamatan kerja. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">GMP
harus diimplementasikan untuk semua bagian termasuk Processing Area,
Logistik dan Area Penyimpanan (Gudang), Laboratorium, Manufacturing
Area, Maintenance&Engineering, dan manajemen. Semua harus satu kata.
Semua bagian harus secara komitmen dan konsisten mengimplementasikan
GMP ini. Oleh sebab itu untuk memantau implementasi GMP dilapangan perlu
dilakukan audit. Audit ini bisa dibagi menjadi audit internal dan
eksternal. Audit internal berasal dari auditor yang ditunjuk dan diberi
kewenangan untuk mengaudit pabrik tersebut. Audit internal ini bisa
berasal dari gabungan karyawan dari berbagi bagian/departemen.
Diharapkan audit internal ini bisa mengevaluasi dan memberi masukan
kepada pihak yang bertanggungjwab di pabrik(perusahaan tsb). Masukan
dari auditor internal ini bisa dijadikan acuan untuk diadakan perubahan
kebijakan. Manfaat dari auditor internal ini adalah jika ada temuan bisa
dibahas secara internal pabrik dan tidak perlu sampai banyak pihak
tahu. Auditor internal bisa tidak efektif dalam mengauditnya karena akan
bersikap subyektif.<br />
Kesubyektifan ini bisa diganti dengan diadakannya audit eksternal.
Auditor eksternal bisa dari berbagai macam institusi baik milik
pemerintah maupun milik swasta. Tapi ada syarat dalam memilih auditor
eksternal, yaitu: institusi auditor eksternal tersebut harus memiliki
akses ke KAN (Komite Akreditasi Nasional). Sudah banyak institusi yang
bisa dijadikan auditor eksternal, salah satunya yang sudah terkenal
adalah SGS. Selain GMP ada satu lagi pedoman yang harus diterapkan,
yaitu SSOP. SSOP adalah kependekan dari Sanitation Standard Operating
Procedures.</span></div>
<div align="justify" lang="en-GB" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="en-GB" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="en-GB" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="en-GB" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Tujuan HACCP</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Umum </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">:
Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara mencegah atau mengurangi
kasus keracunan dan penyakit melalui makanan (“Food borne disease”). </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Khusus :</span></div>
<ul>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Mengevaluasi cara produksi makanan. Bahaya ?</span></div>
</li>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Memperbaiki cara produksi makanan. Critical process</span></div>
</li>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Memantau & mengevaluasi penanganan, pengolahan, sanitasi </span></div>
</li>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Meningkatkan inspeksi mandiri </span></div>
</li>
</ul>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Kegunaan HACCP</span></div>
<ul>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Mencegah penarikan makanan</span></div>
</li>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">· </span></div>
</li>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Meningkatkan jaminan <em>Food Safety</em></span></div>
</li>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">· Pembenahan & “pembersihan” unit pengolahan (produksi)</span></div>
</li>
</ul>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<ul>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Mencegah kehilangan konsumen / menurunnya pasien </span></div>
</li>
</ul>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<ul>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Meningkatkan kepercayaan konsumen / pasien </span></div>
</li>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Mencegah pemborosan beaya </span></div>
</li>
</ul>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Prinsip HACCP :</span></div>
<ul>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Identifikasi bahaya</span></div>
</li>
</ul>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<ul>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Penetapan CCP</span></div>
</li>
<li><br /></li>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Penetapan batas / limit kritis</span></div>
</li>
<li><br /></li>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Pemantauan CCP</span></div>
</li>
<li><br /></li>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Tindakan koreksi thd penyimpangan</span></div>
</li>
<li><br /></li>
</ul>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<ul>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Verifikasi</span></div>
</li>
</ul>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<ul>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Dokumentasi</span></div>
</li>
</ul>
<div align="justify" lang="en-GB" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="en-GB" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="en-GB" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div style="line-height: 200%;">
<span style="font-size: x-small;"><strong>Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Dalam Sistem Mutu dan Keamanan Pangan</strong></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Untuk
implementasi sistem mutu dan keamanan pangan nasional telah dilakukan
analisis SWOT yang mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dihadapi. Dari hasil analisis tersebut ditetapkan kebijakan
yang harus ditempuh, serta disusun strategi, program, dan kegiatan yang
perlu dilakukan untuk menjamin dihasilkannya produk pangan yang
memenuhi persyaratan mutu dan keamanan untuk perdagangan domestik maupun
global, yaitu melalui pendekatan HACCP untuk menghasilkan produk yang
aman, serta mengacu pada ISO 9000 (QMS) untuk menghasilkan produk yang
konsisten dan ISO 14000 (EMS) untuk menjamin produk pangan yang
berwawasan lingkungan (Gambar 1). Gambar 2. Menyajikan pengembangan
sistem mutu dan keamanan pangan nasional, yang menekankan pada penerapan
sistem jaminan mutu untuk setiap mata rantai dalam pengolahan pangan
yaitu GAP/GFP <em>(Good</em> <em>Agriculture/Farming Practices),</em> GHP <em>(Good Handling Practices),</em> GMP <em>(Good Manufacturing Practices),</em> GDP <em>(Good Distribution Practices),</em> GRP <em>(Good Retailing Practices)</em> dan GCP <em>(Good Cathering Practices).</em></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; margin-left: 1.75cm; text-indent: -1.75cm;">
<span style="font-size: x-small;">Tabel 3 Dampak penyimpangan mutu dan keamanan pangan terhadap pemerintah, industri dan konsumen.</span></div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 1.75cm; text-indent: -1.75cm;">
</div>
<table border="1" cellpadding="7" cellspacing="0" rules="rows" style="width: 528px;">
<colgroup><col width="157"></col>
<col width="199"></col>
<col width="130"></col>
</colgroup><tbody>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="514">
<div style="page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: xx-small;"><strong>PENYIMPANGAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN</strong></span></span></div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="157">
<div align="center" style="margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-size: xx-small;"><strong>PEMERINTAH</strong></span></div>
</td>
<td width="199">
<div align="center" style="margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-size: xx-small;"><strong>INDUSTRI</strong></span></div>
</td>
<td width="130">
<div align="center" style="page-break-after: avoid;">
<span style="font-size: xx-small;"><strong>KONSUMEN</strong></span></div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="157">
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<div style="margin-bottom: 0; page-break-after: avoid;">
<span style="font-size: xx-small;"><strong>Penyelidikan dan penyedikan kasus</strong></span></div>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
</li>
<li>
<div align="left" style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: xx-small;">Biaya penyelidikan dan analisis</span></div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Kehilangan Produktivitas</div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Penurunan ekspor</div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Biaya sosial sekuriti</div>
</li>
<li>Penganguran</li>
</ul>
</td>
<td width="199">
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<div style="margin-bottom: 0; page-break-after: avoid;">
<span style="font-size: xx-small;"><strong>Penarikan produk</strong></span></div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0; page-break-after: avoid;">
<span style="font-size: xx-small;"><strong>Penutupan pabrik</strong></span></div>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Kerugian</div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Penelusuran penyebab</div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Kehilangan pasar dan pelanggan</div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Kehilangan kepercayaan konsumen (domestik dan internasional)</div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Administrasi asuransi</div>
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<div style="margin-bottom: 0; page-break-after: avoid;">
<span style="font-size: xx-small;"><em><strong>Biaya legalitas</strong></em></span></div>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: xx-small;">Biaya dan waktu rehabilitasi (pengambilan kepercayaan konsumen)</span></div>
</li>
<li>Penuntutan konsumen</li>
</ul>
</td>
<td width="130">
<ul>
<li>
<div align="left" style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: xx-small;">Biaya pengobatan dan rehabilitasi</span></div>
</li>
<li>
<div align="left" style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: xx-small;">Kehilangan pendapatan dan produktivitas</span></div>
</li>
<li>
<div align="left" style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: xx-small;">Sakit, penderitaan dan mungkin kematian</span></div>
</li>
<li>
<div align="left" style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: xx-small;">Kehilangan waktu</span></div>
</li>
<li>
<div align="left" style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: xx-small;">Biaya penuntutan/pelaporan</span></div>
</li>
</ul>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; page-break-after: avoid;">
<span style="font-size: x-small;"><strong>Konsep Implementasi <em>Quality System</em> dan <em>Safety</em></strong></span></div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<table border="1" cellpadding="7" cellspacing="0" style="width: 541px;">
<colgroup><col width="135"></col>
<col width="139"></col>
<col width="111"></col>
<col width="99"></col>
</colgroup><tbody>
<tr>
<td colspan="4" valign="top" width="525"><span style="font-size: xx-small;"><strong>SISTEM MUTU DAN KEAMANAN PANGAN</strong></span></td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="135">
<div align="center">
<strong>KEKUATAN</strong></div>
</td>
<td width="139">
<div style="margin-top: 0.42cm;">
<span style="font-size: x-small;">KELEMAHAN</span></div>
</td>
<td width="111">
<div style="margin-top: 0.42cm;">
<span style="font-size: x-small;">PELUANG</span></div>
</td>
<td width="99"><span style="font-size: x-small;">ANCAMAN</span></td>
</tr>
<tr valign="top">
<td width="135">
<ul>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Perkembangan industri pangan yang semakin pesat</div>
</li>
</ul>
<div style="margin-bottom: 0;">
</div>
<ul>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Tersedianya UU Pangan dan Peraturan</div>
</li>
<li>Tersedianya sistem manajemen mutu dan keamanan (GAP/GFP, GHP, GMP, GDP, GRP, ISO 9000, ISO 14000 ,dll)</li>
</ul>
</td>
<td width="139">
<ul>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Produk pangan didominasi oleh industri kecil/rumah tangga</div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Kualitas SDM belum memadai</div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Kelembagaan koordinasi belum terpadu</div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Penguasaan Iptek yang masih lemah</div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Keterbatasan dan sumber dana</div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Kepedulian produsen dan konsumen masih rendah</div>
</li>
<li>Keterbatasan infrastruktur (laboratorium, peraturan, pedoman, standar)</li>
</ul>
</td>
<td width="111">
<ul>
<li>Globalisasi produk agroindustri</li>
</ul>
</td>
<td width="99">
<ul>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
Persaingan internasional yang semakin ketat</div>
</li>
<li>Peraturan dan kesepakatan internasional (WTO/TBT, SPS, dll)</li>
</ul>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" height="55" width="525">
<div align="center" style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-family: Bookman Old Style,serif;"><span style="font-size: xx-small;"><strong>KEBIJAKSANAAN, STRATEGI DAN PROGRAM</strong></span></span></div>
<div align="center" style="margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm;">
<span style="font-family: Bookman Old Style,serif;"><span style="font-size: x-small;">PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN</span></span></div>
<div align="center">
<span style="font-family: Bookman Old Style,serif;"><strong>(Mengacu pada konsep HACCP, ISO 9000 dan ISO 14000)</strong></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" height="17" width="525">
<div align="center">
<span style="font-family: Bookman Old Style,serif;"><span style="font-size: xx-small;"><strong>IMPLEMENTASI PROGRAM DAN PENGAWASAN</strong></span></span></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="center" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
<span style="font-size: x-small;">Gambar 4. Analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam implementasi sistem mutu dan keamanan pangan.</span></div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
<span style="font-size: x-small;"> </span></div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: 3.5cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
<span style="font-family: Bookman Old Style,serif;"> </span></div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="center" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
<span style="font-size: x-small;">Gambar 5. Sistem Mutu dan Keamanan Pangan Nasional</span></div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div style="line-height: 200%;">
<span style="font-size: x-small;"><strong>Tanggung Jawab Bersama dalam Implementasi Sistem Mutu dan Keamanan Pangan</strong></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Pengembangan
sistem mutu dan keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah, industri yang meliputi produsen bahan baku, industri pangan
dan distributor, serta konsumen (WHO, 1998). Keterlibatan ketiga sektor
tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sistem
mutu dan keamanan pangan. Gambar 3 menyajikan keterlibatan dan tanggung
jawab bersama antara pemerintah, industri dan konsumen dalam
pengembangan sistem mutu dan keamanan pangan.</span></div>
<table border="1" cellpadding="7" cellspacing="0" style="width: 525px;">
<colgroup><col width="152"></col>
<col width="161"></col>
<col width="168"></col>
</colgroup><tbody>
<tr>
<td colspan="3" height="23" width="509">
<div align="center" style="page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>IMPLEMENTASI SISTEM MUTU DAN KEAMANAN PANGAN</strong></span></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td height="34" width="152">
<div style="margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>PEMERINTAH</strong></span></span></div>
</td>
<td width="161">
<div align="center" style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;"><strong>INDUSTRI</strong></span></div>
<div align="center">
<span style="font-size: x-small;"><strong>(Industri bahan baku, Pengolahan, Distributor, Pengecer)</strong></span></div>
</td>
<td width="168">
<div style="margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>KONSUMEN</strong></span></span></div>
<div style="page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>MASYARAKAT</strong></span></span></div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td height="232" width="152">
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<div style="margin-bottom: 0; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;">Penyusunan kebijaksanaan strategi, program dan peraturan </span></span></div>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
<ul>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Pelakasanaan program</span></div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Pemasyarakatan UU Pangan dan peraturan</span></div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Pengawasan dan low enforcement</span></div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Pengumpulan informasi</span></div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Pengembangan Iptek dan penelitian</span></div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Pengembangan SDM (pengawas pangan, penyuluh pangan, industri)</span></div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Penyuluhan dan penyebaran informasi kepada konsumen</span></div>
</li>
<li><span style="font-size: x-small;">Penyelidikan dan penyedikan kasus penyimpangan mutu dan keamanan pangan</span></li>
</ul>
</td>
<td width="161">
<ul>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan (GAP/GFP, GHP, GMP, GDP, GR, HACCP, ISO 9000, ISO 14000 dll)</span></div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Pengawasan mutu dan keamanan produk</span></div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Penerapan teknologi yang tepat (aman, ramah lingkungan, dll)</span></div>
</li>
<li><span style="font-size: x-small;">Pengembangan SDM (manager, supervisor, pekerja pengolah pangan)</span></li>
</ul>
</td>
<td width="168">
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<ul>
<li>
<div style="margin-bottom: 0; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;">Pengembangan SDM (pelatihan, penyuluhan dan penyebaran informasi kepada konsumen) tentang keamanan pangan</span></span></div>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
<ul>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Praktek penanganan dan pengolahan pangan yang baik (GCP)</span></div>
</li>
<li>
<div style="margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Partisipasi dan kepedulian masyarakat tentang mutu dan keamanan pangan</span></div>
</li>
</ul>
<div style="margin-left: 0.4cm; text-indent: -0.4cm;">
</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" height="11" width="509">
<div align="center" style="page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>TANGGUNG JAWAB BERSAMA</strong></span></span></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="center" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
</div>
<div align="justify" style="margin-bottom: 0; margin-left: 2cm; text-indent: -2cm;">
<span style="font-size: x-small;">Gambar 6. Hubungan antara tanggung jawab pemerintah, industri dan konsumen dalam implementasi sistem dan keamanan pangan</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 0.64cm;">
<span style="font-size: x-small;">Secara teknis dalam rangka upaya mempertahankan kualitas produk pangan, dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;"><em>1. Dokumentasi Sistem Mutu </em></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; margin-left: 1cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-size: x-small;">Perusahaan
harus membangun dan mempertahankan suatu sistem mutu tertulis
(terdokumentasi), dengan pengertian hal ini akan menjamin
produk-produknya sesuai dengan persyaratan tertentu. Sistem mutu
tertulis ini membuat jaminan mutu bersifat lebih melembaga sebab
dokumentasi ini dilakukan menyeluruh terhadap pedoman, prosedur dan
instruksi kerja.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">
Sistem mutu tertulis bukan sekedar merupakan sesuatu yang diinginkan
saja tetapi harus dikerjakan di lapangan. Sistem mutu terdiri dari
manual, prosedur, instruksi kerja, format-format dan record. Penulisan
sistem mutu sebaiknya melibatkan semua karyawan karena mereka nantinya
yang akan mengerjakan dan hasil kerjanya mempengaruhi mutu produk yang
dihasilkan perusahaan.</span></div>
<div align="justify" lang="pt-BR" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>2. Pengendalian Rancangan</em></span></span></div>
<div align="justify" lang="pt-BR" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Mutu
produk sejak awal tergantung kepada rancangan produk tersebut. Tanpa
merancang mutu kedalam suatu produk, akan sulit mencapai mutu tersebut
selama produksi. Tujuan utama seorang perancang adalah menciptakan suatu
produk yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara penuh yang dapat
diproduksi pada tingkat harga yang bersaing. Dengan demikian, proses
perancangan yang meliputi perencanaan, verifikasi, kaji ulang, perubahan
dan dokumentasi menjadi sangat penting, terutama untuk produk-produk
yang mempunyai rancangan rumit dan memerlukan ketelitian.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>3. Pengendalian Dokumen </em></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">Dalam
penerapan sistem standar jaminan mutu, perusahaan dituntut untuk
menyusun dan memelihara prosedur pengendalian semua dokumen dan data
yang berkaitan dengan sistem mutu. Tujuan pengendalian dokumen adalah
untuk memastikan bahwa para pelaksana tugas sadar akan adanya
dokumen-dokumen yang mengatur tugas mereka. Perusahaan harus menjamin
seluruh dokumen tersedia pada titik-titik dimana mereka dibutuhkan. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-left: 1.01cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid; text-indent: -1.01cm;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>4. Pengendalian Pembelian </em></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Pembelian
bahan hampir seluruhnya berdampak kepada mutu produk akhir sehingga
harus dikendalikan dengan baik. Perusahaan harus memastikan bahwa semua
bahan dan jasa yang diperoleh dari sumber-sumber di luar perusahaan
memenuhi persyaratan yang ditentukan.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>5. Pengendalian Produk yang Dipasok Pembeli </em></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Adakalanya
pembeli produk kita, mensyaratkan penggunaan produknya untuk diguna-kan
dalam rangka memenuhi persyaratan kontrak. Perusahaan bertanggung jawab
terhadap pencegahan kerusakan pemeliharaan, penyimpangan, penanganan
dan penggunaannya selama barang tersebut dalam tanggung jawabnya.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;"><em>6. ldentifikasi Produk dan Kemampuan Telusur</em></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Identifikasi
suatu produk dan prosedur penelusuran produk merupakan persyaratan
penting sistem mutu untuk keperluan identifikasi produk dan mencegah
tercampur selama proses, menjamin hanya bahan yang memenuhi syarat yang
digunakan, membantu analisis kegagalan dan melakukan tindakan koreksi,
memungkinkan penarikan produk cacat/rusak dari pasar serta untuk
memungkinkan penggunaan bahan yang tidak tahan lama digunakan dengan
prinsip FIFO (First In First Out).</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>7. Pengendalian Proses </em></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
<span style="font-size: x-small;">Pengendalian
proses dalam sistem standar jaminan mutu mencakup seluruh faktor yang
berdampak terhadap proses seperti parameter proses, peralatan, bahan,
personil dan kondisi lingkungan proses. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>8. Inspeksi dan Pengujian </em></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Meskipun
penekanan pengendalian mutu telah beralih pada kegiatan-kegiatan
pencegahan dalam tahap sebelum produksi (perancangan, rekayasa proses
dan pembelian) inspeksi dengan intensitas tertentu tidak dapat dihindari
dalam sistem mutu. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;"><em>9. Inspeksi, Pengukuran dan Peralatan Uji </em></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Pengukuran
atau kegiatan pengujian bermanfaat jika hasil pengukuran dapat
diandalkan. Untuk itu alat pengukur atau alat uji harus memenuhi
kecermatan dan konsistensi jika dioperasikan pada kondisi yang biasa
digunakan. </span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;"><em>10. lnspeksi dan Status Pengujian </em></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Tujuan
utama sistem mutu adalah untuk memastikan hanya produk-produk yang
memenuhi spesifikasi sesuai kesepakatan yang dikirim ke pelanggan.
Sering dalam suatu pabrik yang besar, produk yang memenuhi spesifikasi,
yang belum diperiksa dan yang tidak memenuhi spesifikasi berada pada
tempat yang berdekatan sehingga mungkin bercampur. Dengan demikian
status inspeksi suatu produk harus jelas yaitu :</span></div>
<ul>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">produk belum diperiksa</span></div>
</li>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">produk sudah diperiksa dan diterima</span></div>
</li>
<li>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: x-small;">produk sudah diperiksa tetapi ditolak</span></div>
</li>
</ul>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>11. Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai</em></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Dalam
sistem produksi harus dapat disingkirkan produk-produk yang tidak
sesuai. Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan perusahaan mempunyai
prosedur tertulis untuk mencegah terkirimnya produk-produk yang tidak
sesuai kepada konsumen. Jika produk yang tidak sesuai terdeteksi pada
tahap produksi, prosedur yang ada harus tidak membiarkan produk tersebut
diproses lebih lanjut.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>12. Tindakan Koreksi </em></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Setiap
kegiatan atau sistem operasi dapat saja menyimpang dari kondisi operasi
standar (prosedur) karena berbagai alasan sehingga menghasilkan produk
yang tidak sesuai. Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan
perusahaan mempunyai sistem institusional untuk memonitor kegiatan
produksi atau proses. Jika ketidaksesuaian diketahui, tindakan koreksi
harus dilakukan segera agar sistem operasi kembali kepada standar.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>13. Penanganan, Penyimpanan, Pengemasan dan Pengiriman </em></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Perusahaan
manufaktur terlibat dengan berbagai bahan dan produk, baik dalam bentuk
bahan mentah, produk antara untuk di proses lagi maupun produk jadi.
Adalah sangat penting menjamin bahwa mutu dari semua bahan dan produk
tersebut tidak terpengaruh oleh penyimpanan yang kondisinya kurang baik,
penanganan yang tidak tepat, pengemasan yang tidak memadai dan prosedur
pengiriman yang salah.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>14. Catatan-Catatan Mutu </em></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Perusahaan
harus menyusun dan memelihara prosedur untuk identifikasi pengumpulan.
pembuatan indeks, pengarsipan, penyimpanan dan disposisi catatan mutu.
Catatan mutu memberikan bukti obyektif bahwa mutu produk yang
disyaratkan telah dicapai dan berbagai unsur sistem mutu telah
dilaksanakan dengan efektif.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>15. Audit Mutu Internal </em></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Sistem
standar jaminan mutu mempersyaratkan suatu perusahaan untuk
melembagakan suatu audit sistematis terhadap semua kegiatan yang
berkaitan dengan mutu, untuk mengetahui apakah prosedur dan instruksi
memenuhi persyaratan standar .Perusahaan juga harus bisa
mendemonstrasikan bahwa semua operasi dan kegiatan dilaksanakan sesuai
prosedur tertulis dan semua tujuan sistem mutu telah dicapai.</span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.11cm; margin-top: 0.42cm; page-break-after: avoid;">
<span style="font-family: Times New Roman,serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>16. Pelatihan dan Motivasi </em></span></span></div>
<div align="justify" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0; text-indent: 1cm;">
<span style="font-size: x-small;">Sistem
standar jaminan mutu mempersyaratkan kebutuhan pelatihan harus
diidentifikasi dengan cermat dan menyiapkan prosedur untuk melaksanakan
pelatihan semua personil yang kegiatannya berkaitan dengan mutu.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-48935704259985785122013-04-18T16:57:00.001+07:002013-04-18T16:57:55.245+07:00FERMENTASI SUBSTRAT PADAT<div align="center" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
FERMENTASI SUBSTRAT PADAT</div>
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
<span lang="id-ID"> Fermentasi substrat padat berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme pada bahan padat dalam ketiadaan atau hamp</span>i<span lang="id-ID">r
ketiadaan air bebas. Tingkat lebih atas dari fermentasi substrat padat
(yaitu sebelum air bebas tampak) merupakan fungsi penyerapan
(absorbancy), dan dengan demikian kadar airnya pada gilirannya
tergantung pada jenis substrat yang digunakan. Aktivitas biologis
menurun bila kandungan air substrat sekitar 12%. Dan semakin mendekati
nilai ini, aktivitas mikrobiologis semakin tertahan. Fermentasi substrat
padat tidak memperhatikan fermentasi </span><span lang="id-ID"><em>slurry </em></span><span lang="id-ID">(yaitu
cairan dengan kandungan zat padat taklarut yang tinggi) ataupun
fermentasi substrat padat dalam medium cair. Substrat yang paling banyak
digunakan dalam fermentasi substrat padat adalah biji-bijian serealia,
kacang-kacangan, sekam gandum, bahabn yang mengandung linoselulosa
(seperti kayu dan jerami), dan berbagai bahan lain yang berasal dari
tanaman dan hewan. Senyawaan tersebut selalu berupa molekul primer, tak
larut atau sedikit larut dalam air, tetapi murah, mudah diperoleh dan
merupakan sumber hara yang tinggi.</span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
Beberapa contoh fermentasi substrat padat</div>
<table border="1" cellpadding="7" cellspacing="0" style="width: 541px;">
<colgroup><col width="153"></col>
<col width="173"></col>
<col width="172"></col>
</colgroup><tbody>
<tr valign="top">
<td height="38" width="153">
<div align="center" lang="id-ID">
contoh</div>
</td>
<td width="173">
<div align="center" lang="id-ID">
substrat</div>
</td>
<td width="172">
<div align="center" lang="id-ID">
Mikroorganisme yang terlibat</div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td height="172" width="153">
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Produksi jamur (eropa dan asia timur)</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Fermentasi (dinegara timur)</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Kecap</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Tempe</div>
<div align="justify" lang="id-ID">
oncom</div>
</td>
<td width="173">
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Jerami, rabuk</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Gandum dan kedele</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Kedele</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Kedele</div>
<div align="justify" lang="id-ID">
</div>
</td>
<td width="172">
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
<em>Agaricus bisporus, lentinus edodes, volvariella volvaceae</em></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
<em>Aspergillus oryzae</em></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
<em>Rhizopus sp.</em></div>
<div align="justify">
<span lang="id-ID"><em>Neurospora sitophila</em></span></div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td height="65" width="153">
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Keju</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Pencucian logam</div>
<div align="justify" lang="id-ID">
Asam-asam organik</div>
</td>
<td width="173">
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Dadih susu</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Biji mutu rendah</div>
<div align="justify" lang="id-ID">
Gula tebu, molasa</div>
</td>
<td width="172">
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Penicillim roquefortii</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Thiobacillus sp.</div>
<div align="justify" lang="id-ID">
Aspergillus niger</div>
</td>
</tr>
<tr valign="top">
<td height="92" width="153">
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Enzim-enzim</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Pengkomposan</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="id-ID">
Perlakuan limbah</div>
</td>
<td width="173">
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Sekam gandum dan sebagainya</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Bahan organic campuran</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="id-ID">
Komponen limbah</div>
</td>
<td width="172">
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Aspergillus niger</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="margin-bottom: 0;">
Jamur, bacteria, aktinomisetes</div>
<div align="justify" lang="id-ID">
Bakteri, jamur dan protozoa</div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0; text-indent: 1.27cm;">
Fermentasi
substrat padat telah dipraktekkan selama ratusan tahun di asia timur.
Banyak makanan hasil fermentasi, seperti kecap, miso, tempe dan
senbagainya, mempunyai fase substrat padat lainnya digunakan untuk
menghasilkan berbagai enzim dan bahan kimia seperti asam sitrat.
Dibelahan bumi barat, fermentasi substrat padat dipusatkan pada
pengkomposan limbah tanaman dan hewan, <em>ensiling</em>, penanaman
jamur, dan pembuatan keju. Fermentasi substrat padat tehadap
lignoselulosa bisa menjadi industri besar di masa depan, untuk
menghasilkan biomassa, etanol, metan dan beberapa produk yang bernilai
komersial tinggi. Sebagaian besar produk bioteknologi yang didasarkan
pada mikroba dapat dihasilkan melalui fermentasi substrat padat. Factor
penentu bagi dilaksanakannya fermentasi semacam itu akan begantung pada
nilai ekonomi relatifnya bila dibandingkan dengan proses fermentasi
cair.</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
Jenis microorganisme yang tumbuh baik dibawah kondisi fermentasi substrat padat ditentukan terutama oleh faktor aktivitas air (a<sub>w</sub>). nilai a<sub>w </sub>substrat secara kuantitatif menyatakan banyaknya air yang dibutuhkan bagi aktivitas mikroba.</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
<span style="font-size: small;"><strong>Jenis mikroba</strong></span></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
Fermentasi
substrat padat dapat berlangsung dalam berbagai bentuk yang berbeda
tergantung pada apakah mokroorganisme yang bersifat asli, kultur murni
atau kultur campuran.</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0; margin-top: 0.42cm;">
Fermentasi yang menggunakan mikroflora asli (<em>indigenous</em>) terutama diarahkan untuk <em>ensilinjg </em>dan pengkomposan. <em>Ensiling </em>ialah suatu proses anaerobic yang melibatkan tanaman pertanian dan dilaksanakan pada suhu 25-30<sup>o</sup>C selama 1-2 minggu. <em>Lactobacillus bularicus </em>menjadi
organisme dominan yang menghasilkan asam laktat dan selanjutnya
menghambat bakteri putrefaktif yang potensial, dank arena tiak adanya
oksigen, jamur aerobik tidak dapat tumbuh. Tingkat kelmbaban adalah
sangat kritis pada 50-65%, untuk menjamin agar lactobacillus yang
osmotoleran menjadi aktif dan dominan. Sebaliknya, pengkomposan
melibatkan serangkaian mikroorganisme dari bakteri mesofilik, ragi dan
jamur sampai aktinomisetes dan jamur yan temofilik.</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
Fermentasi
substrat padat dengan menggunakan kultur jamur murni paling baik
diilustrasikan dengan proses koji kuno murni untuk fermentasi
biji-bijian dan kedele dengan jamur <em>Aspergillus oryzae. </em>Substrat yang telah masak di inokulasi dengan kultur murni A. <em>oryzae </em>dan
diletakan pada lapisan tipis dalam baki atau dalam bioreactor putar
yang khusus supaya menghasilkan amilase dan proteaseuntuk memecahkan
bahan polimer di dalam substart. Proses koji merupakan dasar untuk jenis
fermetasi yang lain termasuk produksi enzim komersial, asam organic dan
etanol.</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
Fermentasi
substrat padat tertentu secara sengaja menggunakan inokulasi kultur
campuran untuk memperoleh pembentukan produk akhir yang optimum. Dengan
demikian jerami dapat dikonversi secara lebih efisien menjadi biomassa
jamur melalui penggunaan kultur camuran <em>chaetomium cellulolyticum dan candida lipolytical </em>daripada setiap jamur itu secara sendiri-sendiri.</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
Suatu
sifat yang mencirikan berbagai fermentasi substratpadat adalah perlunya
memberi perlakuan awal pada bahan mentah substrat untuk meningkartkan
ketersediaan hara, untuk mengurangi ukuran partikel untuk
mengoptimumkan parameter fisik fermentasi bersangkutan. Desain proses
fermentasi substrat padat lebih jauh dikendalikan oleh perlunya mencapai
ciri pemindahan massa dan panas yang baik, pemindahan massa
interpartikel dan difusi intrapartikel merupakan dua tahap utama
pemindahan massa yang membatasi fermentasi substrat padat.</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
<strong>Pemindahan massa interpartikel</strong></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
<strong> </strong>Dalam
suatu fermentasi substrat padat, ukuran partikel menentukan banyaknya
ruang dalam massa substrat yang dapat ditempati oleh udara (ruang
kosong). Hampir semua fermentasi melibatkan mikroorganisme aerobk dan
transport oksigen kedalam ruang kosong merupakan parameter kritis yang
mengendalikan perkembangan pertumbuhandan pembentukan produk. Pemindahan
oksigen ke dalam ruang kosong brkaitan erat dengan tingkat kadar air
bahan karena tingkat KA bebas yang tinggi yang ditimbulkan oleh
pembuangan udara keluar menyebabkan ruang kosong yang rendah.</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
<strong>Pemindahan massa intrapartikel</strong></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
<strong> </strong>Pemindahan
massa intrapartikel behubungan dengan pemindahan nutrisi dan enzim
dalam substrat fermentasi. Dalam fermentasi substrat padat dengan
menggunakan jamur berfilamen, hifa akan tumbuh diatas permukaan partikel
selain menembus ke dalam massa substrat. Dengan demikian hifa aerobik
membutuhkan difusi oksigen untuk mendukung pertumbuhannya yang
berlanjut. Kinetika difusi oksigen di dalam matriks substrat padat itu
baru sedikit dipahami.</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
<strong>Pemindahan panas</strong></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
<strong> </strong>Karena
tingginya konsentrasi substrat persatuan volume, timbulnya panas
mikrobial per satuan volume jauh lebih besar dari pada fermentasi cair.
Selain itu KA yang rendah pada fermentasi tersebut menciptakan kondisi
yang sulit bagi pemindahan panas, sehingga pengendalian suhu lebih sulit
daripada feramentasi cair.</div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
<strong>Bioreaktor</strong></div>
<div align="justify" lang="id-ID" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0;">
Fermentasi
substrat padat dapat diklasifikasikan ke ddalam fermentasi tanpa
adukan, fermentasi dengan adukan kadang-kadang dan fermentasi dengan
adukan terus-menerus. Fermentasi tanpa aerasi mencakup ensiling dan
bebrapa proses pengkomposan.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-77673737642504937482013-04-18T16:56:00.003+07:002013-04-18T16:56:35.507+07:00ENERGI PAKAN PADA TERNAK<div align="center" class="western" lang="sv-SE" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0; orphans: 0; widows: 0;">
<strong>ENERGI PAKAN PADA TERNAK</strong></div>
<div align="center" class="western" lang="sv-SE" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0; orphans: 0; widows: 0;">
</div>
<div align="center" class="western" lang="sv-SE" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0; orphans: 0; widows: 0;">
<strong>PENDAHULUAN</strong></div>
<div align="center" class="western" lang="sv-SE" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; orphans: 0; widows: 0;">
</div>
<div align="justify" class="western" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; orphans: 0; text-indent: 1.27cm; widows: 0;">
<span lang="sv-SE">Energi pakan yang dikonsumsi ternak dapat digunakan dalam 3 cara: </span><span lang="sv-SE"><strong>(1) menyediakan energi untuk aktivitas; (2) dapat dikonversi menjadi panas; dan (3) dapat disimpan sebagai jaringan tubuh.</strong></span><span lang="sv-SE">
Kelebihan energi pakan yang dikonsumsi setelah terpenuhi untuk
kebutuhan pertumbuhan normal dan metabolisme biasanya disimpan sebagai
lemak. Kelebihan energi tersebut tidak dapat dibuang (diekskresikan)
oleh tubuh ternak. Energi disimpan di dalam karbohidrat, lemak dan
protein dari bahan makanan. Semua bahan tersebut mengandung karbon (C)
dan hidrogen (H) dalam bentuk yang bisa dioksidasi menjadi
karbondioksida (CO2) dan air (H2O) yang menunjukan energi potensial
untuk ternak. Jumlah panas yang diproduksi ketika pakan dibakar secara
sempurna dengan adanya oksigen dapat diukur dengan alat kalorimeter bom
dan disebut </span><span lang="sv-SE"><strong>Energi Bruto (EB</strong></span><span lang="sv-SE">)
dari pakan. Persentase EB yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak
dan digunakan untuk mendukung proses metabolik tergantung kemampuan
ternak untuk mencerna bahan makanan. Pencernaan mencerminkan proses
fisika dan kimia yang terjadi dalam saluran pencernaan dan menyebabkan
pecahnya senyawa kimia kompleks dalam pakan menjadi molekul lebih kecil
yang dapat diserap dan digunakan oleh ternak. Energi yang diserap
tersebut disebut </span><span lang="sv-SE"><strong>Energi Dapat Dicerna (EDD)</strong></span><span lang="sv-SE">.
Pada ternak non-ruminansia, kehilangan energi lebih lanjut terjadi
melalui urin berupa limbah yang mengandung nitrogen dan senyawa lain
yang tidak dioksidasi oleh tubuh ternak serta untuk ternak ruminansia
selain melalui urin, kehilangan energi juga melalui pembentukan gas
methan. EDD dikurangi energi yang hilang melalui urin (non-ruminansia)
atau urin+methan (ruminansia) disebut </span><span lang="sv-SE"><strong>Energi Metabolis (EM</strong></span><span lang="sv-SE">) pakan. Selama metabolisme zat makanan, terjadi kehilangan energi yang disebut </span><span lang="sv-SE"><em><strong>Heat Increament</strong></em></span><span lang="sv-SE">. Sisa energi dari pakan yang tersedia bagi ternak untuk digunakan keperluan hidup pokok (maintenance) dan produksi disebut </span><span lang="sv-SE"><strong>Energi Neto (EN)</strong></span><span lang="sv-SE">.</span><span lang="sv-SE"><em> </em></span></div>
<div align="center" class="western" lang="de-DE" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; orphans: 0; widows: 0;">
<strong>ISI</strong></div>
<div align="center" class="western" lang="de-DE" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; orphans: 0; widows: 0;">
</div>
<div align="justify" class="western" lang="de-DE" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.49cm; margin-top: 0.49cm; orphans: 0; text-indent: 1.27cm; widows: 0;">
Untuk
menghasilkan performan produksi yang tertinggi, ternak memerlukan
nutrien. Nutrien ini dibutuhkan untuk hidup pokok (maintenance) dan
berbagai produksi (production). Faktor yang harus diperhatikan adalah
jumlah makanan yang diberikan, semakin banyak jumlah makanan yang
dikonsumsi setiap hari, akan semakin memberikan kesempatan untuk
menghasilkan produksi tinggi. Peningkatan produksi yang diperoleh dari
konsumsi makanan yang lebih tinggi biasanya berkaitan dengan peningkatan
efesiensi proses-proses produksi, sehingga proporsi untuk kebutuhan
pokok menurun sedangkan produksi meningkat.</div>
<div align="justify" class="western" lang="en-US" style="line-height: 150%; text-indent: 1.27cm;">
<span lang="sv-SE">Proses
makan (feeding) adalah aktivitas yang komplek, yang meliputi mencari
makanan, mengamati, pergerakan, aktifitas sensorik, memakan dan
mencerna. Dalam saluran pencernaan makanan dan zat-zat makanan diserap
dan dimetabolismekan. Semua proses ini dapat mempengaruhi konsumsi
makanan dalam jangka pendek (short term basis). Namun demikian perlu
diperhatikan bahwa, pada ternak dewasa kebutuhan pokoknya (berat
tubuhnya) relatif konstan, walaupun makanan tersedia </span><span lang="sv-SE"><em>ad libitum</em></span><span lang="sv-SE">.
Dengan demikian konsep jangka pendek-jangka panjang dalam mengontrol
konsumsi harus diperhatikan. Walaupun sistem kontrol ini sama pada
setiap jenis ternak, namun ada perbedaan antar spesies yang tergantung
pada pada struktur dan fungsi saluran pencernaannya. </span></div>
<div align="justify" class="western" lang="sv-SE" style="line-height: 150%; text-indent: 1.27cm;">
Aktivitas
makan pada hewan mamalia dan unggas dikontrol oleh pusat di
hipothalamus yang terletak di bagian cerebrum otak. Pada awalnya teori
ini bermula dari dua aktivitas organ pusat. Pertama adalah pusat makan
(lateral hipothalamus) yang menyebabkan ternak memulai aktivitas makan
sampai dibatasi oleh pusat yang kedua yaitu pusat kenyang (vetro medial
hipothalamus) yang menerima signal dari tubuh sebagai hasil dari
konsumsi makanan. Dengan demikian ternak akan terus makan sampai
mendapat signal untuk berhenti dari pusat kenyang. Namun demikian yang
berperan dalam pengaturan makan tidak hanya hipothalamus saja, melainkan
ada bagian lain dari CNS yang berperan.</div>
<div align="justify" class="western" lang="sv-SE" style="line-height: 150%; margin-top: 0.42cm;">
<span style="color: green;"><em>Teori Khemostatik </em></span></div>
<div align="justify" class="western" lang="sv-SE" style="line-height: 150%; text-indent: 1.27cm;">
Hipotalamus
mengatur berbagai pengeluaran zat makanan dari makanan dalam saluran
pencernaan, penyerapan serta transportasi zat-zat makanan. Berdasarkan
teori khemostatik, peningkatan konsentrasi substansi tertentu memberikan
signal untuk berhenti makan, sebaliknya jika konsentrasi rendah
menyebabkan ternak akan mulai makan. Glukosa merupakan indikator yang
menentukan kenyang atau lapar bagi ternak. Jika konsentrasi glukosa
darah rendah dan disuntik dengan insulin maka ternak akan merasa lapar.
Sebaliknya setelah makan konsentrasi glukosa akan meningkat dan ternak
akan berhenti makan. Mekanisme pengaturan gula darah diilustrasikan pada
Gambar 2.3 berikut.</div>
<div align="justify" class="western" lang="sv-SE" style="line-height: 150%;">
Reseptor
glukosa diduga terletak di hipothalamus. Hipotalamus dapat memonitor
kadar glukosa baik di pembuluh vena maupun arteri. Penelitian yang lain
menunjukan bahwa receptor tersebut saluran pencernaan dan hati. Sebagai
bukti bahwa jika glukosa disuntikan di usus atau di sistem portal
hepatik menyebabkan menurunan intake pakan yang lebih besar dibandingkan
jika disuntikan di sirkulasi periperal.</div>
<div align="justify" class="western" lang="en-US" style="line-height: 150%;">
<span lang="sv-SE">Dugaan
lain yang mengatur komunikasi saluran pencernaan dan otak adalah hormon
peptida cholecystokinin. Hormon ini dikeluarkan jika asam amino dan
asam-asam lemak mencapai duodenum, dan ini merupakan kerja hipothalamus.</span></div>
<div align="justify" class="western" lang="sv-SE" style="line-height: 150%;">
<span style="color: green;"><em>Teori Thermostatik </em></span></div>
<div align="justify" class="western" lang="sv-SE" style="line-height: 150%; text-indent: 1.27cm;">
Teori
ini berlandasan bahwa ternak akan makan untuk mempertahankan panas dan
akan berhenti makan untuk mencegah hyperthermia. Panas yang diproduksi
dari hasil pencernaan dan metabolisme makanan adalah merupakan signal
dalam pengaturan makan. Thermoreceptor sensitif terhadap perubahan panas
yang terjadi di anterior hipothalamus dan juga di periperal kulit.
Sebagai bukti, pada daerah panas ternak akan mengurangi makannya untuk
menurunkan produksi panasnya.</div>
<div align="justify" class="western" lang="sv-SE" style="line-height: 150%;">
<span style="color: #006600;">Sensor Indera</span></div>
<div align="justify" class="western" lang="sv-SE" style="line-height: 150%; text-indent: 1.27cm;">
Penginderaan
penglihatan, penciuman, perabaan dan perasa memiliki peran yang penting
dalam menstimulasi selera makan manusia, dan mempengaruhi jumlah
makanan yang dicerna. Pada hewan penginderaan memiliki peran yang lebih
kecil dari pada manusia.</div>
<div align="justify" class="western" lang="fi-FI" style="line-height: 150%;">
Palatabilitas
adalah derajat kesukaan pada makanan tertentu yang terpilih dan
dimakan. Pengertian palatabilitas berbeda dengan konsumsi. Palatabilitas
melibatkan indera penciuman, perabaan dan perasa. Pada ternak
peliharaan memperlihatkan prilaku mengendus (sniffing) makanan.</div>
<div align="justify" class="western" lang="fi-FI" style="line-height: 150%;">
Kebanyakan
hewan memiliki preferensi menyukai makanan tertentu, terutama jika
memiliki kesematan memilih. Contohnya, anak babi muda lebih menyukai
larutan gula dibandingkan air, sementara unggas tidak bisa membedakan
rasa manis, tapi tidak dapat mencerna larutan garam dengan konsentrasi
berlebih.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-9084065819933175752013-04-18T16:55:00.002+07:002013-04-18T16:55:54.393+07:00BUDIDAYA ANEKA TANAMAN MENGKUDU<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BUDIDAYA ANEKA TANAMAN MENGKUDU</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Asal
Tanaman </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tanaman mengkudu pada awal mulanya terpusat di Polinesia,
India, dan Cina. Yang kemudian menyebar sampai ke Malaysia, Australia, New
Zealand, Kepulauan Pasifik, Tihiti, Hawai, Peurto Rico, Karibia dan Kanada,
sampai ke Indonesia. Tanaman mengkudu dikenal sebagai raja dari jenis buah yang
ada. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Morfologi
Tanaman</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tanaman mengkudu merupakan tanaman tahunan (<i>perenial</i>)
yang berbentuk perdu, dengan ketinggian antara 3-8 m. batang tanaman keras dan
berkayu yang tumbuh ke atas serta mempunyai banyak percabangan. Cabang-cabang
tumbuh mendatar dengan arah keluar kanopi tanaman. Daun termasuk daun tunggal,
terdiri atas satu helai daun setiap satu tangkai daun (<i>petiolus</i>).
Berbentuk lonjong, dengan ukuran panjang antara 10-40 cm dan lebar antara 15-17
cm, tergantung tingkat kesuburan tanaman. Permukaan daun bagian atas berwarna
hijau mengkilap, sedagkap permukaan bagian bawah berwarna hijau agak pucat.
Tangkai daun pendek dan melekat pada batang atau cabang secara berselang-seling
atau berpasangan. Semakin subur pertumbuhan tanman, semakin rimbun dan besar
ukuran daunnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tanaman mengkudu bebunga sempurna (<i>hermaprodite</i>) dan
menghasilkan buah semu majemuk. Buah mengkudu mempunyai bentuk yang bervariasi
(agak bulat, agak lonjong atau panjang), dengan permukaan yang tidak rata. Buah
stadium muda berwarna kahijau-hijauan dan berubah menjadi hijau keputih-putihan
ketika memasuki stadium tua (matang).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tanaman mengkudu belum banyak diteliti untuk pemuliaan
tanaman. Di alam ditemukan dua jenis mengkudu, didasarkan pada struktur
buahnya, yaitu jenis mengkudu berbiji (mengandung banyak biji)dan jenis
mengkudu tanpa biji. Buah mengkudu yang tak berbiji sering dikenal sebagai
“pace sukun”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kandungan
Kimia dan Manfaatnya</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tanaman mengkudu tergolong tanaman yang serba guna. Tanaman
ini dapat dijadikan penghias halaman atau di kebun secara khusus sepeti di
lahan kering tegalan. Bagian tanamn yang paling penting dalam kehidupan
sehari-hari adalah daun dan buahnya. Daun mengkudu mempunyai rasa yang
agaklangu atau sedikit pahit, tetapi mempunyai kandungan vitamin A yang tinggi
hamper sema dengan daun kacang panjang, daun katuk, daun singkong, wiortel, dan
daun papaya. Buah mengkudu stadium muda dapat digunakan sebagai rujak bebeg.
Hasil penelitian menunjukan bahwa zat penting yang terkandung dalam buah
mengkudu terdiri atas terpenoid, pewarna, anti bakteri, asam glukuronat, gum
arab, galaktosa, arabinosa, rhamnos, nutrisi, skopoletin, zat anti kanker (<i>damnacanthal</i>)
dan <i>xeronine</i> serta <i>proxeronine</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Daun mengkudu dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, antara
lain pepes daun mengkudu, gangan, urap, gilai dan lalap matang. Atau bisa juga
hanya dengan direbusdan dimakn dengan sambal. Sedangkan buah mengkudu dapat
diolah menjadi sari buah (<i>juice</i>) mengkudu dan dodol mengkudu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selain dimanfaatkan ebagai sayuran, mengkudu dapat juga
digunakan sebagi penyembuh penyakit. Daun muda mengkudu berkhasiat sebagai anti
kanker, obat peluruh empedu, sakit ginjal, hipertensi, luka, masuk angin
(sebagai tapal di perut), disentri, diabetes mellitus, jantung koroner,
kolesterol tinggi dan meningkatkan stamina.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lingkungan
tumbuh</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tanaman mengkudu dapat tumbuh baik pada daerah dataranrendah
dengan ketinggian 0-500 m dpl, suhu udara antara 22<sup>0</sup>-30<sup>0</sup>
C, namun masih dapat tumbuh hingga suhu 32<sup>0</sup> C. kelembaban udara (RH)
antara 50-70 %. Curah hujan antara 2 000-3 000mm/tahun, dan cukup mendapat
sinar matahari. Mengkudu toleran terhadap naungan atau keadaan teduh, sehingga
cocock ditanam di pekarangan. Mengkudu menghendaki pH antara 5.5-6.5 dengan
struktur subur, banyak mengandung humus, memiliki aerasi dan drainase yang
baik. Jenis tanah ang cocok bagi pertumbuhan mengkudu adalah alivial, latosol,
dan podsolik merah kuning.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BUDIDAYA TANAMAN MENGKUDU</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l4 level1 lfo1; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyiapan
bibit tanaman</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 22.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bibit mengkudu dapat diperoleh dari perbanyakan generatif
dan vegetatif. Pohon induk harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
memiliki pertumbuhan yang subur dan normal, berumur antara 3-5 tahun, dan
produktif berbuah. Secara generatif yaitu dengan menggunakan biji, sedangkan
vegetatif dapat dengan menggunakan setek batang atau cabang. Sampai saat ini
belum ada data hasil penelitian yang berkaitan dengan teknologi pembibitan
tanamn mengkudu. Meskipun demikian, perbanyakan dapat dilakukan dengan
pancangkokan batang atau cabang.</span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l6 level1 lfo2; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyiapan
lahan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 22.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lahan untuk budidaya mengkudu berupa lubang tanam. Ukuran
dan jarak lubang tanam sangat bervariasi. Dapat dipilih dari 30cm x 30cm x
30cm; 40cm x 40cm x 40cm atau 60cm x 60cm x 60cm; dengan jarak 2.5m x 2m; 4m x
4m; atau 5m x 5m, tergantung tingkat kesuburan tanah. Lubang tanam dibuat 15
hari sebelum penanaman.</span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penanaman</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 22.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada saat penanaman dan pengembalian tanah ke dalam lubang,
terlebih dulu tanah tersebut dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 20-40
kg/lubang. Penanaman dengan membuang polibag tetapi usahakan agar tanah dalam
polibag tidak hancur dan pecah. Setelah penanaman, dilakukan penyiraman untuk
menjaga kelembaban tanah dan mempercepat tanah menempel pada akar mengkudu.</span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l0 level1 lfo4; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemeliharaan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 22.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemeliharaan yang biasa dilkaukan adalah penyiangan dan
penggemburan tanah, pengairan, pemupukan, pembentukan pohon dan proteksi
tanaman.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l9 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div>
<ol start="1" type="1"><ul type="circle">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l9 level2 lfo5; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyiangan
dan penggemburan tanah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></li>
</ul>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 28.35pt; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyiangan dapat dilakaukan sebulan sekali atau tergantung
intensitas gulma yang ada. Penggemburan tanah dilakukan bersamaan dengan
penyiangan untuk menjamin perakaran tumbuh baik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l2 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div>
<ol start="1" type="1"><ul type="circle">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l2 level2 lfo6; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengairan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></li>
</ul>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 28.35pt; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengairan dilakukan secara kontinyu, terutama pada fase awal
pertumbuhan. Kemudian dikurangi secara bertahap atau disesuaikan dengan keadaan
tanah. Yang terpenting adalah tanah jangan sampai kekeringan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l3 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div>
<ol start="1" type="1"><ul type="circle">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l3 level2 lfo7; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemupukan
</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></li>
</ul>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 28.35pt; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pupuk yang diberikan berupa pupuk organik dan anorganik.
Pupuk organik diberikan 6-8 kali setahun masing-masing 20-40 kg. Sedangkan
pupuk anorganik diberikan 1-2 kali sebulan dengan dosis 100-300 gr/pohon
campuran ure, SP-36, dan KCl; atau NPK sebanyak 300-500 gr/pohon. Pada fase
pembuahan sebaiknya diberi pupuk SP-36 dosis lebih tinggi agar kontinyu
berbuah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l5 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div>
<ol start="1" type="1"><ul type="circle">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l5 level2 lfo8; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pembentukan
Pohon </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></li>
</ul>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 28.35pt; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pembentukan pohon dengan memangkas cabang, ranting yang terlalu
rimbun dan tidak sehat agar C/N ratio dalam tubuh tanaman seimbang sehingga
tanaman produktif berbuah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l8 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div>
<ol start="1" type="1"><ul type="circle">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l8 level2 lfo9; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 1.0in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Proteksi
Tanaman</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></li>
</ul>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 28.35pt; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Proteksi dilakukan terhadap hama dan penyakit. Hama yang
sering menyerang adalah semut, kutu putih, dan kutu daun. Sedangkan penyakit
yang sering muncul adalah bercak daun dan kapang jelaga.</span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-list: l7 level1 lfo10; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemanenan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 2.85pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Panen pertama dilakukan pada saat tanman berumur 2 tahun.
Pembuahan tarjadi secara kontinyu sepanjang tahun. Panen dapat dilakukan sampai
8 kali sebulan, sehingga dalam setahun dapat panen 88 kali.produktivitas buah
per pohon adalah 5 kg setiap kali panen. Jika populasi tanaman tiap hektarnya
±400 pohon, maka produksi buah per tahun adalah 176 ton.panen paling baik
dilakukan pagi atau sore hari. Panen dilakukandengan petik pilih menggunakan
tangan karena buah yang matang rentan rusak dan penyok. Adapun karakteristik
buah tua adalah ukurannya maksimum, kulit buah berwarna keputih-putihan dan
terdapat benjolan atau bekas kelopak bunga berwarna coklat atau
kahitam-hitaman. Penangan pasca penen pun harus sesegera mungkin untuk
menghindari kerusakan buah, karena buah tua banyak mengandung air.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-63308634035317432512013-04-18T16:53:00.003+07:002013-04-18T16:53:53.859+07:00PERTANIAN ORGANIK<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<strong><span lang="IN" style="font-family: "Harting","serif"; font-size: 18.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">PERTANIAN ORGANIK</span></strong><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><strong><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pengertian
Pertanian Organik</span></strong></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Ada dua pemahaman
tentang pertanian organik yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Pertanian organik dalam artian sempit yaitu pertanian yang bebas dari bahan –
bahan kimia. Mulai dari perlakuan untuk mendapatkan benih, penggunaan pupuk,
pengendalian hama dan penyakit sampai perlakuan pascapanen tidak sedikiti pun
melibatkan zat kimia, semua harus bahan hayati, alami. Sedangkan pertanian
organik dalam arti yang luas, adalah sistem produksi pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari atau membatasi penggunaan bahan
kimia sintetis (pupuk kimia/pabrik, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh
dan aditif pakan). Dengan tujuan untuk menyediakan produk – produk pertanian
(terutama bahan pangan) yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta
menjaga keseimbangan lingkungan dengan menjaga siklus alaminya.<strong> </strong></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Konsep awal
pertanian organik yang ideal adalah menggunakan seluruh input yang berasal dari
dalam pertanian organik itu sendiri, dan dijaga hanya minimal sekali input dari
luar atau sangat dibatasi. </span><span lang="IN" style="font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">(FG Winarno 2002)</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l18 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><strong><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Prinsip
– Prinsip Pertanian Organik</span></strong><strong><span lang="IN" style="font-size: 36.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span></strong></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip-prinsip
pertanian organik merupakan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan pertanian
organik. Prinsip – prinsip ini berisi tentang sumbangan yang dapat diberikan
pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi untuk meningkatkan
keseluruhan aspek pertanian secara global. Pertanian merupakan salah satu
kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena semua orang perlu makan setiap
hari. Nilai – nilai sejarah, budaya dan komunitas menyatu dalam pertanian.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip-prinsip
ini diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk bagaimana
manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan,
mempersiapkan dan menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip – prinsip
tersebut menyangkut bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan hidup,
berhubungan satu sama lain dan menentukan warisan untuk generasi mendatang.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pertanian organik didasarkan pada:</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip
kesehatan</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip
ekologi</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip
keadilan</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip
perlindungan</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Setiap prinsip
dinyatakan melalui suatu pernyataan disertai dengan penjelasannya. Prinsip –
prinsip ini harus digunakan secara menyeluruh an dibuat sebagai prinsip –
prinsip etis yang mengilhami tindakan.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l8 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><strong><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip Kesehatan</span></strong></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pertanian organik
harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia
dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip ini
menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan
dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang
dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kesehatan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Hal ini tidak saja
sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan memelihara kesejahteraan fisik,
mental, sosial dan ekologi. Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri
merupakan hal mendasar untuk menuju sehat.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Peran pertanian
organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan
untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan organisme, dari
yang terkecil yang berada di alam tanah hingga manusia. Secara khusus,
pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan
bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Mengingat hal
tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi
hewan dan bahan aditif makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l11 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><strong><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip Ekologi</span></strong></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pertanian organik
harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan
berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip ekologi
meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Prinsip ini
menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis.
Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi
yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan
membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan
lingkungan perairan. Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar
organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Siklus
– siklus ini bersifat universal tetapi pengoperasiannya bersifat
spesifik-lokal. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi,
budaya dan skala lokal. Bahan – bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara
dipakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan – bahan dan energi
secara efisien guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumber
daya alam.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pertanian organik
dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, pembangunan
habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang
menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi produk – produk organik
harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum,
termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air</span><span lang="IN" style="font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l14 level1 lfo6; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><strong><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip Keadilan</span></strong></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pertanian organik
harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan
dan kesempatan hidup bersama.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Keadilan dicirikan
dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia secara
bersama, baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk hidup yang
lain. Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik
harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi
semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur,
pedagang dan konsumen.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pertanian organik
harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang yang terlibat,
menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan. Pertanian organik
bertujuan untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan ataupun produk
lainnya dengan kualitas yang baik.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip keadilan
juga menekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam kondisi dan habitat yang
sesuai dengan sifat-sifat fisik, alamiah dan terjamin kesejahteraannya.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Sumber daya alam
dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan konsumsi harus dikelola dengan
cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk generasi
mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan perdagangan yang
terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan yang
sebenarnya.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l17 level1 lfo7; page-break-before: always; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><strong><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip
Perlindungan</span></strong></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pertanian organik
harus dikelola secara hati – hati dan bertanggung jawab untuk melindungi
kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan
hidup. </span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pertanian organik
merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis yang menjawab tuntutan dan
kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Para pelaku pertanian organik
didorong meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi tidak boleh
membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya. </span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Karenanya,
teknologi baru dan metode – metode yang sudah ada perlu dikaji dan ditinjau
ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman ekosistem dan pertanian yang
tidak utuh. </span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Prinsip ini
menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung awab merupakan hal mendasar dalam
pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi di pertanian organik. lmu
pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian organik bersifat
menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan ilmiah saja tidaklah
cukup. Seiring waktu, pengalaman praktis yang dipadukan dengan kebijakan dan
kearifan tradisional menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus mampu
mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna dan
menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa
genetika (genetic engineering). segala keputusan harus mempertimbangkan nilai –
nilai dan kebutuhan dari semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya,
melalui proses – proses yang transparan dan artisipatif.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l20 level1 lfo8; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><strong><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pengembangan
Pertanian Organik</span></strong></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pengembangan
pertanian organik harus mengacu kepada prinsip – prinsip organik (prinsip
kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan dan prinsip perlindungan) agar
mendapatkan hasil pangan yang bermutu serta aman dikonsumsi. </span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Berdasarkan pertimbangan pelaksanaan
pembangunan pertanian di Indonesia pada saat ini, ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan dalam mengembangkan pertanian alternatif:</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l7 level1 lfo9; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Keragaman
daur-ulang limbah organik dan pemanfaatannya untuk memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l7 level1 lfo9; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Memadukan
sumber daya organik dan anorganik pada sistem pertanian di lahan basah dan
lahan kering.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l7 level1 lfo9; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Mengemangkan
sistem pertanian berwawasan konservasi di lahan basah dan lahan kering.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l7 level1 lfo9; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Memanfaatkan
bermacam – macam jenis limbah sebagai sumber nutrisi tanaman.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l7 level1 lfo9; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Reklamasi
dan rehabilitasi lahan dengan menerapkan konsep pertanian organik.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l7 level1 lfo9; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Perubahan
dari tanaman semusim menjadi tanaman keras di lahan kering harus dipadukan
dengan pengembangan ternak, pengolahan minimum dan pengolahan residu
pertanaman.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l7 level1 lfo9; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Mempromosikan
pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh pertanian untuk memperbaiki citra dan
tujuan pertanian organik.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l7 level1 lfo9; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Memanfaatkan
kotoran ternak yang berasal dari unggas, babi, ayam, itik, kambing, dan kelinci
sebagai sumber pakan ikan.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Sesuai dengan
prinsip – prinsip pertanian organik, ada sebuah metode pengembangan pertanian
yang dikenal sebagai metode bertani ‘tanpa bekerja’ dikembangkan di Jepang oleh
seorang petani Jepang yang berlatar belakang ahli mikrobiologi (mantan seorang
ilmuwan laboraturium). Ada empat azas bertani alami yang dipraktikan, yaitu :</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l13 level1 lfo10; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Tanpa
pengolahan, yaitu tanpa membajak atau membalik tanah.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Tanah sebenarnya mampu mengolah dirinya melalui penetrasi akar – akar
tumbuhan, aktivitas mikroorganisme, binatang – binatang kecil dan cacing –
cacing tanah.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l1 level1 lfo11; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Tanpa
pupuk kimia atau kompos yang dipersiapkan.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kebutuhan pupuk untuk tanaman bisa dipenuhi dengan tanaman penutup tanah
semisal leguminose, kacang – kacangan dan mengembalikan jerami ladang dengan
ditambah sedikit kotoran unggas. Jika tanah dibiarkan pada keadaannya sendiri,
tanah akan mampu menjaga kesuburannya secara alami sesuai dengan daur teratur
dari tumbuhan dan binatang.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Jika tanah dibiarkan secara alami, maka kesuburannya alaminya akan naik.
Sisa – sisa bahan organik dari tumbuhan dan binatang membusuk, oleh air hujan
zat – zat hara masuk ke dalam tanah, diserap tanaman dan menjadi makanan
mikroorganisme.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l3 level1 lfo12; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Tanpa
menghilangkan gulma dengan pengerjaan tanah atau herbisida.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pada dasarnya gulma mempunyai peranan dalam menyeimbangkan komunitas
biologi dalam membangun kesuburan tanah. Gulma – gulma itu cukup dikendalikan
ukan dihilangkan. Mulsa jerami, tanaman penutup tanah, penggenangan air
sementara merupakan cara pengendalian gulma yang efektif.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l4 level1 lfo13; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Tidak
tergantung dari bahan – bahan kimia.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Ketika praktik – praktik bertani yang tidak alami dengan pemupukan,
pengolahan tanah, pemberantasan gulma maka ketidakseimbangan penyakit dan hama
menjadi masalah serius. Hama dan penyakit memang tidak dipungkiri dapat memberi
kerugian tetapi masih dalam batas – batas yang tidak memerlukan penggunaan zat
– zat kimia (pestisida). Pendekatan yang arif adalah dengan menanam tanaman
yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit pada sebuah lingkungan yang sehat.
Penggunaan bahan kimia hanya efektif untuk sementara waktu, pada saatnya akan menyebabkan
terjadinya ledakan hama yang lain karena keseimabangan bioligis terganggu
karena penggunaan bahan kimia tersebut.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l19 level1 lfo14; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><strong><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kelemahan
dalam Sistem Pertanian Organik</span></strong></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam
mengembangkan pertanian organik, yaitu :</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l16 level1 lfo15; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Ketersediaan
bahan organik terbatas dan takarannya harus banyak</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l16 level1 lfo15; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Transportasi
mahal karena bahan bersifat ruah</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l16 level1 lfo15; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Menghadapi persaingan dengan kepentingan
lain dalam memperoleh sisa pertanaman dan limbah organik</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l16 level1 lfo15; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Hasil
pertanian organik lebih sedikit jika dibandingkan dengan pertanian non organik
yang menggunakan bahan kimia terutama pada awal menerapkan pertanian organik.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l16 level1 lfo15; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pengendalian
jasad pengganggu secara hayati masih kurang efektif jika dibandingkan dengan
penggunaan pestisida kimia.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l16 level1 lfo15; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Terbatasnya
informasi tentang pertanian organik.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l9 level1 lfo16; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><strong><span lang="IN" style="font-size: 13.5pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kelebihan
dalam Sistem PertanianOrganik</span></strong></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l10 level1 lfo17; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Meningkatan
aktivitas organisme yang menguntungkan bagi tanaman.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Mikroorganisme seperti rizobium dan mikroriza yang hidup di tanah dan
perakaran tanaman sangat membantu tanaman dalam penyediaan dan penyerapan unsur
hara. Juga banyak organisme lain yang bersifat menekan pertumbuhan hama dan
penyakit tanaman. Misalnya pertumbuhan cendawan akar (<em>Ganoderma sp</em>, <em>Phytopthora
sp</em>) dapat ditekan dan dihalangi oleh organisme <em>Trichoderma sp</em>.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l15 level1 lfo18; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Cita rasa hasil tanaman organikmenjadi lebih menarik, misalnya padi organik
akan menghasilkan beras yang pulen, umbi – umbian terasa lebih empuk dan enak
atau buah menjadi manis dan segar. Selain itu pertanian organik juga meningkatkan
nilai gizi. Hasil uji laboraturium terhadap beras organik mempunyai kandungan
protein, dan lemak lebih tinggi daripada beras nonorganik. Begitu pula nasi
yang berasal dari beras organik bisa bertahan (tidak mudah basi) dua kali lebih
lama ketimbang nasi dan beras organik. Kalau biasanya nasi akan menjadi basi
setelah 12 jam maka nasi dari beras organik bisa bertahan 24 jam. </span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l5 level1 lfo19; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Meningkatkan
ketahanan dari serangan organisme pengganggu.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Karena dengan penggunaan pupuk organik yang cukup maka unsur – unsur hara
makro dan mikro terpenuhi semua sehingga tanaman lebih kuat dan sehat untuk
menahan serangan beberapa organisme pengganggu dan lebih tahan dari serangan
peryakit. </span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l12 level1 lfo20; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Memperpanjang
unsur simpan dan memperbaiki struktur.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Buah dan hasil pertanian tidak cepat rusak atau akibat penyimpanan. Buah
cabai misalnya akan nampak lebih kilap dengan pertanian organik, hal ini bisa
dipahami karena tanaman yang dipupuk organik , secara keseluruhan bagian
tanaman akan mendapat suplai unsur hara secara lengkap sehingga bagian – bagian
sel tanama termasuk sel – sel yang menyusun buah sempurna.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt; mso-list: l6 level1 lfo21; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Membantu
mengurangi erosi.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 5.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pertanian organik dengan pemakaian pupuk organik mejadikan tanah leih
gembur dan tidak mudah terkikis aliran air. Struktur tanah menjadi lebih kompak
dengan adanya penambahan bahan – bahan organik dan lebih tahan menyimpan air
dibanding dengan tanah yang tidak dipupuk bahan organik. Pada tanah yang miskin
bahan organik, air mudah mengalir dengan membawa tanah.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-84063534400320640822013-04-18T16:46:00.001+07:002013-04-18T16:46:24.887+07:00KATA KATA LUCU<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<a href="http://famiblasting.blogspot.com/2012/12/kata-kata-lucu.html" title="Kata Kata Lucu">Kata Kata Lucu</a>. Apakah kalian merasa stress? entah
itu akibat tekanan pekerjaan, galau karena masalah cinta, atau karena sebab
lainya? atasi saja dengan kata kata lucu ini. ya humor memang terbukti dapat
menghilangkan rasa stres. dengan tertawa. secara tidak langsung kalian bisa
memberikan energi positif pada tubuh dan menghilangkan stress.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Sebelumnya saya juga posting artikel tentang <a href="http://famiblasting.blogspot.com/2012/09/status-fb-lucu.html" target="_blank" title="Status Lucu Facebook">Status lucu</a> yang dijamin pasti
lucu, bagi temen temen yang suka nongkrong di <a href="http://famiblasting.blogspot.com/" target="_blank" title="Facebook">facebook</a>
bisa menggunakan status lucu yang saya berikan itu untuk update status fb
kalian, dijamin fb kalian akan semakin rame. selain itu juga bisa kalian
kirimkan kepada temen temen sebagai bahan becandaan.<br />
<br />
Back to Kata Lucu, perlu kalian ketahui ya kata kata lucu ini membuat saya
terpingkal pingkal setiap kali membacanya. dan usahakan membaca <a href="http://famiblasting.blogspot.com/2012/12/kata-kata-lucu.html" title="Kata Lucu Gokil">kata lucu</a> ini di rumah saja jangan di tempat tempat
umum karena akan sangat beresiko. kalian akan dikira gila oleh orang orang
lantaran tertawa sendiri. #:p berikut kata kata lucunya silahkan disimak.</div>
<div class="MsoNormal">
Kumpulan Kata Kata Lucu Gokil</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Doaku Pagi ini : Ya Tuhan jika dia jodohku dekatkanlah, tapi
kalau dia bukan jodohku.<br />
Temennya juga gak apa apa kok<br />
<br />
Co : Neng, minta tanda tangannya dong<br />
Ce : boleh, dimana bang?<br />
Co : nih, di buku nikah<br />
<br />
Seorang pemulung telah menemukan buku porno dijalan, tiba tiba dibukalah buku
tersebut "Ya Tuhan", "Ya ampun", Ya abissss.<br />
<br />
Budi : Gus, kok motor lo gaada spionnya?<br />
Agus : Iya bro, Sengaja .Gue udah move on, ga mau ngeliat kebelakang
lagi..Sakit hati gue, sakit.<br />
<br />
SELAMAT!!!!!!<br />
andalah pemenang door prize dari pasta gigi!<br />
anda berhak untuk mendapatkan Mercedes Benz..<br />
anda cukup mengirimkan 2 gigi depan anda beserta gusinya<br />
<br />
Peringatan pemerintah : Hati2 THD smua ungkapan cinta dan rayuan lewat sms,
karaa semuanya bohongan kecuali sms dari ku.<br />
<br />
Pintar itu, bisa menguasai matematika, fisika, kimia, bhs inggris DLL | Cerdik
itu, bisa mencontek org yg pintar.<br />
<br />
Sukses dengan single "dimarahin Tuhan" anang-aurel sedang menyiapkan
single terbaru berjudul "dipanggil Tuhan"<br />
<br />
Co : Neng, kenapa ikan asin rasa'y asin<br />
Ce : gak tau bang, Emang kenapa? <br />
Co : karena manisnya udah ada di kamu<br />
Ce : #nelenikanasin<br />
<br />
Kerjaan kamu apa berani lamar anak saya? | Nganggur pak, makanya saya cari
lowongan di hati anak bapak<br />
<br />
Ketika anda lihat setan jangan lah anda takut, takut lah ketika anda sedang
ngaca<br />
<br />
Jika kamu tak mampu meyakinkan dan memukau seseorang dengan kepintaranmu,
bingungkan dia dengan kebodohanmu<br />
<br />
Cintailah tetangga, Tetapi jangan sampai tertangkap basah.<br />
<br />
Km Tau Gak?! BMG : Badan Meteorologi Geofisika, berubah nama jadi OMG setelah
ngeliat paras secerah kamu.<br />
<br />
Nama kamu ga mungkin jadi jawaban quiz, kecuali pertanyaannya "siapa
wanita yang paling cantik?<br />
<br />
Ce : Yank Kita Putus..<br />
Co : Kenapa Say, Sayang sekali Padahal aku Baru Beli Mobil sama Rumah baru Lho<br />
Ce : $_$ Hehehe, Aku Cuma Becanda Kok Say<br />
Co : Dan Aku juga Becanda kok,wkwkwk #GUBRAKK<br />
Ce : #Nelencowoknya<br />
<br />
Hidup itu cuma sebentar, Ngejomblonya yang kelamaan.<br />
<br />
Mau tau isi SMS Nazaruddin kepada SBY ketika tertangkap di Kolumbia?... nah ini
dia isi SMS nya "Pak, saya Nazaruddin., ini no baru saya, tolong kirimi
pulsa 10 ribu., jangan telpon atau sms, saya sedang ada masalah di kantor
polisi Cartagena-Columbia" #ngakak</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kata Kata Lucu Gokil</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tips selamat berkendara :<br />
1. Berhenti saat lampu merah, jalan saat lampu hijau<br />
2. Jgan berkendara sambil joget2<br />
3. Jangan tiduran di jalan<br />
4. Kalau jalannya belok jgan lurus.<br />
<br />
Kenangan indah bersamamu akan ku ingat sampai lupa.<br />
<br />
Setinggi-tingginya burung bangau terbang, akhirnya jadi kecap juga.<br />
<br />
Suatu hari ada angin puting beliung yang dahsyat, rumah2 rata dengan tanah
tetapi anehnya ada sebuah warung yang masih berdiri dengan tegak, setelah di
selidiki ternyata warung itu menjual TOLAK ANGIN pantes aja warungnya gak rubuh<br />
<br />
Manusia VS Cicak<br />
Manusia lagi santai baca koran tiba-tiba Cicak beol tepat mengenai si Manusia.<br />
Sambil marah-marah<br />
Manusia :"Cicak, sialan lu. beol lu kena gue nich !"<br />
Dengan pede cicak menjawab<br />
Cicak :"Manusia, dasar tidak tahu diri. tau gak gue terbeol-beol gini
gara-gara seharian nahan plafon rumah lu ini<br />
biar tidak runtuh !!"<br />
<br />
Sebuah kisah sukses<br />
Dalamalam waktu setahun WARTO dapat sekaligus mendirikan WARTEG,<br />
WARTEL & WARNET.<br />
Tapi WARTI hanya butuh waktu setengah menit dpt "mendirikan" WARTO.<br />
<br />
Andaikan pacaran itu seperti Esia. "Pacar putus? Kami ganti!"<br />
<br />
Co : Neng abang punya tebakan nih<br />
Ce : apaan bang?<br />
Co : Cecak apa yang bisa bikin mati? <br />
Ce : Cecak beracun<br />
Co : Salah..!!<br />
Ce : terus apa dong? <br />
Co : Cecak nafas kalo ngeliat senyum manismu.<br />
Ce : #Keselekcecak<br />
<br />
Untung sekali cinta itu buta. Coba kalo bisa ngelihat? orang jelek pasti ngga
laku. #ups<br />
<br />
Istri : Sayang..make up ini buat aku keliatan jelek ga??? <br />
Suami : Nggak..mukamu kamu itu loh yang membuatmu jelek<br />
<br />
Budi : yah masa tadi disekolah aku dikatain suka sesama jenis. padahal kan aku
ga homo.<br />
bokap : kamu tonjok dong yg ngatain kamu kaya begitu.<br />
Budi : ah ga tega yah. abis yg ngatain aku ganteng bgt tau yah. macho lagi
orangnya.. #maho<br />
<br />
Agus : nek bagi duit dong <br />
Nenek : oh mau jajan ya cu. nih #ngasi duit Rp50<br />
Agus : yaelah nek duit segini dapet apaan.<br />
Nenek : dulu mah pas nenek seumuran kamu duit segitu disupermarket bisa dapet
parfum,coklat toblerone,coklat silverqueen,es krim,ciki, minuman botol 1
liter,sampo, sabun mandi, sabun colek, indomie,sarimie, 1 kotak cococrunch,
susu bubuk, susu kaleng dan masi banyak lagi cu. <br />
Agus : anjrit nek. ampe bisa ngeborong<br />
Nenek : wets iya dong cu. tapi sekarang udah susah cu <br />
Agus : emang kenapa nek <br />
Nenek : iya soalnya disupermarket sekarang udah banyak CCTV<br />
<br />
Udin : hai cantik boleh kenalan.?<br />
Rahma : Boleh<br />
Udin : nama kamu siapa.?<br />
Rahma : Rahma<br />
Udin : Wuidih namanya secantik orangnya<br />
Rahma : Makasih<br />
Udin : kalo boleh tau lengkapnya apa.?<br />
Rahma : RAHMAT SISWANTO<br />
<br />
kamu kalo udah gede nanti mau jadi apa nak.?<br />
pragawati bu. | GA BOLEH.! | yaudah jadi suster aja | KAGA BOLEH JUGA | yaudah
jadi pramugari ya bu | APALAGI ITU. GA BOLEH | ini ga boleh itu ga boleh.
kenapa sih bu.? | *nangis kejer* KAMU ANAK LAKI BAMBAAANG.<br />
<br />
Dulu papaku nyuruh aku sekolah sampai jenjang S3. Setelah ketemu kamu, aku cuma
mau sampe ke jenjang pernikahan<br />
<br />
Ce : bang, boleh minjem namanya ga.?<br />
Co : buat apaan neng.?<br />
Ce : ntar buat dijadiin nama belakang anak-anak kita<br />
<br />
Sedekahnya mbak. Kasiani saya. Saya org susah. | Saya jg org susah pak. | Punya
mobil gt. Susah apaan? | Susah move on. </div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Nah itulah Kata Kata Lucu yang bisa saya berikan disini</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-363889441933142112.post-6369861167146868732013-04-18T16:32:00.000+07:002013-04-18T16:46:59.188+07:00DOWNLOAD SKIN WINAMP KEREN<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><span style="background-color: white;"><br /></span>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves>false</w:TrackMoves>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="https://www.blogger.com/null" name="6684864966965933284"></a><b><a href="http://vmediakom.blogspot.com/2012/12/download-skin-winamp-keren.html" title="Download Skin Winamp Keren">DOWNLOAD SKIN WINAMP KEREN</a></b></span> </div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://vmediakom.blogspot.com/2012/12/download-skin-winamp-keren.html" title="Download Skin Winamp Keren">Download Skin Winamp Keren</a> - Winamp
Player merupakan pemutar musik favorite saya, cukup banyak keunggulan dari
player ini seperti support banyak plug-ins yang dapat anda manfaatkan misalnya
untuk , dan keunggulan lainnya
aplikasi player ini juga support untunload di winamp.com
<br />
Sebenarnya winamp player ini, bukan hanya pemutar musik saja(audio). tetapi
juga video dengan ekstensi file yang didukung(baca: <a href="http://vmediakom.blogspot.com/2012/11/cara-membuka-berbagai-jenis-ekstensi.html" target="_blank">cara membuka berbagai jenis ekstensi file</a>) Nah berikut ini
saya punya beberapa <a href="http://vmediakom.blogspot.com/2012/12/download-skin-winamp-keren.html">skin
winamp keren</a> menurut saya yang perlu anda miliki.
<br />
Yang pertama ini adalah skin winamp bergaya Mac OS tepatnya diadopsi dari tiger
mac os, silahkan klik pada tulisan download dibawah gambar untuk mendownload.</span></div>
<div align="center">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td valign="top"><span style="background-color: white;"><br /></span></td><td valign="top"><span style="background-color: white;"><br /></span></td><td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-yQrQfrfv8qM/UMphpuY7zBI/AAAAAAAABGc/UGZOhV8XPcQ/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren.JPG"><img alt="http://3.bp.blogspot.com/-yQrQfrfv8qM/UMphpuY7zBI/AAAAAAAABGc/UGZOhV8XPcQ/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren.JPG" class="decoded" src="http://3.bp.blogspot.com/-yQrQfrfv8qM/UMphpuY7zBI/AAAAAAAABGc/UGZOhV8XPcQ/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren.JPG" /></a></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td valign="top"><span style="background-color: white;"><br /></span></td><td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://www.winamp.com/skins/download/222199">DOWNLOAD</a></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;">Berikutnya yang kedua, skin kedua ini lebih bergaya klasik
yang di dominasi warna hitam dan hijau seperti yang anda lihat pada preview
gambar dibawah ini. nama skinnya Chemical Reaction(Green).</span></div>
<div align="center">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-2Vd0Bwm3EE4/UMpk7hRbnHI/AAAAAAAABHE/Z1NWhxsR6KM/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren+Terbaru.png"><img alt="http://1.bp.blogspot.com/-2Vd0Bwm3EE4/UMpk7hRbnHI/AAAAAAAABHE/Z1NWhxsR6KM/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren+Terbaru.png" class="decoded" src="http://1.bp.blogspot.com/-2Vd0Bwm3EE4/UMpk7hRbnHI/AAAAAAAABHE/Z1NWhxsR6KM/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren+Terbaru.png" /></a></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://www.winamp.com/skins/download/222196">DOWNLOAD</a></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;">Skin ketiga dari <a href="http://vmediakom.blogspot.com/2012/12/download-skin-winamp-keren.html">skin
winamp keren</a> kesukaan saya yaitu skin yang mirip dengan windows media
player pada microsoft windows.</span></div>
<div align="center">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-oYNCpB7vNYg/UMpnd6DUWGI/AAAAAAAABHM/vEwdaJ-E7VY/s1600/Download+Skin+Winamp.png"><img alt="http://1.bp.blogspot.com/-oYNCpB7vNYg/UMpnd6DUWGI/AAAAAAAABHM/vEwdaJ-E7VY/s1600/Download+Skin+Winamp.png" class="decoded" src="http://1.bp.blogspot.com/-oYNCpB7vNYg/UMpnd6DUWGI/AAAAAAAABHM/vEwdaJ-E7VY/s1600/Download+Skin+Winamp.png" /></a></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://www.winamp.com/skins/download/197688">DOWNLOAD</a></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;">Skin winamp selanjutnya dari kategori cool devices, skin ini
di beri nama Cyclop VX-1. preview seperti gambar dibawah ini.</span></div>
<div align="center">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-xAs07wlfNZk/UMppKASDlmI/AAAAAAAABH0/QjizFsCQZ5Q/s1600/untitled.JPG"><img alt="http://4.bp.blogspot.com/-xAs07wlfNZk/UMppKASDlmI/AAAAAAAABH0/QjizFsCQZ5Q/s1600/untitled.JPG" class="decoded" src="http://4.bp.blogspot.com/-xAs07wlfNZk/UMppKASDlmI/AAAAAAAABH0/QjizFsCQZ5Q/s1600/untitled.JPG" /></a></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://www.winamp.com/skins/download/222597">DOWNLOAD</a></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;">Sebentar lagi hari raya natal, sepertinya skin berikut ini
cocok buat anda yang merayakan. lihat saja tampilannya bergaya hari natal.</span></div>
<div align="center">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-hRFd8o-wF9w/UMpqiW4pxGI/AAAAAAAABH8/wy_DKw1arA0/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren.png"><img alt="http://4.bp.blogspot.com/-hRFd8o-wF9w/UMpqiW4pxGI/AAAAAAAABH8/wy_DKw1arA0/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren.png" class="decoded" src="http://4.bp.blogspot.com/-hRFd8o-wF9w/UMpqiW4pxGI/AAAAAAAABH8/wy_DKw1arA0/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren.png" /></a></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://www.winamp.com/skins/download/222420">DOWNLOAD</a></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;">Lanjut lagi, berikutnya dua skin terakhir yang patut anda
punya.</span></div>
<div align="center">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-tw4sp2JX73g/UMprxgFl2pI/AAAAAAAABIE/lY8SiDEH4DA/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren+Terbaru.png.png"><span style="text-decoration: none;"><span style="mso-ignore: vglayout;"><br /></span></span></a></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://www.winamp.com/skins/download/222443"><img alt="http://4.bp.blogspot.com/-tw4sp2JX73g/UMprxgFl2pI/AAAAAAAABIE/lY8SiDEH4DA/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren+Terbaru.png.png" class="decoded" src="http://4.bp.blogspot.com/-tw4sp2JX73g/UMprxgFl2pI/AAAAAAAABIE/lY8SiDEH4DA/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren+Terbaru.png.png" />DOWNLOAD</a></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div align="center">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="height: 207px; width: 333px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-larTPAwMNnY/UMps9O6yv2I/AAAAAAAABIM/vV4_I4ISB7o/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren+Terbaru.png"><img alt="http://2.bp.blogspot.com/-larTPAwMNnY/UMps9O6yv2I/AAAAAAAABIM/vV4_I4ISB7o/s1600/Download+Skin+Winamp+Keren+Terbaru.png" class="decoded" src="http://2.bp.blogspot.com/-larTPAwMNnY/UMps9O6yv2I/AAAAAAAABIM/vV4_I4ISB7o/s400/Download+Skin+Winamp+Keren+Terbaru.png" height="174" width="400" /></a></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><a href="http://www.winamp.com/skins/download/222431">DOWNLOAD</a></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;">Itu saja <a href="http://vmediakom.blogspot.com/2012/12/download-skin-winamp-keren.html">7
skin winamp keren</a> yang biasa saya gunakan, jika anda suka. silahkan
download pada link yang saya berikan di masing masing <a href="http://vmediakom.blogspot.com/" target="_blank">skin winamp</a> diatas! </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15374518520016196651noreply@blogger.com0